Bara sengaja membawa Via ke ruang tamu depan, di mana tidak ada banyak barang yang penting. Kalaupun tangan Via gatal ingin mengoprek barang, silakan saja. Bara tidak akan keberatan sekalipun Via memecahkan vas bunga.
Mbak Nis yang pengertian, membawa camilan dan minuman ringan ke ruang tamu dengan sebuah baki di tangannya.
"Silakan dicicipi dulu kue-kuenya, Neng," ujar Mbak Nis ramah.
"Makasih ya, Bi," kata Via.
Lalu Mbak Nis pun berlalu. Bara langsung saja ingin mengkoreksi gadis itu. "Panggilnya mbak aja."
"Oh, maaf. Aku gak tau."
Via yang tadinya ceria, sekarang jadi agak murung. Sepertinya, tadi Bara berkata terlalu keras padanya. Semoga saja Via tidak sakit hati padanya.
"Via, sebentar ya. Aku mau telepon dulu. Kamu diem aja di sini. Kue-kuenya dicobain; itu buatan Mbak Nis. Enak."
Via mengangguk. "Iya, Bara."