Bara sempat berpikir untuk berkunjung ke rumahnya ibunya di Yogyakarta. Jadi, ia mengeluarkan koper kecilnya dan mulai mengisinya dengan baju.
Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Mas Bara, permisi ini ada—"
"Bara! Bukain dong pintunya!" seru Via dari luar kamarnya.
"Astaga!" Bara mendecak kesal sambil mengeluh.
"Bara!" seru Via lagi. "Main yuk!"
Via berseru seperti anak kecil yang mengajak main tetangganya. Bara berjalan untuk membuka pintunya. Segera saja ia disambut oleh senyuman manis Via. Tangannya yang terkepal tampak seperti yang hendak mengetuk pintu.
Via masih mengenakan seragam SMA. Sebuah tas gendong kecil berwarna ungu tersangkut di punggungnya.
Mbak Romlah mengangguk dan kemudian meninggalkan mereka berdua. Lalu Bara menatap Via dengan wajah masam. Ia harus terlihat galak dan sedikit berwibawa supaya Via menjaga sikapnya.
"Ngapain kamu—"