Pradita mendorong wajah Danu menjauh. Telinga Danu terasa sakit sekali karena jeweran Pradita yang super barbar.
"Sakit, Acoy!" seru Danu sambil mengusap-usap kupingnya yang berdenyut-denyut.
"Lagian lu mah ada-ada aja. Cara lu tuh gak bagus, tau gak? Kalau lu masih suka sama si Arini, ya lu tembak aja langsung! Jujur sama perasaan lu sendiri! Gak usah pake cara picik, bejat kayak gitu. Malu-maluin aja lu."
"Halah, kan lu juga akhirnya kepincut sama si Bara karena cara bejat itu," sindir Danu yang tidak mau disalahkan.
Pradita memicingkan matanya ke arah Danu. "Lu nyindir gua, Cuk?"
"Bukan gitu maksud gua," ujar Danu. "Gua kan cuman ngomong apa adanya. Tapi kan, emang bener lu akhirnya jatuh cinta sama si Bara kan."
"Jadi, lu emang beneran suka sama si Ayuna?" Pradita menoleh menatapnya dengan mata yang memandangnya serius.
"Kalau suka kenapa?"