Langit masih tampak suram. Udara dingin membuat Pradita bergidik sedikit. Ia jadi ingat saat ia melakukan reat-reat di kelas sebelas. Waktu itu, ia dan teman-temannya berkumpul di sekolah di pagi hari.
Ia dan Bara masih berpacaran waktu itu. Ketika semua orang naik bus bersama teman-teman yang lain, Pradita dan Bara naik mobil pribadi bersama teman-teman Bara. Pradita tidak akan melupakan momen indah itu.
Ya, semua itu kini menjadi kenangan yang tak terlupakan. Andai saja, ia bisa mengulang masa-masa indah bersama Bara, maka ia ingin kembali ke saat ia dan Bara berada di kantin dan mereka makan sambil mengobrol seru.
Bahkan tidak hanya momen makan saja, Pradita menganggap bahwa semua yang ia lalui bersama Bara itu adalah sesuatu yang indah. Sayang sekali jika mereka harus putus karena Pradita terlanjur sakit hati.
Pradita bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang Bara lakukan saat ini. Tiba-tiba, sebuah tepukan di bahu membuatnya terkejut.