"Biar gua yang nulis nama kita," ucap Iwan penuh semangat.
"Itu mah gampang lah." Fauzi menggerakkan tangannya. "Nanti aja pas kita udah ke kamar. Sekarang, kita cari dulu kamarnya yang mana. Kemon!" ajak Fauzi.
"Kamar berapa sih?" tanya Iwan.
"Kamar 303," jawab Wahyu. "Ayo, Anak Buah. Mari kita menuju ke kamar kita."
"Baik, Pak Ketua," ujar Fauzi. "Ketua mafia."
Iwan dan Bara langsung meledak tertawa.
"Ketua gangster dia mah," sahut Iwan.
"Emang cocok lah si Wahyu jadi ketua," kata Bara menambahkan.
Iwan langsung mendesis. "Diem lu. Seharusnya lu tuh yang jadi ketua. Kan lu rajanya playboy."
"Eh, sialan lu! Kagak! Gua mah gak playboy ya!" tukas Bara tegas.
"Heem lah. Iyahin aja, biar cepet," ujar Fauzi. "Coba liat di antara kita, siapa lagi yang laku? Gak ada kan."
Iwan dan Wahyu menggeleng sambil memasang wajah masam. "Gak ada."
"Ya udah. Emang dia doang yang laku." Fauzi mengatakannya dengan penuh kegetiran. Bara malah jadi ingin tertawa keras.