Tentu saja, semalam ia tidak bisa tidur nyenyak gara-gara ciuman itu. Pagi-pagi sekali, ia harus sudah bangun dan Pralinka bersikeras supaya ia mengenakan bedak di mukanya yang katanya kucel.
Jadi, istirahat tadi sore itu sama sekali tidak ada apa-apanya.
"Yank, kamu udah ngantuk ya."
"Uhm, gak juga."
"Yank, tahu gak, tadi sore aku sempet ketemu sama pacarnya om aku," kata Bara.
Pradita terkejut. Ia tak menyangka jika Bara mau bercerita tentang kehidupan pribadinya. "Oh ya? Terus gimana? Apa dia cantik?"
"Mukanya sih cantikan kamu lah, tapi ya gitu deh. Cewek itu ternyata genit banget. Aku jadi takut deket-deket sama dia. Ih, amit-amit deh. Om aku pacaran sama cewek kayak gitu."
Pradita membayangkan Bara bergidik di seberang sana. Ia jadi ingin tertawa.
"Emangnya kamu diapain sama cewek itu?"
"Ya, gitulah. Dia ngajak ngomong, terus genit-genit gitu deh. Pokoknya aku illfeel banget sama cewek itu."
"Dia masih muda apa udah tante-tante?" tanya Pradita penasaran.