"Gak sih. Paling juga SMS-an."
Desta mengangguk. "Kayaknya kalian itu pasangan yang cocok banget ya."
"Hah? Ngaco!" Pradita tertawa histeris. "Gak lah. Gua sama dia mah gak jelas. Bentar lagi juga nanti putus."
"Loh! Kamu kok ngomongnya gitu sih?"
Pradita menghentikan langkahnya. "Ngomong-ngomong, kenapa sih cowok-cowok kalo ngomong sama cewek suka pake aku kamu? Perasaan cuman gua sama Danu doang yang ngobrolnya santei."
Desta menyeringai. "Jadi kamu keberatan? Eh … lu gitu?"
"Ya lah. Kita kan seumuran."
"Gak dong," tolak Desta. "Lu kan lebih tua setahun dari gua. Sama kayak Kak Danu. Oh iya, tau gak? Dulu ya, waktu Kak Danu usia enam bulan, mama gua tuh hamil gua. Makanya gua sama Kak Danu cuman beda setahun."
"Oh, ya ampun. Si Danu aja gak pernah cerita soal gitu ke gua."
Akhirnya, mereka pun tiba di depan gerbang sekolah dan berdiri di sana sambil menunggu angkot yang lewat. Setelah menemukan angkot yang agak bagus, mereka pun naik ke sana.