"Eh, eh, kenapa lu tarik-tarik gua?!" seru Pradita.
"Ayo kita makan di kantin. Habis waktu nih. Aku keburu laper. Nanti keburu bel lagi," gerutu Bara dengan sikap yang galak, tapi kok malah membuat jantung Pradita melompat kegirangan ya?
Pradita hanya bisa menurut untuk mengikuti langkah Bara yang cepat. Tubuhnya yang tinggi membuat Pradita harus mendongak untuk melihat wajahnya yang tampak judes. Jarang-jarang Bara judes padanya.
Tiba di kantin, Bara langsung memesan nasi soto ayam dua porsi plus nasi tambahan. Lalu ia juga membeli batagor dan es lemon tea.
"Ayo makan," perintahnya.
Pradita tidak segera makan, padahal sang monster sudah menjerit dan mencakar-cakar perutnya. Ia mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan tiga lembar seribuan itu pada Bara.
"Apa ini?"
"Ya duit," jawab Pradita sambil menyodorkan uang itu ke tangan Bara.
"Gak mau ah!" tolak Bara sambil mendorong tangan Pradita.