Download App
63.29% Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 50: 5.15 - Perpisahan

Chapter 50: 5.15 - Perpisahan

Setelah makan siang Seira dan Keira lalu bermain sebentar dengan Big Brown sebelum tidur siang. 

Setelah mandi sore, Vex lalu mengajak Seira, Keira dan Big Brown bermain membuat piramida menggunakan kartu remi sembari menunggu waktu makan malam tiba.

Untuk makan malam, berdasarkan permintaan Seira dan Keira, Vex memesan tumisan rebung dengan jamur dan udang, dadar gulung ala Sichuan, salad mangga muda dan nasi ayam ala Hongkong. Sepertinya pola menu Seira dan Keira sangat terpengaruh oleh Lan Yan'er.

Setelah makan malam, permainan membuat piramida kembali dilanjutkan hingga pukul 9, lalu setelah memastikan Seira dan Keira gosok gigi dan mengenakan popok, Vex segera menggiring mereka naik ke atas ranjang.

Seira dan Keira dengan mudah terlelap. Namun pada dini hari, Vex terbangun dan mendapati Seira tidak ada di ranjang. Setelah membetulkan selimut Keira, Vex lalu keluar dari kamar.

Di ruang tengah yang remang-remang, ia mendapati Seira sedang duduk di salah sudut sambil terisak, sementara Big Brown mengusap-ngusapkan kepalanya ke lengan Seira dengan lembut.

Ini adalah pertama kalinya Vex melihat anak perempuan berumur enam tahun terisak di tengah malam di ruang yang remang-remang. Jadi ia sedikit merasakan kejanggalan di hatinya.

Meski begitu tanpa ragu Vex menghampiri Seira, yang segera mengelap air mata di pipinya dan menyembunyikan foto yang sedang diamatinya.

Vex duduk di samping Seira sebelum berkata.

"Apakah kau merindukan ayahmu?"

Seira mengangguk kecil sebelum berkata.

"Seira seringkali bermimpi Daddy pulang, tapi sebelum Seira dan Keira dapat memeluknya Seira sudah terbangun terlebih dahulu."

Orang dewasa pun kadang sulit menerima kenyataan kalau mereka tidak bisa lagi bertemu dengan orang yang mereka sayangi. Sedangkan untuk anak kecil, bisa jadi mereka tidak terlalu menyadari betapa menyakitkan hal tersebut atau rasa sakit yang mereka rasakan justru jauh lebih kuat.

Sayangnya, Keira ada di kelompok anak-anak malang yang menyadari betapa menyakitkannya kehilangan orang yang mereka sayangi.

"Lucan, jangan beritahu Big Sis Lan kalau Seira menangis karena kangen dengan Daddy."

"Tentu saja."

Vex lalu termenung untuk beberapa lama sebelum berkata.

"Well, bicara tentang masalah kangen dengan seseorang, aku jadi teringat dengan anak perempuanku."

"Lucan, kau memiliki seorang anak perempuan?"

"Ya, dan sayangnya karena sebuah kesalahan fatal kini aku tidak bisa menemuinya lagi."

Vex menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Kadang aku juga memimpikan Nicole saat merindukannya, dan saat terbangun aku akan merasakan sesak di dadaku yang tidak akan hilang jika aku tidak menangis. Jadi pada malam hari kadang aku menangis sendirian di atas ranjang, di meja makan atau di kamar mandi."

Seira memandang Vex sambil memiringkan kepala mungilnya sebelum berkata.

"Lucan, kau juga sering menangis?"

"Yeah, dan sebagai informasi, di dunia ini ada banyak orang dewasa yang sering menangis sendirian. Seorang yang sangat bijak juga pernah berkata kalau orang yang tidak pernah menangis sendirian adalah orang yang tidak memahami lubuk hatinya yang paling dalam."

Seira mengangguk-angguk kecil sebelum berkata.

"Lucan, apakah Daddy baik-baik saja di surga sana?"

Sejujurnya, Vex tidak tahu dengan pasti. Meski begitu ia tetap menjawab dengan mantap.

"Aku yakin ia baik-baik saja. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkannya."

Karena Seira sepertinya sudah agak tenang, Vex segera mengambil inisiatif untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Bisakah kau beritahu aku, kenapa kau dan Keira sangat menyukai Big Brown?"

"Sebelum Daddy pergi ke Dataran Berril, ia berjanji kalau saat kembali nanti ia akan membeli anjing untuk menemani kami bermain."

Jantung Vex berdesir kencang saat ia sadar kalau ia baru saja menggiring Seira ke topik ingin ia hindari. Beruntung hati Seira sepertinya sudah keluar dari suasana sendu, dan terlebih lagi ia juga mendapatkan info krusial kalau Big Brown adalah jembatan untuk menguatkan ingatan terakhir Seira dan Keira akan ayah mereka.

Dengan kalem Vex lalu berkata.

"Kau dan Keira bisa membawa Big Brown kemanapun kalian pergi jika mau."

Vex mengira Seira akan bersorak saat mendengar tawarannya, tapi anak tersebut justru tertunduk sebelum berkata lirih.

"Kami tidak bisa membawa Big Brown pulang. Big Sis Lan takut dengan anjing karena waktu kecil ia pernah digigit seekor anjing."

Secara reflek Vex tersenyum dari telinga ke telinga karena kesempatan untuk mengadopsi Seira dan Keira kini menjadi semakin besar.

"Lucan. . ."

"Yeah."

"Apakah Seira dan Keira harus kembali ke California dan tinggal bersama Jessie?"

Ini adalah kedua kalinya Vex mendengar nama Jessie, dan samar-samar ia bisa menebak identitas wanita tersebut.

 

"Apakah kalian tidak ingin tinggal dengan Jessie?"

"Yeah, Jessie selalu marah-marah dan melarang Seira dan Keira bermain di taman. Ia juga pernah tidak pulang selama tiga hari dan meninggalkan kami sendirian di apartemen. Jadi Daddy menjemput kami secara diam-diam dan membawa kami kemari. Selain itu Daddy dimakamkan di sini, jadi Seira dan Keira tidak mau meninggalkan Daddy sendirian. Tinggal bersama Big Sis Lan juga sangat menyenangkan."

Mendung hitam untuk sesaat menghiasi wajah Vex saat ia mendengar Seira dan Keira sangat bahagia tinggal bersama Lan Yan'er. Meski begitu ia tidak berniat mempengaruhi preferensi Seira dan dengan lembut berkata.

"Sejujurnya, kalian tidak perlu mengkhawatirkan Jessie. Kalian juga bisa tinggal di sini selama yang kalian inginkan."

Seira mengangguk-angguk kecil sementara Vex melanjutkan.

"Malam masih panjang, jadi sebaiknya kita kembali tidur."

"Mhm."

Dengan natural Seira naik ke dalam gendongan Vex. Sementara Big Brown yang biasanya tidur di sofa entah kenapa mengikuti Vex dan Seira lalu membaringkan diri di samping ranjang.

Dalam perjalanan menuju kamar Vex sempat melihat pantulan NVG pada salah satu jendela Barak Elemen QRF yang ada di seberang mini-cottage 01.

Namun ia menunggu hingga Seira terlelap sebelum meradio kepala pengawalnya.

"Grim, siapa amatir yang mengawasi kamarku dari Barak QRF, lantai 2, ketiga dari dari kiri?"

[Letnan Lan Yan'er dan seorang kapten wanita dari Polisi Militer, Sir. Lima anggota Polisi Militer juga terlihat di lobi Barak QRF. Mereka sudah ada di sana sejak sore tadi. Apakah Anda ingin saya menegur mereka?]

"Tidak perlu, acuhkan saja orang-orang kurang kerjaan tersebut."

[Dimengerti]

- - - - -

Kamar 0203, Barak Elemen QRF

Pukul 0730, 22 Agustus 2025

Personel elemen QRF dirotasi dalam kelompok-kelompok kecil setiap 4 hari, jadi Barak Element QRF didesain dengan konsep minimalist. Setiap kamar mampu menampung 9-18 personel, tergantung dari unit yang menempati, dengan perabotan yang terdiri dari ranjang besi lipat dengan alas matras, dan lemari pakaian dari kain dengan rangka yang juga bisa dilipat.

Semua elemen dari Harley Quine yang terlibat dalam Operasi Gemini memang sudah dipulangkan, namun lebih dari setengah elemen QRF di Magwurt City masih berada di Benteng Cambia. Jadi saat ini ada banyak kamar kosong di Barak QRF, dan karena Lan Yan'er mengenal baik Mayor penanggung jawab Barak Elemen QRF, maka dengan mudah ia mendapat akses ke kamar yang menghadap ke mini-cottage 01.

Semalam, Lan Yan'er mengawasi mini-cottage 01 layaknya petani mengawasi musang. Namun beruntung hal yang ia khawatirkan tidak terjadi.

Lan Yan'er rela mengambil langkah yang cukup ekstrim demi memastikan kelayakan Vex dalam mengadopsi Seira dan Keira karena ia tidak berhasil mendapatkan profile milik Vex.

Nate dari IDG adalah salah satu penggemar fanatik Lan Yan'er yang hampir rela melakukan apapun untuk membuktikan ketulusannya. Meski begitu Nate tetap tidak bisa memberikan profile milik Vex. Jawaban yang diberikan Nate adalah.

"XO tidak memiliki profile."

Jawaban Nate membuat Lan Yan'er menarik beberapa kesimpulan, dan salah satunya adalah: 'Ada kemungkinan Vex memiliki catatan kriminal berat yang dapat mempengaruhi wibawa TF Amethyst.'

Perlahan-lahan Lan Yan'er membuka matanya yang masih mengantuk, namun ia sama sekali tidak memiliki niat untuk bangun. Semalam ia mengawasi mini-cottage 01 hingga jam lima pagi, jadi ia memutuskan baru akan bangun siang nanti. Toh, hingga besok ia masih cuti. 

Namun begitu ia membalikan badan, tatapan Lan Yan'er disambut oleh  Seira dan Keira yang sedang bermain ular tangga dengan sesenyap mungkin di ranjang sebelah. 

Dilihat dari pakaian mereka, sepertinya Seira dan Keira sudah mandi dan mungkin sekali juga sudah sarapan. 

Lan Yan'er segera bangkit duduk.

"Dimana XO?"

Seira segera menjawab.

"Lucan pergi ke Markas Amethyst Merchant karena ada panggilan mendesak."

Lan Yan'er mengangguk sebelum kembali bertanya.

"Apakah kalian sudah sarapan?"

"Sudah, dan kami membawa sandwich tuna-mayo dan teh kotak untuk Big Sis."

"Terima kasih."

Sambil tersenyum lembut Lan Yan'er menerima paper-bag yang disodorkan Seira, lalu dengan riang ia segera menikmati isinya.

- - - - -

Wisma Konseling, Komplek Element QRF.

Pukul 1030, 22 Agustus 2025

Selama lebih dari tiga jam, Vex dan petinggi TF Amethyst membicarakan situasi terbaru di ujung selatan South East Triangle yang membutuhkan perhatian lebih. Meski Vex tidak menyukainya, mau tidak mau ia harus mengakui pertemuan tersebut telah menyadarkannya kalau ia bukanlah figur yang ideal untuk mengadopsi Seira dan Keira.

Sebagai orang yang menduduki posisi kedua tertinggi di TF Amethyst, bisa dibilang Vex harus menyerahkan 85% waktu yang dimilikinya untuk TF Amethyst. Sedangkan 15% waktu yang tersisa tidak akan cukup untuk memastikan Seira dan Keira tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Meski sebagian dirinya tidak rela, pada akhirnya Vex mengeraskan hatinya.

"Letnan Lan, kurasa kau harus mencoret diriku dari daftar calon orang tua asuh untuk Seira dan Keira. Aku harus pergi ke ujung selatan South East Triangle secepatnya dan tidak tahu kapan akan kembali."

Untuk beberapa lama Lan Yan'er terbengong memandang Vex sebelum berkata.

"XO, sadarkah dirimu kalau kau adalah satu-satunya calon potensial untuk menjadi orang tua asuh bagi Seira dan Keira. Kau adalah satu-satunya orang yang berhasil membuat Seira dan Keira tertawa lepas sejak mereka kehilangan ayahnya, dan mereka juga tidak menolak saat aku menitipkan mereka kepadamu."

"Letnan Lan, tidakah kau sadar kalau kau juga calon potensial untuk mengasuh Seira dan Keira."

Melihat tanda tanya besar muncul di dahi Lan Yan'er, Vex segera melanjutkan.

"Seira berkata kepadaku kalau ia dan Keira sangat gembira tinggal bersamamu. Di saat yang sama mereka juga sangat khawatir kalau mereka harus kembali ke California dan harus tinggal bersama ibu mereka."

". . ."

"Selain itu yang membuat Seira dan Keira tertawa lepas adalah Big Brown, bukan diriku. Sebelum Specialist Hebert pergi ke Dataran Berril ia berjanji akan membelikan Siera dan Keira seekor anjing. Namun sayangnya Specialist Hebert tidak pernah kembali untuk memenuhi janjinya. Jadi di dalam hati Seira dan Keira ada lubang yang kebetulan bisa ditutup oleh Big Brown. Saat mereka pergi mencariku, yang mereka cari sebenarnya adalah Big Brown."

Vex mendesah dalam diam sebelum melanjutkan dengan suara lirih.

"Sedangkan  bagiku, mereka hanyalah sarana untuk memproyeksikan kerinduan dan kasih sayangku kepada anak perempuanku."

Lan Yan'er mengetuk-ketukan jarinya ke atas meja sebelum berkata.

"Aku tidak tahu apakah yang kau katakan adalah hal yang sesungguhnya atau hanya sekedar alasan masuk akal, yang aku tahu aku tidak bisa memaksamu menjadi orang tua asuh bagi Seira dan Keira, tapi setidaknya kau harus menyerahkan Big Brown kepadaku."

"Aku dengar kau takut kepada anjing. Jadi apakah kau yakin dengan permintaanmu? Karena aku bisa menitipkan Big Brown pada Letkol. Slane agar Seira dan Keira tetap bisa bermain dengannya."

Lan Yan'er hening untuk beberapa lama sebelum akhirnya menarik nafas dalam-dalam.

"Untuk Seira dan Keira aku siap melakukan apapun. Sedangkan untukmu XO, aku berharap kau tidak keberatan untuk meninggalkan Seira dan Keira tanpa berpamitan. Karena jika kau berpamitan dengan mereka dan ternyata kau tidak kembali, maka pukulan yang diterima Seira dan Keira akan sangat berat."

Rasa sesak memenuhi dada Vex, karena ia sudah berniat untuk membawa Seira dan Keira makan siang sebelum ia meninggalkan Magwurt City. Namun pada akhirnya Vex berhasil mengeraskan hatinya.

"Dimengerti, tapi kumohon jangan beri Seira dan Keira alasan yang akan membuat mereka membenciku."

Setelah Lan Yan'er mengangguk kecil, Vex lalu menghampiri jendela dan memandang Seira dan Keira yang sedang bermain frisbee dengan Big Brown sambil tergelak riang, dan tanpa ia sadari sebuah nostalgia memasuki benaknya.

Ada saatnya dimana Vex dengan gembira makan malam dengan Yumiko dan Nicole, namun dua jam kemudian ia mendapat panggilan untuk menjalankan misi dan baru pulang seminggu kemudian dengan tubuh yang sangat letih dan kadang bahkan dihiasi luka tembak.

Di dalam hati Vex mulai bertanya-tanya, bagaimana Yumiko bisa memiliki kekuatan untuk hidup bersamanya hingga beberapa tahun tanpa pernah sekalipun mengeluh. Namun pada akhirnya Vex sadar ia sebaiknya tidak lagi memikirkan kehidupan lamanya dengan Yumiko dan Nicole karena ia yakin kini mereka justru hidup lebih bahagia tanpa dirinya.

Di saat yang sama, entah bagaimana Lan Yan'er menangkap kesenduan yang menyelimuti hati Vex. Ia lalu menghampiri Vex dan berkata.

"Sungguh luar biasa dalam waktu yang sangat singkat kau bisa menyadari perasaanmu terhadap Seira dan Keira hanyalah sebuah pantulan. Namun hal tersebut tidak seburuk yang biasa ditunjukan dalam film melodrama."

". . ."

"Bisa dibilang sebagian besar sentimen di hati manusia adalah sebuah pantulan dari sentimen terhadap orang lain. Hanya saja mereka tidak menyadarinya atau mau mengakuinya. Padahal pintu untuk menjalin relasi yang lebih dalam diawali dengan pengakuan dan kesadaran bahwa sentimen yang mereka rasakan tidak sepenuhnya murni, namun tercampur dengan ego, motif dan berbagai hal negatif lainnya."

". . ."

"Jadi XO, untuk ke depannya jika kau memiliki waktu untuk bermain dengan Seira dan Keira, jangan ragu untuk melakukannya."

"Tentu saja."

Jawab Vex mantap sementara tangannya terkepal keras-keras.   

'Aku pasti akan kembali untuk bermain dengan mereka.'

*****


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C50
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login