"perhatikan semua yang ada di ruangan ini sesuka mu."
Carlo menegakkan postur tubuhnya, merapatkan kedua kaki serta melekukkan sedikit alis agar Violet menyadari bahwa ia sudah siap untuk mulai berbicara.
"aku berterimakasih karena kau telah bersedia mengikuti ku kemari, rileks kan saja dirimu, pembicaraan ini hanya menyangkut topik ringan yang harus ku diskusikan dengan mu sesegera mungkin."
"katakan saja sekarang, kau tidak perlu berpikir keras untuk menyusun kata pembuka, jelas kau yang harus rileks disini," sahut Violet santai.
mendekatkan diri pada Violet, Carlo mengambil ancang-ancang untuk mengucapkan beberapa kalimat, tetapi kata-katanya seolah tertahan ketika arah pandangannya justru jatuh kepada sesosok bayi kecil yang tampak nyaman berada di pelukan Violet. Carlo seakan kehilangan kemampuannya untuk berujar, ia berdiri mematung dengan debaran jantung yang menggebu terlalu cepat.
ada secercah dalam sudut hatinya yang berkeinginan untuk sekedar mengelus ubun-ubun kepala Kevyan dengan lembut, Carlo tersentuh, ia mendapati bahwa ini adalah kali pertamanya ia menatap anak kecil nan rapuh itu dengan jelas, dan hal itu sukses membuatnya luluh saat matanya beradu secara tidak sengaja dengan kedua iris Kevyan yang terlihat sama persisi seperti yang dimiliki oleh Elva.
"jadi?"
tersadar oleh dilema yang sempat menguasainya sesaat, Carlo melirik Violet yang sudah lebih dulu memandangnya dengan ekspresi yang tidak begitu bersahabat.
berdehem ringan, pria dengan usia dua tahun di bawah Violet itu menelan sedikit Saliva agar kerongkongannya yang tidak kering itu terbasahi, itu semata-mata ia lakukan atas bentuk salah tingkahnya pada Violet.
"beberapa waktu yang lalu, Kerajaan Ettheria telah mengusulkan kerja sama antara Ettheria dan Theovelt, kerja sama tersebut didasari oleh rasa damai agar hubungan kedua kerajaan dapat menjadi lebih erat, karena aku yakin bahwa Theovelt adalah salah satu kerajaan yang dapat memengaruhi sistem pemerintahan di Ettheria di tahun-tahun kedepannya. Theovelt adalah kerajaan yang telah berkembang maju dan sudah diakui oleh seluruh penjuru dunia, pengakuan itu didapat bahkan ketika Raja dari kerajaan Theovelt itu sendiri tak perlu menunjukkan betapa besar kekuasaannya. sudah lebih dari jelas bahwa Theovelt dapat menjamin kesejahteraan bagi kerajaan yang dapat menjalin hubungan perdamaian dengan Theovelt itu sendiri."
menyimak dengan seksama, kedua alis Violet ikut mengernyit sembari menimbang-nimbang makna tersirat dari perkataan Carlo. walau tanpa dapat dipungkiri, Violet sendiri juga awalnya terkejut ketika Carlo menyebutkan kata 'Theovelt'
"lantas apa hubungan diplomatik kedua kerajaan yang kau maksud memiliki sangkut paut terhadapku?"
"sebelum itu, aku akan jelaskan kepadamu, bahwa Ettheria dan Theovelt telah menyepakati adanya pertukaran budaya dari kedua kerajaan yang termasuk dari beberapa anggota kerajaan seperti penasihat, pendeta, menteri, juga selir. Theovelt telah menyumbangkan anak emas mereka untuk memasuki Ettheria, Raja Aldridge juga tak tanggung-tanggung memberitakan akan membangun Harem di sudut bagian istana Ettheria--"
"mengapa kau begitu antusias? apa karena Harem? hanya karena itu? lantas kau menyeret aku masuk ke urusan politik seperti ini?"
"bisakah kau mendengarkan ku sampai selesai? aku bahkan belum menjelaskan poin utama yang harus kau setujui."
"maka jelaskan, apa kau tidak lihat anakku sudah bergerak tak nyaman? aku harus menidurkannya."
bungkam, Carlo menelisik ke arah raut wajah Violet yang sudah merah padam, entah mengapa hatinya serasa tercubit hingga menciptakan rasa sakit tak kasat mata.