Nafas keduanya tersengal ketika ciuman itu terlepas. Sorot mata saling menyilau hasrat tertahan. Tak ingin lepas kendali segera menjauhkan Calista dari jangkauannya sementara Calista tampak kikuk dalam menyiapkan menu makan malam.
Sepanjang acara makan malam tak ada yang saling membuka suara. Keduanya memilih diam akan tetapi tidak dengan tatapan matanya yang terus saja mencuri – curi pandang.
"Besok pagi aku akan menjemputmu."
"Tidak perlu aku bisa berangkat sendiri naik taxi selama mobilku masih di bengkel."
"Aku tidak suka penolakan! Sebagai kekasih ku kau harus menuruti semua perintah ku!"
"Bukan berarti kau berkuasa atas diriku."
"Berkuasa untuk kebaikanmu, ku rasa tak jadi masalah."
"Tapi, buat ku itu masalah besar. Aku tidak suka di atur, di kekang dengan peraturan. Aku perlu kebebasan."
Hallo, kalian masih setia nunggu? Terima kasih ya! Selalu dukung aku dengan memberikan power stone dan saran supaya cerita ini lebih baik.