liburan singkat mereka pun akhirnya selesai, bukan hanya arial yang merasa senang tapi grietta terlihat bahagia, kini mereka pun sudah sampai san fransisco, dan dalam perjalanan pulang ke rumah grietta, sebenarnya keluarga grietta ingin menjemput tapi tidak diijinkan grietta dan alhasil mereka pun hanya bisa menunggu di rumah saja
hampir setengah jam perjalanan dari bandara menuju rumah om gading, dan mereka pun sampai, grietta turun lebih dulu disusul arial yang langsung menurunkan beberapa koper berisi oleh-oleh yang mereka beli, dan benar saja belum sempat grietta memencet bel ibunya sudah terlebih dahulu membuka pintu "griettaa..." ibu rienne pun langsung memeluk putri kesayangannya itu
"aduh ma, sesak grietta gak bisa bernafas" ucapnya, menyadari hal itu ibu rienne pun langsung melepaskan pelukannya "ups sorry" katanya
pak bagus yang ada di belakang ibu rienne pun tidak mau kalah ia juga memeluk putrinya itu, sembari memperhatikan grietta seolah ada yang hilang dari putrinya itu
"pa, grietta kembali dengan utuh, arial ngejagain grietta kok selama disana" ucap grietta yang menyadari tingkah ayahnya itu
pak darius tersenyum simpul mendengar perkataa grietta, sebenarnya ada 2 laki-laki lagi yang ingin memeluk grietta tapi di hadang ibu rienne dengan alasan grietta masih lelah karena perjalanan yang panjang
pak bagus pun berjalan kearah arial lalu menepuk bahu lelaki itu "terimakasih sudah menjaga grietta dan menepati janjimu" ucap pak bagus
"memang sudah tugas saya om untuk menjaga grietta"katanya sambil tersenyum
pak bagus mengangguk lalu meninggalkan arial yang kini harus membawa 2 koper milik grietta, ia pun mulai menyeret kedua koper tersebut masuk kedalam rumah menyusul yang lain yang sudah masuk terlebih dulu
"arial ayo sini duduk, itu taruh saja di situ nanti biar papanya grietta yang urus" ibu rienne pun menyuruh arial untuk duduk di bersama di ruang keluarga, dan arial pun mengiyakan ajakan ibu rienne dan duduk di sebelah grietta
"bagaimana perjalanan kalian?" tanya ibu rienne
"menyenangkan, iya kan yal?" jawab grietta
"hmm menyenangkan, bisa wisata kuliner, nonton opera dan masih banyak lagi"
ibu rienne mengangguk "selama disana apa grietta ada kambuh sakitnya?"
grietta menggeleng "enggak ma, lagian juga arial selalu ngingetin grietta buat minum obat"
"makasih ya arial udah mau jagain grietta selama disana, tante gak salah percaya sama kamu" kata ibu rienne
arial tersenyum "gak papa tante lagi pula saya yang memang harus bertanggun jawab atas grietta selama disana"
"dan kamu gak macem-macem sama grietta kan? awas aja sampai aku tau kalau ada yang lecet di badan grietta" sahut kak guntur
"guntur sudah ah, kamu protektifnya jangan keterlaluan" ibu rienne langsung menghadiahi guntur dengan tatapan yang tajam
"kan cuma mastiin ma, gimana sih"
"udah-udah, grietta baik-baik aja lagian juga arial gak macem-macem, oh ya kita ketemu papanya arial loh ma di sana" kata grietta
mendengar pernyataan grietta pak bagus sedikit tersentak tapi ia mencoba untuk tidak terlalu menunjukannya
"oh ya, lalu gimana?"
"ya kita ngobrol ma, lagian juga papanya arial gak lama, katanya cuma mampir untuk nemuin temannya"
"salam ya untuk papamu yal dari kami, mungkin kalau nanti kamu main-main ke indonesia bisa mampir" kata ibu rienne
"iya tante, oh ya jadi lusa kalian berangkat?" tanya arial
"iya, penerbangan siang, jadi puas-pusakanlah kamu melihat grietta sebelum ia kembali ke indonesia" jawab pak bagus dan di balas senyuman oleh arial
"kamu gak ada pikiran buat ke indonesia yal? lagi pula disana kan memang negaramu" lanjut pak bagus
arial menggeleng "untuk sekarang belum ada om, karena saya harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang ada disini, dan setelah itu mungkin saya akan memikirkan gagasan om, mungkin untuk menemui grietta saya bisa tapi untuk melanjutkan hidup disana saya perlu persiapan yang matang"
pak bagus menatap arial semari tersenyum tipis "semoga berhasil dengan apa yang kamu kerjakan, dan juga sampaikan salam om untuk papamu" kata pak bagus yang di tanggapi anggukan oleh arial
hari semakin sore, ibu rienne mendesak arial untuk tetap tinggal sampai makan malam, dan sembari menunggu ibu rienne,grietta dan nana memasak makan malam, para pria sedang duduk di halaman belakang sembari bermain dart dan menikmati coklat panas buatan griette, sebenarnya pak bagus menyarankan untuk meminum burbon tapi ibu rienne menentang keras karena mereka belum makan dan lagi pula ini masih sore, dan prinsip ibu rienne adalah tidak ada meminum alkohol dengan perut kosong
kini ibu rienne sibuk menumis daging,grietta memotong beberapa sayuran untuk sup dan nana menyiapkan bumbu untuk masakan grietta,
"griett, gimana menurutmu tentang papanya arial?" tanya ibu rienne disela-sela menumisnya
"hmm ya gitu ma, aku kalau liat papanya arial inget papa sendiri, dari gayanya, perawakannya tapi sebenarnya orangnya asyik diajak ngobrol, hanya saja arial seperti menutupi seuatu dari grietta"
"maksudnya?"
"dia seperti sangat tertutup tentang keluarganya, tapi grietta gak mau bahas itu, takut arial ngerasa gak nyaman, jadi grietta akan tunggu waktu yang tepat untuk tanya langsung ke arial"
"ya sudah kalau itu memang keputusan kamu,gak usah terlalu di bahas mungkin dia punya kenangan buruk dengan keluarganya, nanti malah jadi sedih dia"
"tapi griett kamu yakin gak ada yang mencurigakan gitu sama arial" kini nana pun ikut menimpali
grietta menggeleng "sejauh ini sih gak ada, cuma tentang keluarganya aja sisanya gak ada"
"pokoknya kalau ada apa-apa jangan di sembunyiin kamu harus cerita oke" kata nana
grietta pun tersenyum "pastilah masa aku gak cerita, udah lanjutin siapin bumbu ini aku udah hampir selesai motongin sayurannya" nana pun mengancungkan ibu jarinya dan kembali fokus menyiapkan bumbu
tak selang berapa lama, mereka pun selesai, masakan sudah tersaji dimeja, dan ibu rienne memanggil para pria untuk makan malam
seperti biasa sebelum makan mereka bergadeng tangan dan berdoa mengucap syukur dan setelah itu suara dentingan sendok dan garpu beraadu
setelah selesai makan kini tugas gilang dan guntur untuk mencuci piring, dan yang lain kembali ke ruang keluarga
hari semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan arial pun pamit untuk pulang, grietta mengantar arial menuju pintu depan,
ia memeluk pria yang mengisi hatinya itu dengan erat, "terimakasih untuk semuanya" bisik grietta
"aku yang berterimakasih karena kamu mau menerima aku yang masih banyak kurangnya"
"kamu yang terbaik yal, percaya itu" grietta pun melepaskan pelukannya lalu arial mengecup kening gadisnya itu
"istirahatlah, aku pulang dulu, sampai besok lagi" arial pun beranjak menuju mobilnya dan sebelum jalan ia membuka kembali jendela mobilnya dan melambaikan tangannya menandakan perpisahan, setelah mobilnya tak nampak, grietta pun masuk dengan senyuman yang tercetak indah di wajahnya