"kak guntur.." panggil nana yang kini tengah bersiap menuju rumah sakit untuk menjemput grietta
merasa namanya di panggil guntur pun langsung mendatangi nana "ini udah siap na, lagian grietta paling masih nunggu hasil" ujar guntur yang kini duduk di sebelah nana sembari menyesap kopi yang disiapkan nana,
"ya tapi kan apa salahnya kalau kita sampai duluan itung-itung nemenin grietta, kan kasian sendirian"
"hmm, iya,iya ayo kita jalan, oh ya dimana suster diana ya kok gak keliatan dari tadi?" tanya guntur
"tadi pergi sama om gading katanya mau belanja keperluan natal, duh om gading paling modus aja itu" nyinyir nana yang di tanggapi cubitan di pipinya
"kamu itu jangan nyinyir lagian bagus dong biar om gading punya temen hidup dan biar om gading juga gak jajan sembarangan" jawaban kak guntur
"aargh sakit kak, ya udah ayo jalan, ntar kita telat, lagian aku juga penasaran sama hasil test nya gietta, aku deg-degan kak" ucap nana cemas yang kini mengelus pelan pipinya yang di cubit oleh kak guntur
mereka pun akhrinya beranjak dari sana,guntur pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hampir separuh perjalanan, hanphone nana berbunyi, sebuah pesan whatsapp yang membuat dirinya memekik membuat guntur mengerem mendadak
-griettaaaaaaa-
[na, ntar gak usah jmput, aku kebetulan ketemu arial,
jadi kami mau jalan-jalan bentar, bilangin kak guntur gak usah
khawatir, cuma pengen jalan-jalan aja
okeh!! love u xoxoxoxoxoxo]
"whatttt!!!! ya ampun ini anak" pekik nana, lalu nana menunjukan pesan whatsappnya pada guntur, seketika, guntur pun mengambil ponselnya lalu menghubungi grietta, dan tentu saja langsung diangkat, karena guntur tau kalau adiknya itu takut kalau dia sudah marah
"griett, yang bener kamu, ngapain sih jalan-jalan sama dia segala"
"gak papa kak, kebetulan ketemu, gara-gara dia nganterin grietta semalam, dia dirampok ya anggap aja buat ngehibur dia" jelas grietta di sebrang sana
"ya ampun grietta, ya udah, hati-hati, bilangin si arial-arial itu jangan sampe kemaleman kayak waktu itu"
"hmm oke, bye kak guntur"
grietta pun memutuskan telfon secara sepihak, guntur sedikit cemas dengan kelakuan adiknya yang terkadang frontal itu, tapi mau bagaimana lagi, selama grietta bisa bahagia apapun akan dilakukan oleh guntur
"gimana kak?" tanya nana penasaran
"udah, dia udah jalan, jadi kita gak usah jemput, kalau gitu gimana kita aja yang jalan-jalan?" tanya guntur
"tunggu-tunggu terus hasil labnya gimana?"
"nanti kita tanya kalau sudah sampai di rumah" ucap guntur dan mereka pun akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan
sementara arial dan grietta tenggah menyanyi karaoke dalam mobil, sambil menyetir sesekali arial menanggapi nyanyian grietta, setelah sempat cemas karena kakaknya grietta menelfon tapi kini sudah lega, asal grietta pulang dengan selamat, itu sudah cukup untuk keluarganya
"so i say a lilttle prayer and i hope my dreams will take me there, where the skies are blue, see you once again my love
overseas from coast to coast, to find a place i love the most, where the fields are green, to see you once again my love..." lantunan lagu westlife mengiringi perjalanan mereka,
grietta begitu senang menyanyikan lagu tersebut, membuat arial pun latah menyanyikannya juga, melihat wajah grietta yang bahagia membuatnya tenang, kini mobil arial memasuki sebuah restoran yang berada tidak jauh dari rumah sakit tersebut,
setelah memakirkan mobil, mereka pun keluar dari mobil dan memasuki restoran, setelah mendapatkan tempat duduk, waiters pun mendatangi mereka dengan buku menu yang di bawanya, grietta membolak-balik buku menu itu, melihat-lihat menu yang ingin dimakannya "emm i want to order, one mac and cheese, one vegetable salad, and lychee ice tea without sugar" ucap grietta
"and you sir?" tanya waiters kepada arial
"i want to order one fish and chips, and one coke please" katanya pada waiters tersebut, dan setelah dia mengulagi pesanan arial dan grietta, waiters tersebut pergi meninggalkan mereka
"tempatnya nyaman, ya, wah kalau kita datengnya malem mungkin ada live music gitu di sini" ujar gietta yang menunjuk alat-alat band yang terdapat di sudut restorant
arial tersenyum "nanti kapan-kapan aku ajakin makan di tempat yang bagus"
"eh kamu kalau minum beer gak papa kok, aku gak masalah, masa tinggal di luar negeri gak minum alkohol?"
"enggak usah, lagi jalan sama kamu juga, apa kabar nanti pas aku anterin kamu balik kakak kamu nyium bau alkohol di aku, kan gak etis, gak lurus nanti jalan ku buat deketin kamu lagi" kata arial yang bertingkah seolah malu padahal sebenarnya dia juga deg-degan sekarang karena berada di deket grietta
grietta pun yang mendengarnya hanya tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "dasar perayu ulung!" umpatnya pada arial
tak lama pesanan mereka pun datang, secepat kilat grietta langsung memakan mac and cheseenya, dan arial pun memotong fish and chips lalu menaruhnya ke piring kecil lalu di berikannya pada grieeta
"lah kenapa?" tanya grietta
"cobain, ini fish and chips terenak yang pernah aku makan" kata arial yang mengisyaratkan grietta untuk mencobanya
grietta pun mengangguk lalu mencoba fish and chips milik arial, dia mengunyah pelan fish and chips tersebut dengan perlahan, matanya melotot meyiratkan rasa yang tidak bisa di bayangkan.
arial menatap grietta "gimana?" tanyanya
"ini enak banget, ikanya itu gak hambar, ada rasanya, garem, merica, dan juicy banget ikannya, tepungnya juga renyah" kata grietta yang sesekali mengecap lidahnya mencoba menebak bumbu apa yang ada di dalamnya
"enak kan, pokoknya nanti kalau main-main kesini jangan lupa buat cobain ini" ujar arial
grietta pun mengangguk, lalu dia mengambil sesendok mac and cheseenya dan memberikannya langsung di depan mulut arial "aaaaaa" kata grietta
arial pun menurut dan membuka mulutnya "enak" kata arial, grietta pun tersenyum, seakan dukanya sedikit terobati karena ada arial di sisinya saat ini
hari semakin sore, udara semakin dingin, dan mereka masih tetap disana, dari meminum hal yang menyegarkan kini mereka meminum segelas coklat panas,
"setelah ini kita kemana?" tanya grietta,
"kamu maunya kemana?"
"aku gak tau, kan kamu toor guidenya, aku kan ikut aja"
"kalau aku ajak nyebur got kamu mau juga?"
"ya kali arial nyebur got, aku masih waras untuk itu"
arial terkekeh geli mendengar perkataan grietta "ya lagian kamu tadi bilang ikut aja"
"ya gak juga ke got arial!"
"ya sudah, kita ke china town liat-liat aja sekalian jalan-jalan oke" ucap arial yang ditanggapi acungan jempol oleh grietta
mereka pun pergi menuju ke china town, arial memakiran mobilnya di pinggir dekat china town, karena mereka akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, hari ini cukup ramai, dan karena suasana semakin menggelap, cahaya lampion pun mulai menyinari china town, membuat grietta menatapnya dengan kagum
arial menggenggam tangan grietta lalu memasukannya ke dalam kantung jaketnya grietta yang diperlakukan begitu pun menahan perasaan gugupnya, wajahnya memerah karena perlakuan arial, dia pun berusaha menenangkan degup jantungnya yang tidak karuan saat ini, menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya dan ia melakukannya beberapa kali hingga arial tersadar dengan kelakuan grietta
"dingin ya, apa kita cari tempat yang hangat saja, di dekat sini ada kedai teh kalau mau kita bisa kesana" ujar arial
"enggak kok, ayo jalan, minum tehnya kapan-kapan aja" kata grietta yakin
mereka pun akhirnya menyusuri china town, melihat-lihat deretan pertokoan, ada yang menjual barang-barang antik atau pun sandang dengan merek-merek china,
"eh tapi kamu sadar gak griet, kalau orang china itu dimana aja ada, coba deh kalau kamu ke negara mana gitu pasti ada china town, pengen deh indonesia juga bisa gitu" celetuk arial
"kamu bener juga ya, orang china ini memang hebat, keren banget, tapi tetep gak kalah keren dari indonesia, bangga jadi orang indonesia" kata grietta dengan gaya seolah dia sedang berkampanye
tingkah lucu grietta membuat arial tertawa, setelah itu mereka berpisah karena grietta ingin ke kamar kecil dan dia memutuskan untuk kesalah satu toko yang ada disana untuk menumpang ke kamar kecil, arial pun menunggu grietta, tapi sebuah hal mengalihkan atensinya, dia pun pergi dengan cepat ke tempat itu
grietta pun akhirnya selesai, tak lupa dia berterimakasih kepada pemilik toko, lalu ia keluar dari toko tersebut dan mendapati arial tidak ada,
grietta mencoba mencari arial, mungkin dia membeli sesuatu ke toko sebelah, tapi tidak ada,grietta mulai panik dia berlari mencoba mencari arial.
dia memanggil nama arial berulang kali, dan dia merasa kakinya lelah lalu dia tersungkur di pinggir telfon umum, dia menunduk lelah, tak lama sepasang tangan memegang bahunya,
"griett, kamu gak papa?"
suara yang grietta kenal yang membuat grietta mengadahkan kepalanya dan langsung memeluk arial,
"please jangan hilang kayak tadi" ucap grietta gemetar
perlahan arial melepaskan pelukan grietta dan mengajak grietta berdiri, lalu membelai pipi grietta lembut, menghapus setitik air mata yang lolos dari mata yang indah itu
"sorry, tadi aku beli ini" arial mengeluarkan sebuah kotak, lalu membukanya ternyata itu adalah sebuah kalung emas putih dengan bunga edelweis yang tertanam rapi pada badul kristal kalung tersebut
grietta menatap arial tak percaya, lalu perlahan arial membalikan badan grietta dan memakaikannya ke leher grietta,
grietta pun memegang kalung yang baru saja dipasangkan arial dan masih menatap arial tak percaya "aku beli ini karena kebetulan namamu ada edelwisnya, dan aku mohon tetap bertahan griett apapun yang terjadi, dan setelah kalung ini terpasang di leher kamu, aku harap kamu juga gak hilang dari pandanganku, begitu juga aku, gak akan hilang dari pandaganmu"
di belainya wajah grietta, tangan satu lagi merapikan anak rambut grietta yang menghambur menutupi sedikit pipinya "aku tau kita belum lama kenal, tapi bisakah kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sampingmu, mengenalmu lebih jauh, dan mendampingimu sampai kapan pun"
grietta yang mendengar itu tak bisa menahan air matanya, jujur saja sudah banyak pria yang mengtakan itu padanya tapi ini berbeda, seperti ada magnet yang membuat grietta ingin terus berada di samping arial, walaupun ia tau bahwa akhir cerita ini akan tragis,
grietta tidak bisa menahannya lagi, dia memeluk arial membenamkan wajahnya ke dada bidang pria itu, sembari menganggukan kepalanya dan sontak arial mengeratka pelukannya pada grietta, lalu mereka melepaskan pelukan tersebut, dan arial meraih wajah grietta mendekatkannya pada wajahnya, diselami mata indah itu seakan meminta persetujuan, grietta pun langsung menutup matanya perlahan dan saat itulah bibir arial mencium lembut bibir grietta, dan begitu pun grietta membalas kecupan itu dengan perasaan yang coba dia salurkan.
malam itu di china town semua terjadi begitu saja, perasaan yang bisa meruntuhkan dinding nan kokoh di diri mereka masing-masing
mecoba menjalani semua sesuai alurnya, mencoba percaya dengan rasa yang kini di rasakan!