Download App
85.14% RE: Creator God / Chapter 321: CH.321 Modis

Chapter 321: CH.321 Modis

Sejujurnya, bukan tipeku, maupun tipe kedua teman, saudara atau keluarga, anggap saja begitu, untuk memperhatikan pakaian kami. Namun entah kenapa, saat kita berpikiran untuk membelikan pakaian untuk istri kami masing-masing, tergerak hati untuk membeli bagi kami.

Awalnya memang kami hanya ingin membeli pakaian agar bisa menyatu dengan para warga yang ada supaya tidak mencolok. Setelah itu baru ada niat untuk membelikan bagi istri kami. Anehnya akhirnya kami malah memutuskan untuk membeli bagi kami, yang tidak biasa lagi.

Oh ya soal urusan uang jangan khawatir, Jurai menganggunnya. Katanya dia memang memiliki lumbung penyimpanan yang bahkan setelah ratusan tahun pun tidak akan habis. Tentu lain cerita kalau kau membeli seluruh apa yang ada di dunia ini. Atau malahan jangan-jangan uang yang dimiliki Jurai lebih banyak?

Kemungkinan besar begitu, uang dari hasil kerjanya selama jadi raja, ditambah saat dia jadi petualang. Ditambah lagi, aku penasaran apa jangan-jangan identitasnya itu tidak hanya satu, dan dengan keahlian Aeria, dia bisa membuat Jurai jadi tampil berbeda.

"Yang ini boleh juga, aku menyukai yang seperti ini."

"Menurutmu kalau modelnya beginian, cocok dengan pakaian yang kubelikan untuk Lala tadi tidak?"

"Memangnya yang seperti apa? Aku hanya melihat sekilas tadi saat kau menunjukkannya."

"Kau memang luar biasa, luar biasa mengesalkan. Nih lihat lagi."

Pelayan toko ini hanya bisa terdiam, kelihatannya toko ini lumayan sepi walau barang dagangannya berkualitas tinggi menurut standar dunia ini. Mungkin terlalu mahal atau sebagainya, entahlah, aku tidak begitu peduli.

Jangan lihat aku dengan mata yang melihatku soal menjijikan begitu, aku berkata tidak peduli begini karena Jurai sendiri yang mengarahkan. Jadi, kalau sampai ketahuan, ya biar dia tanggung sendiri, toh dia yang menabur, dia yang menuai sendiri.

"Hmm, kalau yang begituan kurang cocok, cari yang lebih sedikit berwarna terang."

"Matamu memang jeli Sin walau ini soal pakaian."

"Karena biasanya aku sering diajak jalan-jalan untuk membelikan Kiera pakaian untuk Feliha. Jadi secara tidak sengaja aku membuat kemampuan yang lumayan tidak berguna ini, walau tidak selalu."

"Analisis yang mengerikan, aku sekarang rasanya bisa melihatmu sebagai robot bukan manusia lagi deh."

Bicara soal robot, tentu saja kedua kecerdasan buatanku tidak punya arti yang begitu berharga di sini. Walau begitu, memang IAI masih bisa mengakses apa yang ada di rumahku, selain itu tidak ada yang spesial.

Jika misal kau menanyakan apa yang terjadi di Heresia, itu juga percuma, koneksinya tidak akan pernah sampai. Walau kecerdasan buatan yang satu ini tidak menyatakan sesuatu yang misalnya ucapan tidak terdengar, tetapi sering kali IAI mengatakan, 'informasi tidak tersedia'.

Bisa dibilang sebenarnya IAI bukan berdasarkan internet, tetapi data yang disimpan pribadi di rumahku. Jadi selama dalam jangkauan pemancar gelombang informasi, kacamata yang biasa kupakai tetap bisa mengakses IAI.

Biar kulanjutkan soal kacamata, karena dunia ini belum begitu familiar dengan kacamata, tentu aku tidak menggunakannya. Lagipula memang jam sudah tercipta karena mengetahui soal gir, tetapi tidak dengan plastik. Dunia ini masih belum mengenal cara mengolah plastik, bahkan cara mendapatkannya saja belum.

"Oh ayolah, aku bukan robot. Lebih mengerikan dirimu, bahkan dalam sekejap kau bisa memahami bahasa yang dipakai di dunia ini."

"Kurasa dari awal kita memang bisa karena kekuatan dewa literasi deh. Setidaknya sekecil apa pun, kita memilikinya."

"Jadi kau memang mengandalkan kekuatan itu."

"Hei kalian berdua, daripada ngobrol nggak jelas, bagaimana kalau kalian cepat memilih saja? Aku benci membuang waktu, tidakkah kalian begitu juga?"

Ucapan Jurai menyadarkanku kembali dan mengangkat keberadaanku ke permukaan lagi. Memang tidak melamun, tetapi saat aku sedang berbicara dengan Shin, bahkan aku tidak mengaktifkan otakku untuk berpikir membuang tenaga sedikit pun.

Hei, jangan harapkan sesuatu yang berlebihan pada orang yang sudah berjuang sekian lama menyelamatkan dunia yang akhirnya hancur. Eh, belum pasti juga sih, tetapi dugaanku begitu, karena prinsip Schrodinger's Cat, aku tidak bisa mengkonfirmasi selama tidak melihatnya.

"Iya, iya, iya, kami tahu kok. Jadi, bagaimana kalau yang ini Sin?"

"Nah kalau yang itu cocok dengan pakaian yang kau belikan untuk Lala."

"Siplah kalau begitu. Kau sudah memilih yang cocok untuk dirimu juga belum?"

"Aku sudah mendapatkannya dari tadi, kau saja tidak memperhatikannya."

'Decision Maker', kurasa aku bisa dibilang pembuat rencana yang handal. Kalau yang kompleks, jangan ditanya kalau aku harus membutuhkan waktu yang super lama. Namun hal simpel seperti ini pun, seorang pria akan menentukan tanpa berpikir terlalu lama.

Memang aku mewarisi memori dan sedikit sikap perempuan, tetapi dominannya tetap rohku yang laki-laki. Toh kalau dihitung, perbandingan antara jiwa laki-laki dan perempuan itu… oh… sebanding ternyata. Ya anggap saja begitu.

Aku kira lebih besar, tetapi kalau kemasukan roh Rie juga, ya seimbang. Eh tunggu, tidak, ternyata lebih banyak satu laki-laki dari yang kuhitung sebelumnya. Maafkan aku Ryuuou, aku tidak menghitungmu sebelumnya, otakku lagi kumatikan ini saklarnya.

"Arghh, aku lama-lama bisa iri dengan kemampuanmu bertindak seperti itu deh Sin."

"Kenapa kau tidak puaskan diri dengan apa yang kau miliki. Kurasa juga kemampuan bukan sesuatu yang bisa diremehkan."

"Bidangku hanyalah sihir, apalagi sihir modern. Di sini aku tidak ada nilainya."

"Kau terlalu merendah Shin, bahkan sihir modern itu sangatlah luar biasa dan membantu."

Jika misal tidak ada Engram buatan Shin, maka umat manusia akan runtuh lebih awal. Memang aku tidak bisa menjaganya lebih jauh, tetapi memberi kesempatan itu lebih dari cukup. Aku bukan pengejar harta sudah kubilang, jadi uang sebenarnya sudah tidak berharga di mataku.

Sejak dulu uangku selalu melimpah. Katakan saja aku mengambil misi, nanti pastinya akan muncul sesuatu yang berbahaya, dan akhirnya menghasilkan uang. Kau bercanda saja bagaimana aku bisa mendapatkan itu semudah itu.

"Hahahaha, aku akan menerima pujianmu. Kalau begitu biar aku bayar yang ini. Woii Jur- ah Noule, uangnya."

"Nih ambil, biasa."

Kalau kami yang berbicara dengan nama asli kami tidak masalah, tetapi itu tidak berlaku sama dengan Jurai. Bagi semua orang, nama Jurai memang sudah lama menghilang, tetapi menjadi bagian dari sejarah yang patut dicatat.

Sejarah ya…? Apa selama ini aku ternyata menarik sebuah garis yang terlalu berlebihan sampai membuat pembatas yang mengerikan? Hmm… aku tidak perlu khawatir soal itu sekarang, lagipula aku tidak peduli soal itu di dunia ini.

"Nah ini jumlah yang mantap, kau sudah membayar bagianmu tadi Sin?"

"Kau menanyakan pertanyaan yang begitu jelas? Tentu saja."

Bisa saja aku berkata salah, tetapi aku tidak akan begitu memperhatikannya. Dari tadi bahkan CPU otakku saja tidak menyala. Ini hanyalah program otomatis yang kuketahui bahkan, tapi memetingkan apa yang ada di otakku.

Lagipula apa yang seperti ini bisa dianggap penting? Menurutku tidak, karena yang lebih penting itu masalah yang ada di atas. Masalah yang ada di atas tidak bisa dibandingkan dengan masalah sepele seperti ini. Kalau yang beginian tidak bisa diatasi, bagaimana soal Kuroshin nantinya?

"Kalian sudah selesai? Kenapa tidak kita pakai saja sekarang sekalian yang barusan kita beli? Rasanya sia-sia kalau hanya dipakai di saat khusus saja."

"Sekarang, tidakkah akan menarik perhatian ketika tiba-tiba ada tiga orang yang memakai pakaian mahal, tetapi identitasnya tidak dikenal."

"Sebenarnya sejak kita masuk ke toko ini, resiko seperti itu sudah ada. Karena toko ini terletak di pinggir jalan utama, jadi semua orang memperhatikan siapa yang masuk pastinya."

"Kalau begitu kenapa kau menyarankan toko ini…."

Sumpah, aku tidak paham dengan maksud Jurai, bahkan Shin pun hanya bisa melonggo melihat tindakan Jurai. Sebenarnya Jurai punya otak yang jenius, hanya saja kalau tidak lagi terpentok seperti kejadian Heresia, tidak akan dipakai olehnya.

Hah… seharusnya aku menyadari ini sejak awal. Mungkin aku tidak begitu nyambung karena otakku sedang non-aktif kali ya? Pusing dah ngurusin apa yang dikatakan dan disarankan Jurai. Tidak ada yang masuk akal oii.

"Ini toko kesukaanku dari dulu, begitu juga menurut Ae-chan. Jadi ya mau bagaimana lagi. Hanya satu pemilik toko itu yang mengenal identitas asliku."

"Bahkan kenapa aku tadi memanggilmu dengan nama samaran kalau begitu di hadapan pemilik toko itu…."

"Sudahlah Sin, kau tahu bahwa Jurai memang begitu. Ya sudahlah, sebaiknya kita pakai saja pakaian yang barusan kita beli ini."

Sekejap saja kami bertiga hanya butuh waktu 3 menit untuk mengganti pakaian di ruang ganti. Toh kami sudah terbiasa menggunakan bermacam pakaian, jadi adaptasi untuk menggunakan pakaian model baru sekali tahu caranya pasti bisa.

Otak manusia bisa dibilang kan didesain untuk berkembang. Hanya saja kebanyakan orang tidak bisa mengembangkan terlalu jauh, akhirnya melambat dan mati. Namun bagi kami yang usia bukan jadi masalah, perkembangan kami terus berjalan sampai beratus-ratus tahun bahkan.

"Wohh, kalau dilihat ini pakaian yang luar biasa menarik perhatian sekali. Terlalu mirip pakaian bangsawan. Banyak aksesoris yang menambah perhatian."

"Aku tidak pernah bilang ya? Ini memang toko yang sering dipakai oleh para bangsawan untuk membeli pakaian mereka. Jadi memang terlihat jelas."

"Sekarang aku meragukan kalau kau tidak punya otak Jurai."

Kau bercanda hah? Dia benar-benar ingin menghindari dari ketahuan, tetapi kelakuannya seperti ini. Bagaimana bisa dia menghindari perhatian kalau begitu caranya? Otakku berasa sangat berat sebelah hanya mendengarkan ucapan Jurai yang setengah masa bodoh itu.

Kalau bisa mungkin aku ingin membanting dirinya dan mencuci otaknya, agar bisa dipakai dengan baik lagi. Kali-kali ya kan, otaknya berkarat setelah sekian lama? Atau jangan-jangan keropos dimakan virus yang kelaparan?

"Paling otaknya hilang, sudahlah, kau juga tahu Shin bahwa Jurai memang kelakuannya seperti itu. Kau tidak akan bisa menghentikannya kalau dia melakukan hal bodoh."

"Benar juga, itu hanya akan membuang waktu membantu orang yang tidak ingin dibantu."

"Kalian berdua cerewet, terlalu banyak bercakap. Matahari masih tinggi, kita lanjutkan perjalanan kita menjelajahi kota ini!"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C321
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login