Desah dan lenguhan meramaikan ciuman sore ini di kamar Erza, rambut tertata dari si mata bak rajawali si empunya kamar berantakin dan dia nggak menyesal akan itu. Ketika Ardy lepasin tautan mereka, Erza kembali lagi narik dia kedalam ciuman, kentara Erza mengulur waktunya buat pergi. "Za," panggil Ardy disela ciuman mereka tapi Erza kembali memugut bibir itu seolah nggak ingin Ardy mengucapkan kalimat yang mengindikasikan perpisahan mereka sore ini.
"Ngh..." lenguh Erza karena Ardy meladeni ciumannya dengan serius.
Ardy nyibak poni jatuh Erza dan ditahannya, ciumannya semakin dalam dan ritme ciumannya pun intens, kalau Erza mau main-main dengan nahan dia supaya nggak pergi dengan cara ini, dia ladenin sampai Erza ngerasa senjata makan tuan. Deru nafas mereka semakin memburu, tangan Ardy pun nggak diem dan Erza mulai panik, bibir Ardy turun dan mengabsen setiap inci kulit lehernya.
"Nnh... D-Dy," panggil Erza ketika Ardy dengan sengaja menekan tubuh bagian bawah mereka.
Halo! Maaf ya updatenya agak ngaret soalnya saya lagi ada banyak kerjaan, jadi sekalian saya mau mengumumkan kalau saya ngaret update bab barunya itu berarti saya lagi cukup sibuk dan mungkin kena writer block juga hehe maafin saya ><