Ketika kembali larut malam, dia memakai sepatu dengan hak setinggi tujuh inci. Lia tidak mengemudi atau naik taksi, melainkan jongkok di pinggir jalan dan muntah tanpa henti.
Pria kasar yang lewat di jalan bersiul padanya, dan Lia berdiri di tengah angin malam, "Brengsek."
Dia selesai mengutuk, dan mata pria itu penuh dengan nafsu dan gairah.
Pria itu berpakaian awut-awutan, wajahnya kasar, dan rambutnya keriting dan tampak kotor.
Matanya mengamati Lia dari atas ke bawah seperti radar.
Belum lagi ketika dia melihat penampilan Lia yang seksi, terutama kulit putih dan lembutnya. Semua itu sangat menggodanya.
Apalagi wanita mabuk berada di depan pintu bar.
Pria vulgar itu berlari ke depan, memeluknya dan menyeretnya ke gang, mengucapkan kata-kata kotor sambil menggosoknya dengan putus asa dan tergesa-gesa.