"Ehem." Raga berdehem untuk merubah suasana dan melepaskan perlahan jabat tangannya. "Duduk lagi aja." Sambungnya.
Lelaki itu menarik kursi lainnya untuk duduk di samping Dira.
"Maaf ya, tadi ternyata ada rapat. Jadi nggak bisa memenuhi pesan dari post-it yang kamu tulis." Ujar Raga lembut.
"Oh. Mas Raga baca?"
Raga mengangguk. "Kemarin aku masih di kantor sebentar sore hari. Balik habis maghrib dan ingat kalau aku ninggalin headseat di bukit. Eh ternyata ada kamu ninggalin pesan."
"Ya... habisnya. Mas Raga jadi susah dicari sekarang. Aku bingung mau ke mana. Ya udah untung aja ada sesuatu yang ketinggalan di bukit, kalau enggak mah mau nyampein pesan lewat apa."
Raga terkekeh kecil. "Pengiriman ubah jadwal karena banyak kiriman yang urgentnya nggak kenal waktu. Jadi untuk menghandle pengerjaan admin, jadilah adminnya juga masuknya di ubah biar sinkron dan bisa tarik surat jalan tepat waktu."
"Oh.. gitu.. emm, Mas Raga apa kabar?"
"Baik. Kamu?"
"Baik juga. Sering keluar ya?"