"Luka.
Masih basah
Masih kucoba untuk kuberi obat dan berharap cepat kering
Namun bekas memorimu menghantam lagi semuanya
Seolah memang ingin luka ku takkan sembuh
Kau rela merobeknya
Lagi dan lagi
Hingga rasanya teramat perih
Berdenyut
Namun bukan denyut yang sama
Denyut, bukan debar
Serasa berdarah namun tak berdarah
Mau meluapkan dengan tangis namun tak menangis
Ingin berteriak suaraku hilang
Kau seolah meruntuhkan semuanya dengan sekali kejap
Hebat ya kamu,
Membuat duniaku menjadi berubah sangat drastis."
•
•
•
Langit jingga dengan semburat keunguan terpampang di hadapan kedua mata Nadira. Angin semilir yang membelai pelan rambut hitam lurusnya yang tergerai. Kelopak matanya yang lentik akan bulu mata itu sesekali berkedip karena menahan angin. Senyumnya terukir sedikit namun masih merasakan bebannya.