Download App
93.1% Caffe Latte With Jae / Chapter 27: What Happened to Jae and Brian

Chapter 27: What Happened to Jae and Brian

Sudah hampir seminggu aku serumah dengan Jae, dia masih sama. Sibuk dengan pekerjaan nya tetapi selalu memperhatikan ku. Dandi kadang mampir untuk menemaniku disiang hari atau sekedar membawa makanan. Brian? Oh iya sudah 4 hari ini dia tidak membalas pesan ku, mungkin dia sangat sibuk. Tapi tidak biasanya dia seperti itu, sesibuk apapun dia pasti akan membalas. Aku emang selalu menyuruhnya kesini atau kadang mengajaknya bertemu tapi dia tidak pernah membalas pesanku. Terakhir aku dan dia bertemu itu pas aku ke Sandi minggu lalu dimana aku berbohong dengan Jae.

Aku ingin bertanya kenapa dia tidak membalas pesanku, tapi sepertinya nanti sore saja aku menelfon nya. Jae 2 hari belakangan ini pulang malam atau bahkan pagi. Dia tetap mengirimi ku makanan melalui gofood tapi rasanya beda saja, sudah lama aku tidak ngobrol atau bercaanda dengan nya. Pagi aku bangun dia sudah berangkat dan malam dia pulang aku sudah tidur. Apa mungkin dia dan Brian sedang sibuk-sibuknya.

Karena hari ini aku bosan, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan keluar sebentar, lagipula dokter menyuruhku untuk olahraga ringan supaya lancar nanti saat lahiran. Aku sudah sampai dibawah dan pemandangan yang kulihat adalah matahari yang sudah menguning artinya sore sudah datang. Cuaca saat ini sangat bagus, maratahari sudah turun sehingga Jakarta tidak sepanas tadi siang, banyak pejanalan kaki yang melintas mungkin mereka baru pulang kerja. Suasana sore ini mengingatkan ku akan suasana Jogja yang ramai tapi nyaman.

Kupasang airpods ku lalu memutar lagu kesukaan ku, Keshi. Aku jalan pelan-pelan menyusuri trotoar yang ada didepanku. Disamping kiriku banyak kafe yang menjual berbagai makanan, dan tentu aja disamping kiriku ada jalanan besar. Aku suka disini, banyak pohon-pohon disamping jalan, dan suasana kafe yang membuatku menyukainya

Aku mengarahkan pandangan ku kearah lampu merah didepan sana, aku menangkap satu mobil yang sangat familiar bagiku, iya mobil Jae. Kenapa dia sesore ini sudah pulang? apa pekerjaannya sudah selesai? Hmm sudah lah mungkin begitu dia sampai kerumah dia akan menghubungiku jadi aku tidak perlu memberitahunya sekarang kalau aku sedang jalan-jalan sore. Lampu merah sudah berganti menjadi warna hijau, kulihat mobil Jae belok, mau kemana dia kira-kira. Ku masih menyusuri jalan, banyak juga yang berolahraga sore ini. Aku sampai didepan coffe shop yang terbilang besar, iya tempatnya sangat luas beda dengan caffe yang lain. Aku menangkap ada mobil Jae disana, aku penasaran apa dia mampir untuk membelikanku makanan? Karena aku penasaran, aku berjalan menuju cafe tersebut dan belum sampai kedalam aku dapat melihat Jae sedang duduk dan tersenyum manis didepan seseorang, aku bisa melihat mereka tertawa lepas. Tapi kenapa dia disini? Perempuan ini bukan client nya, melainkan Alice mantan tunangan nya. Kenapa Jae tidak berada dikantor saat ini? apakah pekerjaan nya sudah selesai? Melihat dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka terlihat baik-baik saja dan bahkan terlihat sangat bahagia, aku akhirnya mengurungkan niatku menyusul Jae kedalam.

Aku merasa enggan menyusulnya apalagi dengan kondisiku seperti ini, perutku yang sudah membesar. Aku takut nanti akan membuat Jae repot atau bahkan malu didepan Alice, eh tapi aku tahu Jae tidak sejahat itu. Aku berjalan kembali dan aku kaget karena suara klakson mobil

Dandi, iya dia berhenti tepat disampingku

"kak caa ngapain?" dia membuka kaca mobilnya

"jalan ringan" kataku

"ayoo bareng" Dandi keluar dari mobil

"gausa duluan aja, gue mau mampir ke Alfa dulu" kataku

"udah ayo gue anter ka" kata Dandi mengiringku masuk ke mobilnya

Dandi memang selalu tiba-tiba bisa muncul kapan saja. Aku sudah duduk dan aku sengaja tidak memakai sabuk pengaman ku karena aku sudah dekat, alfa persis di depan.

"kak ca mau beli apa di alfa?" tanya Dandi yang sudah memarkirkan mobilnya

"mau eskrim sama ini" aku menunjukan list bahan makanan yang sudah habis seperti gula dkk

"ihh emang bang Jae ga belanja?" tanyanya, ia biasanya Jae yang belanja karena aku tidak dapat ijin untuk belanja sendiri

"dia minggu ini sibuk banget ndi, kadang pulang pagi malah"

"jadi kayaknya dia ga sempet" lanjutku

"hah?? Kemarin gue liat dia di tempat bang Sandi"

"sama siapa?" tanyaku

"cewe, katanya itu teman nya dia" jelas Dandi

"tinggi rambut pirang?" tanyaku lagi penasaran

"iyaa sama Cantik" Dandi menyengir

Aku hanya mengangguk paham

"yauda kak ca tunggu disini aja, biar gue yang beli" kata Dandi lalu turun dari mobil

Aku hanya mengangguk lalu memberikan cc ku dan list yang aku pegang dari tadi

Aku jadi kepikiran dengan omongan Dandi barusan. Katanya Jae mampir ke Sandi bersama cewe cantik berambut pirang yang bukan lain itu adalah Alice. Bahkan aku ingat tadi malam dia pulang sekitar jam 1 an, aku kebangun pas dia pulang. Dan aku sempat menanyakan kepana dia pulang selarut itu dan jawaban nya adalah

"iyaa caa, lagi lembur tadi banyak banget kerjaan"

Kalau banyak kerjaan kenapa dia bisa bersantai di coffe shop, bahkan hari ini aku menangkap basah dia. Aku tidak masalah sihh kalau ternyata dia jalan sama Alice tapi aku hanya tidak suka saja dia berbohong. Dan satu lagi, masalah Wira sampai saat ini dia belum jujur. Apakah ini ada kaitan nya dengan Brian juga? Kenapa tiba-tiba dia menjauhiku

Dandi masuk dengan beberapa plastic ditangan nya

"nihh" dia memberikanku eskrim

Aku langsung membukanya dan memakan supaya kepalaku sedikit dingin. Dandi melajukan mobilnya menuju apart.

Sampai dirumah aku langsung merebahkan badan ku ke sofa, ternyata capek juga berolahraga. Dandi sedang menyusun barang-barang yang tadi dia beli.

"kak ca uda makan?" tanyanya dari dapur

"nantii, Jae kayaknya dia uda mau pulang" kataku

Mungkin saja kan dia akan cepat pulang karena toh juga dia berada di dekat rumah saat ini, gak mungkin dia pergi lagi ke kantor.

"gue kayanya dua apa tiga kali ya ketemu dia?" kata Dandi dengan gelas ditangan nya berfikir

"dimana?" tanyaku

"di tempat bang Sandi" katanya lalu duduk disampingku

"ketemu Client kali"

"engga, sama temennya kok soalnya gue kemarin sempat dikenalin"

"ohh itu temen kantornya kali" jawabku ngasal

"emang dia pulang malem terus? Sampe ka caa yang belanja?" tanya Dandi sambil menatapku

"engga sihh, Cuma tadi karena gue pengen aja" jawab ku bohong

Ini pertama kali aku bohong tentang Jae ke Dandi, aku tidak mau Dandi jadi curiga ke Jae dan satu lagi ini urusan pribadi yang harusn aku tanya nanti ke Jae saat dia pulang.

Ponsel ku tiba-tiba berbunyi memecahkan lamunanku.

"Hallo Jae?" iya Jae yang menelfon

"caa mau dipesenin apa?" tanya nya

Dia selalu begitu saat tau jam-jam makan ku, selalu menanyakan apa yang inginku makan

"emang pu;ang jam berapa nanti? Nitip aja" kataku

"pulang nya kayanya malem ca"

Jawaban nya membuatku terdiam sebentar dan berfikir

"ohh yauda gausa Jae, ada Dandi disini" kataku mencoba tenang

"okedeh, kalo butuh apa-apa hubungi ya ca" katanya

"iya je" lalu aku menutup telfonya

Lagi dan lagi dia sepertinya berbohong tentang jam kerja nya, bukan nya apa tapi aku sedikit kecewa saja. Aku juga malas sendiri disini, tapi Jae selalu larang aku untuk pergi kemana mana. Padahal yang saat ini tidak jujur adalah dia, apa dia tidak memikirkan perasaan ku seharian di rumah tanpa siapa-siapa? Adaapa sebenarnya dengan dia.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C27
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login