Download App
55.17% Caffe Latte With Jae / Chapter 16: Keputusan pt II

Chapter 16: Keputusan pt II

Tok tok tokk

Ku lihat suara pintu terbuka perlahan, aku awalnya berfikir itu adalah Brian, ternyata bukan. Dia adalah Jae, dia datang dengan kaos hitam, topi hitam dan jeans hitam. Ada apa dengan fashion nya kali ini? apa dia mau melayat atau bagaimana? Ku lihat ditangan nya ada paper bag dari coffee tepat Sandi, ahh pasti disana ada caffe latte kesukaan ku.

"hii" dia menyapa ku dan Dandi dengan canggung

"eh bang Jae" sapa Dandi ramah

Tunggu?? Kenapa Dandi berubah drastis? Kemarin saja dia hampir membunuh Jae kalau Brian tidak merelai. Tapi kenapa kali ini Dandi terlihat sangat baik? Apa yang dilakukan Jae kepada Dandi dan Brian kemarin sehingga mereka berdua bisa menerima Jae dengan sangat baik?

"nihh ndi kopi" dia mengeluarkan satu cup kopi dari paper bag nya

Dandi terlihat sangat senang, dia langsung meletak kan mangkuk buburku yang sudah habis ke meja yang berada di samping rangjangku

"ohh iya ini kata Sandi lo suka ini" Jae mengeluarkan dessert box kesukaan ku

Apa-apaan ini? dia ke coffe shop Sandi hanya untuk membelikan ini semua? Hmmm Jae kamu niat banget.

"makasih, taro aja di meja gue baru banget tadi sarapan" balasku

"iya ka caa masi kenyang tuh" kata Dandi sambil bangkit dari kursinya dan memberikan kursi tersebut ke Jae

"kalian mau ngomong kan? Gue keluar dulu ya bang" Dandi pamit lalu keluar dengan kopi nya

"caa uda enakan badan lo?" tanya Jae hati-hati

"lumayan sihh uda gak terlalu mual, pengaruh obat mungkin" kataku

"jadi sampe kapan lo bakal mual kek gini?"

"kata dokter bisa sampe berbulan-bulan" aku frustasi

"hmmm kasihan juga ya" dia mengatakan nya dengan sangat pelan

Kemudian suasana jadi hening, aku tidak tau mau basa basi seperti apa lagi, apa aku langsung kasih tau aja ya tentang keputusan ku? tapi Dandi dan Brian harus disini, aku ingin membicarakan ini dengan mereka juga. Bagaimana pun mereka berhak tau.

"je Brian hari ini masuk kantor ya?" tanyaku

"iyaa katanya harus ketemu client"

Oh iya pasti Brian berte,u dengan client ku, harusnya aku yang bertemu mereka tapi karena saat ini kondisi ku masih seperti ini, jadinya Brian lah yang menggantikanku

"kenapa cari Brian?" tanya Jae

"gue mau ngomong sesuatu ke elu dan Brian harus tau ini"

"yauda ngomong aja nanti gue kasih tau Brian"

"tunggu Dandi bentar" kataku sambil mengetik pesan ke Dandi

***

Disinilah kami bertiga, Dandi dan Jae sudah duduk di depan ku. aku harus segera memberi tahu keputusan ku ini sebelum aku berubah fikiran lagi

"jadi Jae, setelah berfikir panjang kayaknya emang jalan terbaik buat kita adalah nikah" aku bisa melihat Jae kaget dengan omongan ku

"lo yakin ca?" dia bertanya sungguh-sungguh kali ini

"iyaa tapi kita nikah bukan berarti kita harus serumah, ini hanya formalitas demi anak ini" kataku

"gue akan tetap tinggal sama Dandi sampai gue rasa kita udah siap serumah nanti, bagaimana pun kita berawal dari orang asing yang tiba-tiba nikah dan gue yakin kita butuh waktu untuk mengenal satu sama lain."

Ku lihat Jae menangguk mengerti dan Dandi tersenyum bangga akan keputusan ku

"gue yakin kita tidak akan nyaman kalo kita tiba-tiba serumah, jadi kasih gue waktu untuk bisa menerima semua ini. dan kalau memang di depan kita ga bisa nyatu berarti sudah jalan nya. Tapi kalau pada akhirnya kita bisa menyantu berarti kita memang sudah ditakdirkan bersama"

"gue ga ngelarang lo buat tetap berhubungan dengan Alice, lo bebas Je dan gue harap lo juga kek gitu ke gua, gue harap lo ngerti kalo gue masih sayang Rey"

Aku menjelaskan dengan sangat pelan kepada mereka berdua, aku ingin Dandi mengerti kondisiku nanti setelah aku menikah, dan sepertinya Jae dan Dandi menerima keputusan ku

"yauda gue terima ca, tapi biarin gue tetap ngebiayain semua kebutuhan lo"

"okay" aku mengangguk

"dan gue harap lo untuk ambil cuti mulai besok"

Hah?? Apa katanya? Cuti? Please aku suka pekerjaan ini dan juga projek yang aku jalani, aku ingin itu berhasil

"engga Jae gue gabisa cuti, gue pengen projek ini berhasil"

"dan satu lagi, tolong jangan larang-larang gue melakukan hal apapun yang gue sukai" kemudian kulihat dia diam mencerna omongan ku barusan

"tapi caa lo kan lagi hamil" dia protes

"gue bisa je, gue tau batas gue sampe mana dan kalau gue bilang gue bisa berarti gue benaran"jawabku

"okay I see, minggu depan kita nikah" katanya

"hahh?" aku dan Dandi sama-sama kaget

"iya tadi pagi gue uda nelfon orang tua gue dan mereka mau kita nikah di amrik"

"hehh gila lo ya? Belum ada persiapan apapun" aku protes

"tenang semua uda di urus sama nyokap gue" katanya dengan sangat santai

Aku benar-benar seperti kena serangan jantung belakangan ini, aku sering banget kaget tiba-tiba sama seperti saat ini.

***

Pada akhirnya aku dan Jae menikah di Amerika. Aku sempat kaget mengetahui bahwa orang tua Jae ternyata sekaya itu, melihat dari meawah nya tempat dan acara saat pernikahan kami. Semua sudah disiapkan oleh ibunya, aku memanggilnya mami. Itu paksaan dari maminya Jae. Oh iya kalian harus tau kalau mama nya Jae itu cantik banget dan baik banget-banget. Hari pertama aku ketemu dengan nya, wahhh!! Aku benar-benar diperlakukan sebagai anak perempuannya. Baik banget dan sepertinya dia senang banget kalo ternyata Jae akan menikah sebelum umur 30. Mami bilang kalau dia gak mau Jae nikah di umur tua, jadi dengan adanya pernikahan ini sepertinya mimpi orang tua Jae semuanya sudah terwujud. Mamah papah juga awal ketemu sudah langsung akrab, mamklum papah tuh pinter berinteraksi apalagi papah dan papi nya Jae itu sama-sama pengusaha jadi obrolan mereka sangat lancer.

Jadi, sehari setelah aku keluar dari rumah sakit, aku, Dandi dan Jae kerumah mamah. Disanalah Jae mengatakan akan menikahi ku. tentu saja awal nya mamah kaget karena selama ini yang ia tahu aku masih dengan Rey, namun kau menjelaskan bahwa hubungan ku dan Rey sudah tidak ada. Papah sempat ragu karena menurut nya ini terlalu buru-buru, namun Jae ternyata pinter mengambil hati papah sehingga papah bisa percaya bahwa kami memang sudah memikirkan nya dengan matang.

Oh iya sehari setelah aku menikah, aku dan Jae langsung pulang ke Jakarta karena Jae ada meeting penting dan aku juga harus bertemu client. Tentu saja mamih nya Jae marah-marah karena kami lebih mementingkan pekerjaan, tapi dengan berbagai cara akhirnya aku dan Jae pulang duluan. Tinggal lah mamah papah dan Dandi disana. Katanya mereka mau liburan dulu disana, papi nya Jae menawarkan untuk keliling Eropa dan tentu saja mamah senang banget. Mengingat mamah dan mami nya Jae kayak nya sudah dekat banget dan terlihat sangat bahagia saat pernikahan kami, aku jadi merasa sedih karena telah membohongi mereka.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C16
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login