"Kamu melihat aku?" Davira menyahut. Menatap remaja yang ada di depannya sekarang ini.
"Kakak terlalu jelas jika ingin memata-matai." Raffa tertawa kecil. Berusaha tetap dalam suasana bersahabat meskipun Davira tak terlihat seperti itu sekarang ini.
"Benar juga, aku bodoh dalam memata-matai." Ia tersenyum manis. Kembali tubuhnya bergerak untuk mencoba membenarkan posisi duduknya sekarang ini.
"Kakak merindukan Kak Adam?" Raffa kembali menyela. Kalimat singkat itu disertai dengan senyum manis yang menjadi pengiringnya. Tak ada kemarahan atau kekecewaan di dalam raut wajah remaja jangkung di depannya itu. Semua terasa biasa saja dengan Raffa yang terus melempar senyum serta terapan teduh untuknya.
"Kenapa aku merindukan Adam?" Gadis itu menyahut. Kini mulai menundukkan pandangannya untuk menatap tatanan buah segar yang ada di dalam keranjang. Senyum Davira tak tulus. Ia hanya berusaha untuk tetap terlihat biasa-biasa saja, meskipun hatinya sedang 'semrawut' sekarang ini.