"Rasa yang aneh?" tanya Davira mengulang. Memastikan bahwa apa yang didengarnya barusan adalah sebuah fakta tak ada kekeliruan.
Lawan bicaranya menganggukkan kepala ringan. Tersenyum kemudian mengusap pipi gadis yang ada di depannya. Jujur saja, melihat sang kekasih dalam keadaan begini membuat Adam benar-benar terluka. Paras gadis di depannya kacau. Kedua matanya sembab dan hidungnya memerah. Fakta bahwa Adam telah menggoreskan luka yang begitu dalam dan serius pada sang kekasih didapati oleh remaja itu kala tetes demi tetes air mata terjun membasahi pipi Davira beberapa waktu lalu.
"Aku tak bisa mendefinisikannya. Namun itu terasa menyakitkan." Adam menghela napasnya kasar. Perlahan melepas genggaman tangan dari sang kekasih kemudian bangkit dari posisinya.