Jimin dan Jungkook menghela napasnya. Dibilang menyesal, iya. Seharusnya tadi mereka curiga dan menolak ketika Taehyung bilang punya rencana bagus.
Ternyata Taehyung ingin mengerjai Pak Ko dengan mengotori mobilnya dengan air comberan. Nekat dan gila memang. Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung itu kalau mengamuk seram. Jadi daripada kena amukan Tae, mereka menuruti saja ajakannya.
Jungkook yang sebelumnya mendapat tugas mengintai, dia menunjukkan pada Taehyung mobil si target. Sementara Jimin mendapat tugas untuk mengamankan cctv yang terletak di gedung parkir.
"Kau yakin mobilnya yang ini?" Taehyung menunjuk pada mobil SUV fortuner berwarna putih. Sementara di sampingnya mobil dengan jenis dan merek sama, hanya berbeda warna, yakni silver. Di parkiran itu hanya ada mobil tersebut.
"Iya hyung. Tadi pagi aku melihat pak tua itu keluar dari mobil ini."
"Baiklah kalau begitu."
Misi pun selesai. Mobil putih itu kini terlihat sangat kotor. Seperti baru keluar dari kubangan air kotor.
"Apa yang kalian lakukan?" Datang seorang siswi. "Yak! Apa yang kalian lakukan pada mobilku!" Teriak siswi itu tadi ketika melihat mobil putih kesayangannya telah ternoda. Lantas menyergap Taehyung-- si pelaku yang belum sempat kabur dari aksi nakalnya.
"Brengsek kau! Berani-beraninya mengotori Mongsuk-ku. Mau cari mati kau? Rasakan ini! Rasakan ini!" Siswi itu-- Kim Sohyun memukuli Taehyung dengan tas punggungnya. Taehyung mengaduh kesakitan. Sementara Jungkook berusaha melerai, lebih tepatnya menahan dan menjauhkan tubug Sohyun dari Taehyung.
Membuat Sohyun sadar, bahwa dirinya kini sedang dipeluk Jungkook dari belakang. Tunggu! Di peluk?!
"Ups! Sorry." Jungkook melepaskan pelukannya. Lalu mengangkat kedua tangannya sambil menampilkan raut tak bersalah.
"Dasar byuntae! Bisa-bisanya kau memegang tubuh yeoja dengan sembarangan." Kini giliran Sohyun yang menyerang Jungkook. Membuat lelaki bergigi kelinci itu mengaduh hingga datanglah Jimin bersamaan dengan seorang pria dewasa.
"Ya ampun, nona, apa yang terjadi?" Tanya pria dewasa yang ternyata supir Sohyun pada sang nona.
"Apa yang terjadi?" Kini giliran Jimin yang bertanya pada Taehyung dan Jungkook.
"Lihat mobilnya! Kau kemana saja sih? Harusnya kau standby menungguku, di sini!" Amuk Sohyun. Tak ayal membuat pria dewasa itu hanya menunduk takut. Dia memang bersalah karena tak mematuhi peraturan sang nona, bahwa dirinya harus selalu standby saat sedang bekerja.
"Dasar baseball tak berguna!" Kini giliran mereka bertiga yang kena semprot.
"Apa kau bilang?" Taehyung yang tak terima maju selangkah. Enak saja olahraga kesayangannya dihina.
"Kalian! Anak baseball tak berguna? Kenapa? Tidak terima? Lalu apa yang kalian lakukan pada mobilku?"
Taehyung maju lebih dekat. "Ya, kami salah karena telah melakukannya. Kami pikir itu mobil si pak tua, tapi ternyata salah target. Tapi kenapa kau harus membawa-bawa nama baseball? Itu tak ada hubungannya!"
"Ouw benarkah? Lalu untuk alasan apa kalian mau mengotori mobil pak wakasek? Balas dendam karena tim kalian mau dibubarkan? Toh, tim kalian memang tak berguna," cibir Sohyun.
Membuat Taehyung naik pitam. Hampir saja menarik kerah Sohyun jika tak segera di hentikan Jimin dan Jungkook. Sementara supir Sohyun segera berdiri di depannya, menjaga sang nona muda dari serangan.
"Apa hakmu mengatai kami tak berguna ketika kau tak tahu apa-apa tentang kami, ha?!" Kesal Taehyung.
"Siapa yang tak kenal kalian di sekolah ini, ha? Hanya sekumpulan pecundang yang bahkan tak bisa memukul bola. Terutama kau," tunjuk Sohyun pada Taehyung. "Pitcher, payah!"
"Mwo?!"
"Sudahlah, nona. Kami mohon maaf." Jimin menengahi. "Dan kami akan bertanggungjawab atas perbuatan kami. Akan kami bersihkan mobil kalian." Dia mencoba bernegoisasi.
"Bagaimana, nona?" Tanya si supir. Bagaimanapun ini hanya kesalah pahaman. Dan mereka masih anak-anak yang seusia anaknya. Jujur, pria itu tak tega jika harus membersar-besarkan masalah ini. "Nyonya sedang dalam perjalanan pulang. Kita harus segera kembali sebelum--"
"Telpon supir lain untuk menjemput," potong Sohyun. Kali membiarkan mereka bertiga lolos demi tak membuat masalah yang bisa menyebabkan ibunya marah.
"Baik, nona."
"Bersihkan mobilku sampai bersih dan jangan sampai lecet!" Kata Sohyun pada mereka bertiga. Dia baru mau pergi ketika suara lantang Taehyung terdengar.
"Jangan sok suci dengan menghakimi kami kalau kau saja tak tahu apa-apa tentang baseball!"
"Sudahlah tae." Jimin mencoba menghentikan.
"Diam kau Jim! Gadis sombong dan lemah sepertinya harus tahu tentang seperti apa olahraga baseball itu. Biar tak seenaknya bicara omong kosong dan menghina orang lain. Ck! Pantas saja banyak yang tak menyukainya. Jenius sih, tapi akhlakless."
Dan sepertinya ucapan Taehyung itu sukses membuat Sohyun marah. Terlihat dari kedua tangannya yang mengepal dan buku-buku tangannya memutih.
"Begitu menurutmu?" Sohyun melangkah maju. Kedua tangannya di lipat di depan dada. Matanya manatap tajam Taehyung. "Kalau begitu... Kita lihat seberapa hebat kalian!"
Taehyung tertawa. "Barusan kau menantang kami?"
Sohyun mengedikkan bahunya. "Lebih dibilang percobaan daripada sebuah tantangan," balas Sohyun meremehkan.
Kini tak hanya membuat Taehyung, tapi juga Jimin dan Jungkook yang geram. Harga diri mereka baru saja dilecehkan. Tidak hanya tentang baseball, tapi kekuataan mereka sebagai lelaki tangguh juga telah gadis itu remehkan.
"Diterima! Mari kita berduel. Satu lawan satu," putus Taehyung.
Sohyun menggeleng sambil berisyarat dengan jari telunjuknya, "No, no," katanya. "Satu lawan tiga. Kalau perlu kerahkan seluruh anggota timmu."
"Sialan! Kau anggap kami ini apa?" Kini giliran Jimin yang tak bisa menahan emosinya.
"Memangnya kau juga anggap aku ini apa?" Balas Sohyun. "Kenapa? Kalian takut dari seorang gadis?"
"Yak!" Teriak Jimin yang kemudian di tahan Jimin.
"Baiklah. Besok setelah pulang sekolah, kami tunggu di lapangan baseball," ucap Taehyung.
"Sekarang saja. Besok aku sibuk."
"Mwo? Yak!" Jungkook protes.
"Baiklah. Sekarang juga," putus Taehyung akhirnya.
Lagi pula melawan gadis kurus kering dan lemah seperti Sohyun ini tak akan membutuhkan waktu lama kan? Hitung-hitung memberi pelajaran atas kekurangajarannya.