"Lenna, ini adalah kesempatan kamu, jadi jangan sia-siakan itu, ya. Selama ini Papa sama Mama selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan kamu sampai ke depannya nanti."
Lenna menundukkan kepalanya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir, gadis itu menangis tanpa suara dengan bibir yang bergetar.
"Iya Ma, maafin Lenna, ya."
"Ya udah, kalau gitu Mama tutup dulu teleponnya, ya. Kamu hati-hati di sana, Sayang, jaga diri baik-baik."
"Iya, Ma."
Panggilan pun telah berakhir dengan Lenna yang kini terdiam melamun dengan pikiran yang terus tertuju kepada kepindahannya sebentar lagi. Gadis itu akan berpisah dengan sahabatnya yang selama ini selalu bersama dengannya sedari kecil.
"Gue pasti bisa," gumamnya meyakinkan dirinya sendiri. "Iya, pasti bisa."
Bersamaan dengan itu Lenna dikejutkan dengan suara dari seseorang yang begitu dikenalinya tersebut sehingga membuat gadis itu menghela nafas seketika.
"Lele, kamu kenapa?"