Download App

Bab 1. Kehilangan Pada Masa Bermain

Berawal dari kehidupan sosok ayah ku yang bukanlah pewaris tahta, bukanlah sosok yang diwariskan harta kekayaan yang berlimpah untuk garis keturunan-nya dan bukanlah seorang yang berdarah biru seperti unggkapan khayalak dalam membedakan antara rakyat jelata dengan para tokoh – tokoh pemangku adat di daerah-daerah , namun memiliki prinsip idealis di kehidupan-nya maupun menjadi pemimpin bagi seluruh anggota keluarga-nya . Dan aku memiliki ibu seperti hal-nya dengan ayah ku sebagai pemimpin keluarga yang demikian keras akan tetapi memiliki juga ketulusan kasih untuk selalu setia memberikan kesejukan hati dalam mendidik anak-anak nya dengan segala kenakalan – kenakalan dan keras kepala yang merupakan warisan dari sosok ayah.

Kedua orang tua ku adalah cermin yang menjadi dasar prinsip aku untuk memulai pencarian jati diri yang masih hampa terbentang di alur kehidupan dan penuh tanda tanya sebagai patokan atau batu penjuru tujuan akhir hidup. Ada dua sisi kontras yang mungkin harus aku satukan untuk kesempurnaan cita yang yang terbentang di depan sana, menunggu ku untuk menjamah-nya satu / satu benih terbaik yang dapat di petik dan disimpan ditempat penyimpanan asa yang terbaik di dalam hati dan akal/pikiran aku agar dapat di tabur kembali benih-benih yang telah matang tersebut dan siap untuk tumbuh menjadi tunas-tunas yang baru.

Pikir-ku adalah kemudahaan, ketika langkah kaki ini kan menapaki sisi-sisi jalan panjang yang harus aku tempuh demi cita. Merangkak dari rasa iri, hati kecil ku mulai dibentuk perlahan dan senyum harus terpancar demi ego akan keteguhan bahwa aku bukanlah anak yang cengeng seperti ucapan para pencemooh yang tidak datang dari kejauhan tetapi hadir dari yang terdekat dan seharusnya menjadi pelindung-ku.

Aku bukanlah sendiri sebagai seorang anak seperti kata-ku " anak-anak " dan aku memiliki 2 orang kakak : Jemmy L Said adalah seorang lelaki dan yang tertua diantara kami, kemudian Ivone Y Said no 2 sebagai perempuan satu-satunya diantara 4 saudara kandung setelah itu aku dan si bungsu yang bernama Y Said yang menjadi kesayangan kami semua namun menjadi awalan hati dan jiwa ini di uji untuk dimulai-nya masa-masa pembentukan jati diri.

Apakah salah ….. ? Ataukah rasa iri benar-benar harus di hempaskan demi cinta kasih … ? Maaf adik-ku, maafkanlah kakak-mu yang belum bisa memahami makna hidup kala itu. Tetapi apakah salah …. ? Bukan membela diri untuk pembenaran. Bisakah vonis dijatuhkan kepada seorang anak yang belum memahami hidup … ? dan hati kecil ini terus digoda rasa iri, ketika semua semua orang di dekat ku mulai mengejar mimpi milik mereka. Menjauhlah dan hati ini teriris pilu dalam kesendirian yang tak tahu jalan terbaik menuju ceria.

Ingin berontak, Kemana kaki ini kan melangkah … ? Hai dunia .. ! Aku ini milik siapa … ? Namun dalam perih ku, hadirlah sosok kakak perempuan-ku yang terpaut 4 tahun dengan umur ku selalu ada menggenggam tangan ku dengan kasih tulus-nya ketika semua terlalu sibuk dengan keceriaan milik mereka dan aku pun dapat sedikit terhibur dengan canda tawa bersama kakak perempuan aku kala itu. Bagai yang menyambar dan semua tiba-tiba menghilang. Canda tawa itu tak ada lagi, kebersamaan kami terlalu singkat bagi aku yang belum siap kala itu dan aku kembali dalam kesendirian-ku.

Dengan umur aku 7 Tahun dan masih duduk di sekolah dasar di kota T di daerah Maluku , Memang terlalu dini untuk mengetahui tentang arti hidup dan sebuah perjuangan sehingga aku pun harus kembai ke dunia ku dalam mencari keceriaan dengan gaya ku dan yang ku tahu bahwa dunia disekitar ku tidak pernah adil membuat ku mulai berani melangkah keluar dari rumah mencari keceriaan bersama teman sebaya ke pantai, walaupun aku lebih banyak menyendiri memandangi laut dan cakrawala yang menyimpan begitu banyak misteri di dalamnya, Kemudian pergi ke hutan mengejar tantangan demi petualangan, tetapi apa yang ku dapat … ? Ternyata aku dalam kesendirian kala di rumah. Semua benar-benar hilang dan setelah 40 hari kepergian kakak-ku, Aku baru menyadari bahwa kakak-ku telah pergi meninggalkan ku untuk selama – lamanya.

Seakan tersadar tetapi hati kecil ku masih tidak percaya, Aku pun berusaha mencari kakak perempuan ku di seisi rumah orang tua ku, sekeliling halaman, Kekamar-kamar, , Aku terus mencari dalam bentuk apapun dia , Aku menginginkan kehadiranya di hadapan ku agar dapat aku dapat menceritakan semua sedih ku ketika kesendirian itu melanda dan aku hanya mendapati mu dalam lemari pakaian dikamar orang tua kita. Diantara bahagia dan sedih, sosok manis dan lembut itu hadir lewat lembaran-lembaran kertas foto yang menggambarkan senyum indah mu namun dengan tubuh yang telah terbujur kaku di sebuah peti tempat tidur dan kamar tidur peristirahatan terakhir mu kakak-ku.

Kakak Ku

Di rumah terakhir mu, .. Bersua dengan mu

Bukan dengan suara merdu mu yang selalu

membimbing

Bukan Wajah cantik yang selalu

meneduhkan

Hanya sebuah nama indah di nisan - mu

Kala itu, Bagai layangan putus tali-nya

Terhempas melayang tak terkendali

Dari yang manis dan seharusnya penurut

Berubah liar demi hidup yang belum bermakna

Hari ini, … 26 Tahun yang lalu di rumah

terakhir mu

Bersama mu, … Aku tenang

Bukan untuk bersuka dalam canda tawa

Bukan pelukmu kala gundah ku

Hanya menatap rumah terakhir mu

Hanya memandang nama indah mu

Hanya meratap dan meminta mu kembali

Demi adik mu yang belum siap kala itu

IR. Said

Bagai dicabik-cabik hati ini demikian perih dan merana untuk pertama kalinya air mata ini tercurah dengan derasnya mengiringi segala rasa yang hadir kala itu dan berkecamuk tak menentu arah, antara sedih, menyesal dan marah yang berkumpul menjadi satu dalam hati dan jiwa ini.

" Ya … TUHAN ... !

Mengapa Engkau ambil kakak perempuan ku .... ?

Aku belum siap Engkau ambil orang yang paling aku cintai di dunia ini ...

Ya TUHAN ….. "

Bait kalimat ungkapan marah atas ketidak-adilan. Kenapa … ? Ada apa di dalam foto-foto itu .. ? Terus dimana aku selama ini … ? Ketika dirimu terbaring begitu lama di rumah sakit ternyata adalah hari-hari terakhir mu dan aku terlena dengan dunia kecil ku, dalam kebahagiaan semu dan rasa cemburu yang demikian besar.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login