Sean menganggukan kepalanya dan menyeka air matanya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang. Agar rasa bersalahku tidak semakin berat?" tanya Sean menatap sendu kearah Santo.
Santo tersenyum, "Yang harus kamu lakukan adalah meminta maaf kepada orang – orang yang kamu sakiti dan mau menerima orang lain juga dalam bentuk fisik, keadaan, bahkan status," jawab Santo.
"Iya, sepetinya kata – katamu memang ada benarnya juga. Aku akan meminta maaf kepada semua orang yang pernah aku sakiti, termasuk kamu, Santo. Kamu dulu ada supir pribadiku, dulu aku sering menghina dan mengejek. Tapinya sekarang kamu naik dan berkembang lebih pesat. Tolong maafkan aku, sahabatku," ujar Sean.
"Tidak apa – apa teman, aku senang kalau kamu mua berubah seperti ini sekarang. Teruslah menjadi orang baik, dan jangan berubah," ujar Santo tersenyum.
"Terima kasih teman...."
"Sama – sama teman."
"Lalu bagaimana dengan anakmu itu? Sekarang dia berada dimana?" tanya Sean.