"Lyra," panggil Steve. Tapi Lyra tidak mau menjawab panggilannya. Lyra terus berjalan dan masuk ke dalam kamar, kemudian mengunci pintu kamarnya. Steve berusaha menggedor – gedorkan pintu kamar Lyra.
"Lyra dengarkan aku, Lyra. Aku mohon buka pintunya sebentar," teriak Steve khawatir.
"Tinggalkan aku sendiri!!" sahut Lyra.
"Baiklah." Dengan terpaksa Steve berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Air mata Lyra mulai mengalir, ia merasa tertekan dengan kisah percintaannya sekarang. Dua orang laki – laki saling merebutnya, satu yang ia cintai dan satunya selalu mengejar – ngejar dirinya. Lyra benar – benar muak, ia merasa apakah tidak bisa sehari saja mereka berdua tidak berdebat, apa mereka tidak lelah setiap saat, dimana pun, kapan pun harus berdebat karena dirinya.
Lyra merasa sangat menyesal terlahir dengan berwajah cantik. Gara – gara pesona dan kecantikannya. Mampu membuat orang mengejar terus mengejar dirinya, sama seperti Chris. Lyra bingung dengan isi hati dan pikirannya sendiri.