Chapter 237: Prolog

2018

Dewasa datang dengan wajah yang kompleks, ia datang tanpa bisa dicegah, waktu lah pemeran utamanya, dan takdir adalah pemilik naskahnya.

Kemanapun aku pergi, dia akan mengikuti. Seperti seekor anjing pada tuannya. Setia tanpa diminta. Aku bahkan mempertanyakan takdir yang begitu erat menggenggamku. Ada kalanya aku justru ingin lepas dari jerat takdir yang absolut.

Masa lalu ... begitu lekat merongrongku bagai bayangan di balik sinar terang cahaya matahari. Meski aku perlahan-lahan mencoba meninggalkannya di belakang, dengan segenap usahaku dan kegigihan langkahku, dia tetap melekat kuat di sol sepatuku.

Pada akhirnya, dia sedikit demi sedikit terkikis waktu, aku merasa takdir mulai mengendurkan cengkramannya padaku, tapi ... lagi-lagi itu hanya semu.

Takdir kembali mencengkram lenganku begitu kuat dan kini sedang menyeretku menuju kesana, ke persimpangan tempat ia menungguku, sambil makan kuaci yang ia bawa di sakunya. Tersenyum hangat untuk menggoyahkan perasaanku lagi.