Download App
6.02% My prince my bad boy / Chapter 22: CHAPTER 22

Chapter 22: CHAPTER 22

-Kabar duka dari bendera kuning (2)

"Kenapa nggak mungkin, dia ngganteng,keren, baik pembisnis muda lagi" bantah Dara

"Baik? Baik dari mananya kak, yang ada tuh dia jahil banget ngeselin suka ngajak ribut!" bantah Via

"Berarti  kamu yang belum kenal sama Shandy, dia baik orangnya, baik banget malah" ujar Dara

"Atau jangan-jangan usil dan jahilnya ke lo ada maksud lain, jangan-jangan dia suka lagi sama lo!" ujar  Dara lagi. Via sempat termenung sebentar dengang kata-kata dara barusan

" Apaan sih kak, nggak mungkin lah hahaha" bantah Via akhirnya

***************

Sepulang sekolah Via dan Syila bermain playstation di kamarnya. Mereka bercanda ria hanya degan  permainan playsation. Taruhan traktiran bakso bagi yang kalah, dan sudah dua kali Via hampir kalah. Ia tidak segan-segan untuk menyenggol-nyenggol siku Syila supaya ia kalah.

           Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan ketukan keras pintu dari luar kamarnya

" Non.. non… TOK TOK..TOK..!" teriak bi Ijah

" Masuk aja bi!"  teriak Via

"Tuan sama nyonya!" teriak bi Ijah terpotong. Seketika itu Via terbengong sebentar mengingat papa juga bundanya yang ada di luar kota.

"Kenapa bi?" tanya Syila

"Tuan sama nyonya kecelakaan!" sahut bi Ijah cepat

"Hah!! Bi Ijah tahu dari mana,jangan bercanda deh bi" bantah Via cepat

"Ada orang dibawah yang ngasih tahu" sahut bi Ijah

 Via langsug  beranjak berdiri dan belari menyusuri tangga menemui orang itu

           Sesampainya di teras

"Bapak tahu dari mana tentang papa sama bunda?" tanya Via langsung

"Saya staff karyawan kantornya pak Wijaya. Berdasarkan informasi dari kantor cabang,pak Wijaya dan bu Shinta sudah meninggal dunia karena kecelakaan mobil sampai masuk jurang" jelas pria itu

"Nggak mungkin!" teriak Via menangis sekencang-kencangnya. Ia amat rindu dengan papa juga bundanya. 2 bulan ini mereka nggak pulang-pulang. Dan sekarang malahan mendengar berita bahwa ke duanya sudah tidak ada, betapa terpukulnya Via saat ini.

"Jenazahnya baru berjalan kesini mbak" ujar pria itu

"Nggak mungkin pak! Papa sama bunda saya masih hidup,mereka sedang ke luar kota hiks..hiks..hiks.."bantah Via mendorong-dorong pria itu

"Husttt… udah Vi tenangin dulu diri lo" ujar Syila memeluk Via yang sudah lemas tak berdaya, tangisnya semakin menjadi bersama perasaanya saat ini

"Syil, nggak mungkin papa sama bunda ninggalin gue secepat ini, hiks..hiks.." sahut Via

"Iya gue tahu perasaan lo, ayo kita masuk dulu ya tenangin diri lo" ujar Syila menopang Via.  Belum lama itu  Via malahan pingsan terkulai lemas. Karena Syila yang tidak kuat menopang tubuh Via yang tiba-tiba pingsan,akhirnya Via terjatuh ke lantai.

" Bi Ijah!!" teriak Syila meminta bantuan

      Kemudian bi Ijah dan Syila menopang Via dan membaringkan ke sofa ruang tamu. Setelah itu Syila membuka gadgetnya mencari fakta  berita tentang meninggalnya orang tua Via. Well ,memang benar berita itu sudah tersebar di Koran-koran juga majalah yang terbukti fakta kebenarannya. Kemudian ia mengabari teman-teman sekolahnya tentang kabar duka itu.

                                *******

 Di lain tempat, tampak Shandy, Vito ,Varel, Lufi dan juga Dara berkumpul di sebuah kafe. Melepas rindu dengan model Amerika ini,termasuk pacarnya sendiri

"Gimana karir lo sekarang?" tanya Shandy

"Well, Alhamdulillah lancar!" ujar Shandy

"Gimana nih sama Stiv, dia punya cewek nggak disini?" tanya Dara

"Ada, dia punya cewek di indo. Sekelasnya lagi" tukas Vito yang di ikuti pelototan mata Stiv

"Siapa?" tanya Dara langsung

"Cewek yang tadi rebut sama gue di kantin" sahut Shandy

"Via?" tanya Dara memastikan

"Lo kenal sama dia?" tanya Varel

"Nggak sih, Cuma gue tadi ngasih baju gue buat gantiin bajunya yang kotor pas di toilet" sahut Dara

"Ngapain lo baik sama dia, nggak ada kerjaan banget" ujar Shandy ketus

"Berbuat baik itu bukan pekerjaan Shan, itu sebuah kewajiban kita  berbuat baik sama siapa saja" ujar Dara

"Kata-kata mutiaranya mulai keluar ih" ledek Vito

"Apaan sih B aja!" sahut Dara

"Emang kamu beneran suka sama si Via-Via itu, berani ya kamu duain aku" sahut Dara mencubit lengan Stiv

"Emang beneran suka dia, di sekolah aja mesra-mesra an mulu, di luar kelas aja suka gitu apalagi di kelas" sahut Shandy

"Apaan sih lo !" tukas Stiv nggak suka

"Sumpah deh bee, aku nggak suka sama Via, Cuma teman aja nggak lebih! Aku tuh setia sama kamu, nunggu aku pulang kesana atau nggak kamu yang bakalan nyusulin aku kesini. Buktinya sampai sekarang,perasaan ku masih sama dengan orang yang sama yaitu kamu bee" jelas Stiv meyakinkan Dara

"Iya iya aku percaya kok" sahut Dara mengusap pipi Stiv

"Jangan-jangan lo kali yang suka sama Via!" tuduh Dara pada Shandy

"Bener banget tuh!" sahut Vito dan Lutfi  bersamaan

"Gue? Suka sama Via haha, kaya nggak ada cewek lain aja" cibir Shandy

"Hahaha sayangnya gue nggak percaya" bantah Varel

"Yaudah, besok gue gebet gue pacarin terus gue mainin si Via" tukas Vito cepat

"Enak aja!" sahut Shandy spontan

"Nah kan, lo suka beneran sama Via" ujar Lufi

"Eng… enggak gitu maksut gue, ya kali semua cewek lo jadiin mainan semua" sahut Shandy sekenanya

"Terserah gue lah, kayak lo nggak pernah aja! Bilang aja lo tuh sebenarnya suka sama tuh cewek tapi gengsi buat ngakuin" ujar Vito

"Semua cewek yang pernah berurusan sama gue, otomatis jadi musuh gue. Dan orang yang sudah menjadi musuh gue nggak boleh jadi musuh kalian juga, apalagi lo sampai suka sama tuh cewek. Gue nggak mau kalian ngerasain betapa sengsaranya gue berurusan sama tuh cewek" kata Shandy

"Ah.. masa??" ledek stiv

"Kalo lo nggak percaya,gue bakalan buktiin kalo kebuayaan seorang pengusaha muda yang beranama Shandy ini nggak bakalan bisa di tumbangin sama cewek manapun. Lo lupa kalo gue masih menyandang gelar playboy idaman semua wanita?" bantah Shandy

"Semua wanita,  sama mak-mak juga dong berarti?" sahut Lutfi menertawakannya

"Janda sekalian hahhaha" ledek Vito

"Dihh, jadi playboy aja bangga" sindir Dara sinis

"Akhir-akhir ini, jarang tuh lo sama cewek ataupun goda-goda in siapa gitu. Malahan lo berurusan sama cewek fisika itu terus gue rasa" tukas Lutfi

"That's right!" tambah Varel

"Bentar, gue mau tanya sama lo, kenapa lo ambil pusing sih sama masalah lo sama Via. Lo tinggal biarin aja dari awal pastinya nggak akan serumit ini. Masih hobi banget ya lo memperpanjang masalah" ujar Dara

" Karena Cuma dia yang nggak suka sama gue. Semua cewek pada suka sama gue,pada ngejar-ngejar gue. Lhah ini  malah cari gara-gara sama gue" sahut Shandy

"Yakin bukan karena lo suka sama dia?" tanya Dara

"Nggak percaya banget dah, besok gue buktiin!" sahut Shandy emosi

"Bentar deh, kenapa lo mau buktiin, padahal tadinya gue udah cukup percaya sama omongan lo. Tapi karena  gara-gara lo  ngotot mau buktiin dari tadi, itu malah ngebuat gue curiga, lo mau ngeyakinin siapa? Diri sendiri?" ucap Varel sembari meneguk kopinya pelan

     Shandy di buat kicep sama omongan Varel, ia pun lebih memilih diam dan mengeluarkan earphone nya mulai sibuk dengan hpnya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login