Download App
68.42% PELABUHAN TERAKHIR PRIA KEJAM / Chapter 26: Bab. 26 Istri Idaman

Chapter 26: Bab. 26 Istri Idaman

Rumah sakit Global Internasional 

Dua pasang mata tersebut adalah dokter Reyhan dan dokter Martin yang memperhatikan aktivitas Caca dari awal keluar dari lift serta mendengarkan gosip yang dibicarakan para suster dan juga dokter Livia. 

Direktur Nicholas memberikan penjelasannya pada forum rumah sakit. Dirinya memberikan klarifikasi dan menghapus semua pembahasan yang mengatakan residen Caca adalah seorang wanita simpanan pengusaha atau seorang sugar baby. 

"Selamat siang, untuk semua rekan-rekan kerja di rumah sakit Global Internasional baik team medis,  apoteker,  staff dan yang lainnya. Saya selaku direktur rumah sakit ingin memberikan hasil keputusan yang tadi tertunda mengenai residen Caca yang dikabarkan sebagaimana kita dengar dan baca dalam forum ini, itu tidak benar dan mulai besok sudah kembali beraktivitas seperti biasanya. Saya sudah menanyakan hal tersebut kepada pihak yang bersangkutan dan bisa dipertanggung jawabkan jika berita itu hanya gosip murahan saja. Mulai hari ini dan seterusnya berhenti untuk bergosip mengenai masalah tersebut. Saya tidak akan mentolerir kesalahan yang sama pada orang tersebut,  jika orang yang dibicarakan mersa dirugikan dan ingin menuntut ke jalur hukum maka pihak rumah sakit tidak akan ikut campur dalam masalah tersebut. Terima kasih" seperti inilah kurang lebih isi penjelasan pada semua orang-orang yang berada di forum rumah sakit. 

Ada beberapa dokter, suster serta yang lainnya merasa senang atas keputusan tersebut dan ada juga yang merasa tak suka dan terima atas putusan tersebut. Mereka senang sekaligus sedih juga karena residen Caca hanya tinggal menghitung minggu untuk selesai masa magangnya di rumah sakit ini. Terlebih lagi sudah terdengar kabar jika residen Caca akan mengambil S3 di Italia. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kawasan Apartemen Casagrande

Caca yang pulang diantarkan oleh Steven ke apartemen yang dibelikan sang daddy.  Steven tak pernah tahu jika selama ini jika sang kakak tinggal di rumah kost yang bisa dikatakan sangat jauh berbeda kehidupannya.

Caca tak pernah memberi tahu alamat tujuannya pulang kemana pada sang adik dan hal hasil mereka menuju apartemen mewah miliknya. 

"Kak,  katakan padaku siapa pria yang tadi di lobby rumah sakit? Saat aku menunggu kakak ambil tas,  aku melihatnya masuk ke ruangan kak Rara juga. Apa dia kekasih kakak tau mantan kekasih kakak?" tanya Steven prnuh selidik. 

"Bukan siapa-siapa dan juga tidak penting" jawab Caca singkat 

"Kak,  cerita sama aku jika memang ada masalah jangan kau pendam sendiri dan akhirnya membuat kau terluka dan bersedih" ucap Steven yang masih ingin kakaknya berkat jujur. 

"Benar kakak gapapa jadi kamu tenang saja" balas Caca masih dengan pendiriannya yang tak ingin berterus terang sama sang adik laki-laki satu-satunya. 

"Jika aku memaksa kak Caca terus menerus di dalm mobil bisa-bisa tak akan mau bercerita yang sebenarnya. Lebih baik aku tunggu sampai di apartemen dan aku akan membuat kak Caca cerita nantinya" batin Steven. 

Mobil yang dikemudikan oleh Steven mulai memasuki kawasan apartemen akan tetapi mereka tak langsung memarkirkan mobilnya di basement apartemen tapi di parkiran supermarket. 

Apartemen yang Caca tinggali adalah kawasan apartemen yang memang cukup memanja para penghuninya. Bagaimana tidak? Apartemen tersebut memiliki fasilitas yang lengkap dari mulai kolam berenang, arena bermain anak-anak, supermarket, tempat gym,  bioskop dan paling utama adalah sistem keamanannya yang sangat canggih. Setiap orang yang akan berkunjung atau datang ke apartemen tersebut tidak bisa langsung mengakses naik keatas jika tak memiliki kode akses untuk menggunakn lift. 

"Kakak mau masak apa?" tanya Steven yang sedang mendorong troli belanjaan. 

"Kau ingin makan apa? Kakak akan masakan" tawar Caca pda sang adik yang terlihat tersenyum licik. 

"Baiklah,  jangan salahkan aku ya nantinya jika kakakkerepotan pada akhirnya" ucap Steven yang meninggalkan troli. 

Steven melangkahkan kakinya menuju rak yang berisi beraneka mamacam pasta. Setelah memilih pasta dirinya menuju ke bagian daging. 

"Kak,  buatkan aku spaghetti dan steak" ucap Steven tanpa rasa bersalah sedikitpun. 

Caca yang mendengar itu merasa kaget dan juga tak percaya atas permintaan sang adik kali ini. 

"Kenapa?  Kakak berubah pikiran untuk memasak makanan untuk aku? Tak bisa memasaknya?" tanya Steven yang melihat kakaknya bingung. 

"Bukan itu masalahnya,  hanya saja kamu yakin oerutmu akan muat makan spaghetti dan juga steak dalam waktu yang bersamaan?" Caca bukannya menjawab malah bertanya balik. 

"Kalau spaghetti buat aku bawa nanti ke rumah sakit dan untuk steak akan aku makan di apartemen kakak" jawab Steven. 

"Oh,  begitu!  Baiklah kita beli temannya untuk masak spaghetti dan steak tentunya. Apa kau mau makan lobster?" tanya Caca yang menawarkan sang adik. 

"Boleh asal tidak keberatan tapi bukankah kakak alergi seafood terutama sejenis udang?" jawab Steven yang menemani sang kakak sedang memilih lobster. 

"Kalau alergi udang dan kawanannya bukan berarti tidak bisa memasaknya?  Kakak memasak untuk nanti kau bawa ke rumah sakit dan bisa makan bersama dengan yang lainnya. Kakak tak ikut kamu untuk kembali ke rumah sakit karena ada kerjaan lain" jelas Caca. 

"Oh,  begitu,  ya sudah kalau begitu masak lobsternya di bakar saja itu lebih enak dibanding diolah dengan msakan yang lain dan beli juga udang untuk campuran di spaghetti nya agar lebih enak lagi rasanya sama tambahkan gilingan daging juga tentunya" ucap Steven. 

Tanpa Caca dan Steven sadari ada yang sedang memperhatikan mereka yang sedang memilih lobster dan udang. Orang tersebut memperhatikan sejak Steven mengambil pastadan menyerahkannya ke Caca. 

Semua bahan yang dibutuhkannya sudah di rasa cukup,  mereka menuju kasir untuk melakukan transaksi pembayaran.  Ada banyak pasang mata yang memandang memuja dan kagum pada mereka karena mengira mereka berdua sepasang kekasih. Ada juga yang memandang iri pada mereka karena terlihat sangat sempurna dan serasi. 

"Kak,  barangnya aku langsung bawa ke mobil saja nanti aku tunggu di parkiran saja" ucap Steven dan beberapa pasang mata wanita seakan mendapat angin segar saat mendengar hal tersebut. 

Caca mengeluarkan salah satu kartu miliknya yang jarang digunakan jika memang tidak terlalu diperlukan atau penting. 

"Terima kasih atas kunjungannya dan semoga datang kembali nantinya" ucap petugas kasir. 

"Terima kasih kembali" balas Caca yang sudah menerima kartu serta struk belanjaan miliknya. 

Bruukk… 

"Aauuuwww….. " teriak Caca merasakan sakit pada tubuhnya. 

"Hai,  kalau jalan lihat-lihat. Apa kau tak punya mata" bentak seorang wanita yang menabrak Caca. 

"Maaf,  yang jalan tidak melihat itu siapa?  Saya dari tadi melihat kedepan tapi anda terlalu fokus pada layar ponsel dan tak memperhatikan jalan" balas Caca yang tak terima dibentak karena dirinya tak merasa bersalah. 

"Sudah salah tidak mau meminta maaf malah memarahi saya lagi. Apa orang tuamu tak bisa mendidik dengan benar?" teriak wanita tersebut. 

"Dengar ya baik-baik nona,  yang salah itu anda bukan saya. Jika anda mau tahu siapa yang salah disini kita bisa ke ruang kontrol cctv klau begitu. Satu lagi jangan pernah menghina kedua orang tua saya yang mengatakan tidak bisa mendidik saya" sarkas Caca pada wanita tersebut sambil mendekatkan bibirnya ke kuping wanita tersebut. 

"Pertanyaan tersebut lebih cocok untuk anda? Jika orang tua anda benar mendidik anaknya tidak mungkin membiarkan anaknya bercinta dengan pria yang bukan suaminya terlebih lagi di dalam kantor. Kecuali anaknya memang tak bisa dididik oleh orang tuanya dan memang murahan" bisik Caca langsung kena sasaran. 

"Kau!!!!" teriak wanita tersebut yang ternyata adalah wanita yang bercinta dengan Charless tadi pagi di kantor. 

Wanita tersebut langsung pergi begitu saja tanp bilang maaf maupun sejenisnya. Caca yang melihat kepergian wanita tersebut hanya tersenyum penuh arti dan kembali berjalan menuju area parkir. 

"Aku tak akan pernah terima jika ada orang yang menjelekkan apalagi menghina orang tuaku mau siapapun orangnya" ucap Caca dalam hatinya. 

Caca menghampiri mobil yang ternyata sudah ada di depan lobby sudah terparkir. Caca tersenyum mania saat melihat Steven. 

"Kenapa lama kak? Apa kasirnya lemot atau terjadi sesuatu?" tanya Steven. 

"Bukan di kasir tapi saat kakak mau menyusulmu ada suatu insiden yang tak terduga. Jadi kakak menyelesaikan masalah tersebut dulu" terang Caca. 

Mereka akhirnya kembali menyusuri jalanan kawasan apartemen tersebut untuk secepatnya sampai di apartemen. 

Steven yang memang sudah terbiasa membawa mobil dengan lihainya dn apiknya memarkirkan mobil sport hitam miliknya tanpa kesulitan sedikitpun. 

Mereka membawa kantong belanjaan menuju lift yang akan membawa ke lantai 5 dimana unit apartemen miliknya nomor 245 berada. 

Klik

Pintu unit apartemen milik sang kakak terbuka secara otomatis setelah Caca menempelkan sidik jari dan kode akses pada pintu tersebut. 

"Mau minum apa?  Kakak akan buatkan?" tawar Caca. 

"Ada coffee latte tudak serta cemilannya" celetuk Steven yang sebenarnya ingin meminta wine tapi diurungkan karena tahu dirinya akan ditegur dan dimarahi sang kakak pastinya. 

"Ini diminum dulu sementara kakak akan memasak steak terlebih dahulu untuk kita makan dan setelah selesai makan kakak akan menyiapkan makanan yang akan kau bawa ke rumah sakit tentunya" ungkap Caca yang setelah itu langsung masuk ke dapur dan menggunakan apron. 

Caca mulai melumuri bumbu pada daging yang akan di bakar olehnya. Sementara menunggu bumbunya meresap pada daging tersebut Caca membersihkan lobster,  udang dan bahan lainnya untuk memudahkannya memasak nanti tanpa harus membersihkan sayuran dan bahan lainnya. 

"Kak,  boleh aku jujur?" celetuk Steven bertanya. 

"Kau mau berkata apa?  Jangan bilang kau ingin meledek kakak" ujar Caca. 


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C26
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login