Download App
83.33% Live with You / Chapter 5: Keanu yang polos

Chapter 5: Keanu yang polos

Baca jam berapa??

Ada yang rindu dengan cerita ini??

.

Jangan lupa Vote & Komentarnya yaa.

.

Happy Reading

ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

Keanu menggerutu kesal setelah beberapa kali ia mencoba mengetuk pintu kamar yang seharusnya ada wanita yang paling dia sayangi. Raut wajah lelaki yang sudah mulai beranjak dewasa itu tak menghilang dari wajah tampannya.

Kalimat gerutuan yang keluar dari bibir mungilnya terus melantun meski jejak langkah kakinya sudah terhenti begitu ia sudah berada di halaman belakang, tempat di mana semua orang masih berkumpul. Kemudian Keanu langsung menghempaskan dirinya di sofa lalu menggeram kesal.

Dan ketika Sean menatap wajah muram keponakannya, lelaki tampan itu pun menghampiri keponakannya. "Ada apa?" Tanya Sean. Begitu melihat wajah Keanu yang terlihat kesal. "Kenapa kau terlihat kesal begitu?" Cerca Sean dengan berbagai pertanyaan.

Keanu menatap wajah Sean dengan dahi berkerut. Kemudian menggelembung kan pipinya dengan tangan bersidekap di depan dada.

"Hm,"

Dan sialnya, kalimat ambigu yang Keanu keluarkan mampu membuat Sean menggeleng takjub. Merasa jika lelaki yang sedang duduk di depannya itu adalah Kenzo Alarix. Lelaki yang ia kenal sebagai lelaki yang pelit akan kosakata.

"Terjadi sesuatu?"

"Tidak."

Singkat jelas dan padat. Bukankah khas seorang Alarix??

Meski ke dua lelaki Alarix itu sering beradu argumen, tapi mereka memiliki satu gumaman yang sanggup membuat semua orang yang mendengarnya pusing mengartikan apa maksudnya.

'Astaga!! Apa setiap hari Valle berhadapan dengan situasi seperti ini' gumam Sean. Menggeleng kepala takjub saat membayangkannya.

Tapi, melihat Keanu yang terlihat kesal dengan wajah memerah menahan marah, Sean pun akhirnya ikut duduk di sampingnya lalu mengusap surai rambut hitam tersebut dengan pelan.

"Valle tidak turun juga?"

"Hm,"

"Bukankah tadi kau sudah memanggilnya?"

Keanu menghela napas dan melirik Sean, "Mama tidak menjawab panggilanku. Apa Mama tertidur, ya?"

Sean tersenyum tipis mendengarnya. Lalu ia menatap ke sekeliling. Melihat siapa saja yang masih berada di sini. Tapi ketika manik matanya tak menemukan Kenzo di manapun, sepertinya ia mengerti akan satu hal. Dan itu tidak akan jauh dari kegiatan para orang dewasa jika pintu terkunci dan tak ada sahutan dari dalam.

"Tenang saja. Sebentar lagi akan keluar."

"Kenapa Paman bisa seyakin itu?"

"Tentu saja paman tau," Ucapnya percaya diri.

"Memangnya apa yang sedang Mama lakukan?" Tanya Kean. Yang kali ini terlihat lebih penasaran.

"Mamamu pasti sedang menidurkan seseorang."

"Tentu saja. Mama memang sedang menidurkan princess." Sahut Keanu kesal.

Sean berdecak. Lalu menggeleng, "kau salah boy."

"Lalu?"

Sean memberikan smirk khas miliknya. Lalu membisikkan sesuatu di telinga Keanu.

"Tahu dari mana?"

"Sesama orang dewasa, pasti mengerti. Jika nanti kau sudah tumbuh besar, kau pun akan mengerti apa yang paman maksudkan." Setelah mengucapkan itu, tak ada lagi obrolan yang tercipta.

Keanu memandang Sean dengan pandangan penuh arti. Tatapan dari mata jelaga itu seperti masih tidak memiliki kepuasan saat penjelasan itu mengudara. Namun sekali lagi, lelaki yang tingginya hanya sebatas pinggang Sean itu hanya bisa membisu dan tidak lagi memperpanjang perbincangan yang pada akhirnya tidak ia mengerti.

Keanu menghela napas. Menunggu beberapa detik, menit hingga rasa bosan mulai ia rasakan.

Sesekali ia melirik lajur jalan yang dimana ia baru saja mendatangi Valerry untuk segera turun bersama. Tapi naasnya, hingga mata itu menatap tapak jalan kaki di sana, tak ada tanda-tanda jika Mamanya tak kunjung terlihat.

Hingga...

"Kenapa duduk diam saja?" Suara dan usapan yang Keanu terima membuat lelaki kecil itu mendongak menatap sosok wanita yang sejak tadi menghantui pikirannya. Tapi, begitu Keanu melihat satu sosok yang berdiri tegap di belakang tubuh Valerry, Keanu kembali memberi satu raut wajah penuh kekesalan. "Baby Kean?" Panggil Valerry sekali lagi.

"Kenapa Mama lama sekali?" Gerutunya. "Aku sudah mengetuk pintu dan memanggil Mama berulang-ulang kali." Adunya kesal.

Valerry terkikik dan berdeham pelan, "maaf ya, Mama sudah membuat Kean menunggu lama."

Keanu tak membalas. Lelaki kecil yang sudah tumbuh menjadi pria tampan itu hanya menganggukkan kepala pelan.

"Lalu Papa darimana? Kenapa bisa dengan Mama?" Tanyanya beruntun.

Valerry melirik ke arah suaminya yang hanya menanggapi pertanyaan putranya dengan mengangkat bahu. Seolah mengatakan jika pertanyaan itu tidak perlu untuk di jawab. Terbukti dengan tindakan yang Kenzo perbuat dengan merangkul pinggang Valerry dari belakang.

"Anak kecil diam saja." Cetusnya.

Dan jawaban menyebalkan itu sukses membuat Keanu Alarix menggeram kesal. "Mama~"

Valerry yang melihat perdebatan kecil itu menggeleng. "Padahal dulu kalian tidak begini." Gumamnya. Lalu melepaskan ke dua lengan kokoh itu dan berganti duduk di samping Keanu.

"Papa tadi memanggil Mama."

"Tapi kenapa pintunya terkunci?"

"Tadi papamu sedang... " Kalimat Valerry menggantung. Melirik Kenzo sekilas dan meminta pertanggung jawaban untuk ikut memberi alasan pada putranya itu.

"Sedang apa?"

"Papa haus. Jadi Papa minum lebih dulu."

Dan tentu saja, jawaban yang Kenzo berikan mampu membuat Valerry dan Sean tersedak bukan main. Ke dua manusia itu memberi tatapan peringatan pada lelaki yang sejak tadi berdiri di samping istrinya.

"Minum?" Kenzo mengangguk singkat. "Apa yang Papa minum di dalam kamar?"

Semua yang mendengar pertanyaan itu langsung terperangah. Mata Valerry langsung melotot begitu Kenzo ingin menanggapi kalimat yang Keanu berikan.

"Susu," Jawab Kenzo tak acuh.

Valerry menepuk dahi, sedangkan Sean memberi makian pada Kenzo tanpa suara.

"Susu?"

"Hn,"

"Memangnya ada?"

Kenzo kembali mengangguk. Lalu melirik sekilas ke arah Valerry yang terlihat menegang dengan jawaban yang akan suaminya berikan.

"Papa mencicipi susu formula milik princess."

Begitu mendengar jawaban yang Kenzo berikan, Valerry menghela napas lega. Mengelus dada dan sedikit memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut.

Dasar demit sialan!!

"Mama sakit?"

Valerry memberi senyum tipis, "tidak. Mama tidak sakit."

Setelah mendapat jawaban yang Kenzo berikan, Keanu mengangguk percaya. Tapi setelah keheningan terjadi beberapa menit, mulut mungil dari lelaki kecil itu kembali menciptakan ketegangan yang kali ini membuat pasangan Alarix tersebut menoleh ke arah lelaki yang sejak tadi ikut duduk di sana.

"Oh ya, paman Sean tadi bilang jika... "

"Jika apa?" Sahut Kenzo cepat.

"Mama sedang melakukan sesuatu dengan big baby."

Dasar kutil !!

Kenzo langsung memberi tatapan tajam pada lelaki yang masih berstatus sebagian sepupu dari wanita yang ia per istri. Kemudian, tanpa banyak bicara, Kenzo melangkah menghampiri Sean yang tergagap dengan keringat yang mengucur.

"Sean, apa yang sudah kau katakan pada putraku." Geram Valerry. Ikut menatap Sean dengan alis bertaut menjadi satu barisan panjang.

Sean meneguk saliva nya berat. Menatap Kenzo dan Valerry secara bergantian. Namun sebelum Sean menjawab seluruh pertanyaan yang sepasang suami istri itu berikan, lelaki kecil yang menjadi pusat ketegangan itu pun kembali bersuara.

"Memangnya di rumah ini ada big baby, ya?" Tanyanya polos.

****

TBC

.

.

Ada pesan untuk si polos Keanu

😆😆

.

Btw, emoticon untuk part ini dong

😂😂🤣😅😅😂😂😌😌

.

Salam sayang, HaiMey.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login