Download App

Chapter 3: Keluarga

Baca jam berapa??

**

Happy Reading

****

Siapa bilang menjadi istri dari lelaki Kenzo Alarix itu semudah membalikkan telapak tangan. Jangan di kira karena lelaki Alarix itu memiliki kekayaan yang luar biasa, kekuasaan dan banyak lagi aset-aset lain yang dia miliki, mampu membuat siapa pun yang melihatnya langsung tergiur.

Tapi percaya atau tidak, bahwa tidak semudah itu menjadi istri dari lelaki irit bicara, mesum, dominan dan arogan seperti Kenzo Alarix.

Ada kalanya Valerry merasa lelah dengan semua sikap dan sifat yang Kenzo tunjukkan. Bahkan, Valerry sering kali menggeleng lelah dengan semua kemesuman yang semakin hari semakin meningkat.

Dari dulu hingga sekarang, Kenzo Alarix tidak pernah sehari pun lepas dari puting dada Valerry. Hampir setiap malam sebelum mereka memejamkan mata, lelaki pantat ayam itu akan selalu bisa melakukan isapan di puncak dada Valerry tanpa ada perlawanan yang berarti.

Tapi khusus malam ini, rutinitas yang Kenzo miliki berakhir dengan kekesalan yang langsung tercetak jelas di wajahnya yang tampan.

Kenzo menatap semua orang yang berada di dalam rumahnya dengan mata menukik tajam. Bahkan tidak hanya itu saja, Kenzo di kejutkan dengan kehadiran Sean yang sejak pertemuan pertama mereka sudah bak  seperti seorang musuh. Meski identitas lelaki bersurai merah itu adalah sepupu dari istrinya sendiri.

"Mama," Kenzo memanggil Valerry yang sedang berada di dapur. Membuat minuman segar untuk menyambut seluruh tamu yang kini sudah berada di ruang keluarga. Kenzo berjalan mendekat dan langsung memeluk tubuh Valerry dari belakang. Gerakan yang di lakukan oleh suaminya itu nyatanya sanggup membuat ke dua sudut bibir Valerry tertarik. "Kenapa mereka semua datang ke rumah ini." Tanyanya dengan dengusan tertahan.

Merasa tak nyaman jika rumahnya di penuhi oleh orang-orang yang pastinya akan mengganggu rutinitas malamnya sebelum tidur.

"Kenapa memangnya?" Tanya Valerry. Berpura-pura tidak peka dengan ucapan yang Kenzo berikan. "Bukankah itu wajar saja."

"Apa mereka akan lama di sini?"

"Sepertinya Mama dan Papa akan menginap."

Terdengar helaan napas yang Valerry terima.

"Lalu aku bagaimana?"

Valerry mengerutkan kening tak mengerti. Kemudian membalikkan tubuh dan menatap Kenzo yang memperlihatkan wajah tampang sengsara. "Bagaimana apanya?"

"Rutinitasku sebelum tidur, Mama. Jangan pura-pura tidak mengerti maksud ucapanku."

Ohhh... Valerry mengerti apa yang suaminya itu katakan.

"Berhenti semalam saja, Papa."

Kenzo menghembuskan napas lelah, "apa bisa?"

Valerry menggelengkan kepalanya takjub melihat sikap Kenzo Alarix yang seperti sedang merajuk. "Tentu saja. Keanu saja bisa, kenapa kau yang sudah bisa menghasilkan anak tidak mampu melakukannya."

Dan ucapan Valerry sukses membungkam argumen yang akan Kenzo luncurkan. Lelaki itu kembali memeluk tubuh Valerry dan membenamkan permukaan wajahnya di ceruk leher Valerry. Menghirup aroma yang sanggup membuatnya melayang.

"Aku tidak suka ini."

Valerry terkikik geli mendengarnya. Namun begitu ia merasakan pergerakan di sekitar lehernya, sesuatu yang basah dan juga kenyal, saat itu juga Valerry bisa memastikan jika sebenar lagi leher jenjangnya akan berakhir mengenakan andai tidak ada panggilan sura yang berteriak nyaring memanggil panggilnya.

"Mama, Mama di mana? Mama!!"

Teriakkan yang tak asing di pendengaran Valerry itu pun menghentikan pergerakan yang akan Kenzo lakukan.

Lelaki Alarix itu melemaskan bahunya dengan geraman. Merasa waktu berdua dengan Valerry tak pernah bisa ia lakukan seperti dulu.

"Anak itu. Dari dulu hingga sekarang, kenapa selalu mengganggu." Geram Kenzo. Meletakkan dahinya di bahu Valerry. Merasa lemas saat ia tak bisa melakukan tanda kepemilikan di leher mulus istrinya.

"Keanu itu pahlawan ku sejak dulu, Papa."

Dan setelah mengatakan itu, Valerry beranjak pergi meninggalkan Kenzo. Membiarkan lelaki jelmaan Baby Boy itu sengsara dengan kegiatan yang tidak bisa ia lakukan untuk malam ini.

_****_

"Mama dari mana saja?" Keanu langsung mengeluarkan pertanyaan begitu Valerry muncul dari hadapannya. Lelaki mungil dan tampan itu menatap Valerry dengan pandangan penuh selidik. Dan tatapannya itu tidak ubahnya seperti tatapan yang Kenzo miliki. Bahkan tidak jauh berbeda. Sama.

"Ada sedikit urusan dengan Papa, Baby Kean."

Cucu pertama keluarga Alarix itu bersedekap. Menatap Valerry seolah sedang mencari kebohongan. "Mama tidak sedang berbohong, kan?"

"Tentu saja tidak."

"Benar?"

"Kau bisa tanyakan sendiri pada Papamu."

Keanu menggeleng, "tidak perlu. Lagi pula dia bukan Papaku."

Begitu Valerry mendengar kalimat yang Keanu katakan, jantung Valerry seperti berdetak tak tentu. Seperti ada gumpalan baru besar yang mengimpit nya hingga ia nyaris sulit bernapas.

"A-Apa?"

"Dia bukan Papaku." Ujar Keanu sekali lagi.

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

Meski bukan dengan nada membentak, Keanu bisa merasakan jika kalimat yang Valerry keluarkan ini adalah sejenis kalimat penuh kekecewaan saat Keanu mengutarakan apa yang sedang ia katakan.

"Mama, kenapa?" Tanya Keanu. Saat melihat raut wajah Valerry tak seperti biasanya. "Apa Mama sakit, iya?"

Dari balik nada yang Keanu berikan, tersirat kekhawatiran yang sangat luar biasa. Lelaki kecil itu teramat menyayangi Valerry lebih dari siapa pun. Bahkan, dalam benak lelaki yang masih dini tersebut, tidak akan membiarkan siapa pun orang menyakiti wanita yang telah sekian lama memberinya kasih sayang yang teramat luar biasa.

Bagi Keanu, Valerry adalah segalanya. Sekali menyakiti Valerry, Keanu berjanji dalam hati, jika orang itu akan mendapat ganjaran yang lebih menyakitkan.

Meski dia masih terlalu dini untuk berpikir seperti itu, tapi memang dasar seorang Alarix. Yang selalu bersikap lebih perkasa jika sudah menyangkut orang yang paling di sayangi.

Dan itu berlaku untuk Kenzo Alarix, tentu saja.

"Mama hanya terkejut dengan ucapan Baby Kean."

Keanu mengerutkan kening. "Tapi Keanu memang tidak ingin memiliki Papa seperti Kenzo Alarix."

"Kenapa begitu?"

Helaan napas Keanu langsung mengudara, "bukankah Mama tau alasannya?"

"Tapi Baby Kean tetap tidak boleh berkata seperti itu, sayang."

"Papa memang menyebalkan dan pelit, Mama." Debat Keanu. Tak mau mengalah tentang sifat Kenzo yang sejak dulu terlalu mendominasi.

"Kalau kalian bercermin, kau dan Papa memiliki sifat yang tidak jauh berbeda."

"Apa?! Mama jangan bercanda."

Valerry menggeleng, "kalian selalu memperebutkan Mama kan?" Keanu diam tak menjawab. Toh jawaban yang akan dia ucapkan sama persis seperti yang Valerry pertanyakan. "Bagi Mama, kalian berdua sama saja."

"Tidak! " Tolak Keanu keras. "Mana ada lelaki yang sudah dewasa bersikap menyebalkan seperti itu." Gerutunya Keanu tak mau kalah. " Aku kan putra Mama. Jadi wajar jika aku manja dan ingin di peluk Mama."

"Ohh... Baby Kean cemburu?"

"Siapa bilang!!"

Valerry tersenyum dan mengusap surai gelap Keanu. Lalu memberi satu kecupan singkat di keningnya. "Kasih sayang Mama tidak akan pernah berakhir, Sayang. Mau sekarang, besok atau lusa dan seterusnya. Mama akan tetap menjadi Mamamu."

Mendengar suara lembut dari Valerry, ternyata sanggup membuat Keanu tersenyum lebar. Kemudian menghambur ke pelukan Valerry untuk menyalurkan berapa Keanu merasa sangat beruntung memiliki Mama seperti wanita yang kini mendekap tubuh mungilnya.

"Maaf, Mama."

"Tentu. Kau hanya iri dan tidak Terima jika kasih sayang Mama di bagi-bagi kan. Tapi kenapa kau tidak merasa cemburu jika Keyra bersama Mama."

Keanu mengangkat bahu tak acuh, "itu karena Keyra perempuan. Sedangkan Papa seorang lelaki."

"Hanya karena itu?"

"Tidak juga."

"Lalu?"

"Itu karena Papa yang selalu memancing Keanu, Mama. Papa selalu bertingkah seperti putra ke dua Mama. Dan Keanu tidak suka. Papa kan sudah dewasa. Memangnya ada, lelaki dewasa bersikap menyebalkan seperti itu." Adu Keanu.

Dalam hati Valerry membenarkan apa yang putranya katakan. Kenzo Alarix memang pantas di sebut putra ke dua baginya. Dari dulu hingga sekarang. Ketika putra dan putrinya berhenti meminum Asi darinya, lelaki pantat ayam itu bahkan tidak pernah berhenti mengonsumsi putingnya hingga nyaris membuat Valerry menggelengkan kepala takjub.

*****

TBC

Emoticon untk part ini dong

😅😅🤣🤣😂


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login