Tatapannya kosong. Tiga puluh detik berlalu. Candy masih menatap langit dengan tatapan kosongnya itu. Aku masih menunggu. Menunggu Candy yang ceria mengajakku bersenda gurau seperti biasanya. Satu menit. Dia tak bergeming. Entah apa yang ada di benak Candy sekarang. Dua menit. Ku lihat matanya mulai terpejam. Candy pun tertidur dengan damai. Sudah dua kali aku melihat tatapan itu. Aku tak mengerti maknanya. Untuk pertama kalinya aku tak mampu menafsirkan ekspresi wajah Candy. Candy, apa yang sebenarnya terjadi?
—
Ujian Nasional telah usai. Gadis itu masih bingung. Bagaimana caranya mengungkapkan semua rasa sesak di dadanya. Semakin lama dia memendamnya, rasanya semakin menyesakkan. Lagu itu telah selesai ditulisnya. Tapi tiba-tiba saja dia surut. Dia tak sanggup meminta bantuan Ken untuk mencari chord gitarnya. Lagu yang ditulisnya teramat jelas untuk mewakili perasaannya. Ken akan mengetahuinya dengan mudah. Dia takut dampaknya akan buruk.
—