Kami berdua langsung tancap gas menuju ke puncak. Tentunya tanpa sepengetahuan orang tuaku. Aku pun menikmati saat-saat bersamanya. Begitu pula sebaliknya. Terpancar dengan jelas pada raut wajahnya bahwa ia sangat bahagia. Kami berdua juga tak mau melewatkan untuk melihat matahari terbenam sambil bergandengan tangan seperti dulu. Akupun kembali merasakan rasa yang sama. Rasa tak mau berpisah dengannya. Tapi waktulah yang berkuasa. Hari semakin gelap dan kami bergegas pulang.
Sesampainya di rumah papa dan mama dengan wajah yang garang sudah menungguku di ruang tamu.
"Aku pulang.." seruku lirih.
"Kevin! Sini kamu!!" bentak papa.
"Ada apa pa?" tanyaku polos.
"Papa kan sudah bilang, jangan keluar rumah sembarangan! Apalagi dengan cewek itu!" kata papa dengan sedikit marah dan wajah garang.
"Tapi pa!" aku coba menjelaskan.
"Tak ada tapi-tapian! Sekarang kemasi barangmu besok kita berangkat ko Jogja!" papa memotong perkataanku.