Oh tidak! Dia menjemputku! Dia benar-benar datang! Dia ada di sana, berdiri dengan tegap membuatku semakin gelisah. Demi ikan tuna 20 cm yang kumakan pagi tadi, kenapa dia harus datang dengan penampilan semenarik itu membuatku semakin gusar?!
Kutundukkan kepala di bibir jendela dengan gamang. Isi kepala mulai bekerja keras membuat rancangan bagaimana cara melewati hari ini. Aku tak biasa dengan kehadirannya.
Bukan.
Maksudku, hatiku tak biasa menerima kehadirannya setelah hal memalukan kala itu. Aku yakin dia menertawakanku tapi tidak berusaha menunjukkannya. Ini lebih memalukan dibanding mengenakan training pack saat pesta kebun!
-Bobby-