"Dion!!" panggil ibuku dengan sentakannya, seperti biasa, aku segera datang ke arah suara itu.
"Ada apa ibu?" tanya diriku dengan rasa takut.
"Apa kau yang menggambar ayah dan ibu di kertas ini?!" sentakan ibu semakin keras, seakan ada yang salah dengan gambar penuh harapan di kertas itu.
"Iya, ibu" aku berusaha menahan tangisanku.
Lalu ibu menyobek gambar itu, seakan harapanku sudah dirobek olehnya.
"Kau tau?! selama ini ayahmu sudah pergi! dia sudah meninggalkan kita, kau tak punya harapan! jangan bermimpi!, karena sampai kapanpun, dia tak akan pernah kembali, kau harus mengerti kenyataan!!" ibu meninggalkan aku dengan kertas yang sudah rusak itu.
Tetesan air mata yang sudah tidak bisa kutahan pun mengalir bagai sungai, membuatku menyadari bahwa apa yang kutunggu, yang kunantikan, tidak akan terjadi, detik ini, esok hari dan selamanya.
'kenyataan', apapun itu kenyataan yang menyedihkan atau menyenangkan adalah kata-kata yang selalu kuingat.