"Lelah?" Sean memandang kebawah . Menatap tepat wajah kuyu Mio dibalik riasan beratnya.
"Sangat." Mio mengeluh. Jika dia tahu bahwa menikah akan membutuhkan enam jam penuh berdiri, maka Mio lebih senang untuk tidak merayakan besar-besaran.
Mendengar keluhan Mio, Sean tersenyum lembut mengusap ujung kepalanya, " bertahanlah sedikit lagi. Setelah gelombang paman Sam, kita bebas." Dia menghiburnya.
"Apa bebas? Masih ada besok di kediamanmu!"
Sean meringis. Sulit untuk memaksa gadis ini menikah dalam waktu singkat. Namun Sean juga tidak tega melihat gadis yang telah menyandang status baru sebagai nyonya Guan generasi ke tiga ini kelelahan. Hampir semua undangam adalah tamu Guan. Nakamura hampir tidak dihitung. Hanya mengundang beberapa orang kerabat di Jepang saja. Sedangkan di Indonesia ini, yang hadir hanyalah beberapa kolektor langganan Yuto .
"Maaf ya, nanti di Guan tidak akan sebanyak ini."