Download App
40% Manusia Setengah Ikan (Mermaid Kayla) / Chapter 2: Pangeran

Chapter 2: Pangeran

Sudah waktunya jam pulang sekolah. Aku masih terbayang-bayang dengan kejadian tadi pagi. Aku benar-benar tidak menyangka bisa berangkat berdua. Ternyata Mike tidak secuek itu. Dia ternyata mengenalku. Selama perjalanan ke sekolah, dia banyak membicarakan tentang dirinya.

Tidak usah lebih, aku berangkat berdua aja cukup seneng. Aku kira ini awal cerita tentang aku dan dia mulai dekat.

Angin menerbangkan rambut-rambutku. Suara ombak juga menggodaku. Aku sering mampir ke pantai belakang SMA ku kalau pulang sekolah. Tidak tahu kenapa, aku selalu suka saja dengan pantai. Apalagi kalau sudah melihat lautnya, serius aku tak pernah tidak turun untuk sekedar bermain-main dengan air nya. Adalah hal wajib kakiku terkena air jika sudah ke pantai begini.

Tapi beginilah. Pantai ini tidak terlalu dekat juga dengan sekolahku. Cukup jauh. Aku juga harus naik angkutan umum untuk sampai ke sana. 5 menit cukup lah. Ya memang tidak ada pemukiman warga. Jadi rada sepi pantainya. Tak tau lah. Apa cuma aku yang selalu ke pantai ini? Aku saja heran apakah ada yang tau kalau disini ada pantai? Kenapa setiap kali aku datang, tak pernah ada orang lain yang datang.

Saat sedang asik-asiknya bermain air, suara knalpot motor ninja memasuki gendang telingaku dipadu suara angin dan ombak di lautan. Samar-samar aku melihat bayangan sesorang berjaket hitam dan berseragam sama denganku melajukan motornya perlahan ke arahku. Aku memicingkan mata. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Lututku serasa tak bertulang. Aku mau tumbang. Tolong siapapun, tolong aku....

"Kay, kau disini?"

Suara bariton itu sukses membuat lututku lemas. Aku benar-benar terjatuh di pasir.

Langkah kaki itu mendekat, mengulurkan tangannya padaku "Kau baik-baik saja, Kay?"

Aku menatapnya dengan keadaan nelangsa. Tersenyum melihat uluran tangannya. Sepertinya mimpiku belum berakhir.

Tangan itu ku genggam erat berhasil membawaku ke pinggiran laut. Duduk bersama. Berdua. Tak ada siapapun disana. Seolah pulau ini diciptakan khusus untuk kita berdua.

Bukannya menjawab pertanyaannya, aku justru bertanya hal lain padanya, "Sejak kapan kau bisa melihat ini, Mike? Bagaimana kau bisa kesini?"

Ya. Mike. Pangeranku. Dia disini bersamaku. Bagaimana mungkin Mike bisa datang ke pantai ini? Pasalnya orang-orang tidak banyak yang tahu soal laut ini. Ini memang aneh. Tapi tidak jarang dari mereka yang tidak bisa melihat keberadaan laut ini. Makanya disini selalu sepi. Tanpa ada siapapun.

Mike menggaruk kepalanya perlahan matanya bergerak ke atas terlihat sedang memikirkan jawaban yang pas.

"Aku melihatmu berjalan keluar dari gerbang sekolahan. Anehnya kau berjalan ke arah utara. Padahal aku tau betul bahwa rumahmu harusnya ke arah selatan. Makanya aku mengikutimu."

Blummmm. Mike mengikutiku? Apa dia khawatir padaku? Ah, tidak-tidak. Mana mungkin ! Dia pasti hanya penasaran saja. Yang jelas akulah yang membuat Mike bisa melihat lautan indah ini.

"Kenapa disini sepi sekali? Tak ada siapapun kecuali kita? Apa kau tidak merasa aneh dengan laut ini, Kay?"

Aku harus menjawab apa? Aku tidak mengatakan hal-hal tidak wajar yang sebenarnya terjadi. Kita berdua baru dekat. Bisa bisa Mike akan menghindariku karena berfikir aku aneh. Tidak. Aku harus menyembunyikan darinya.

"Itu... Mike.. ini.."

Aku menerjapkan mataku. Ah, sepertinya Dewa sedang berpihak padaku. Hujan turun. Aku segera menarik tangan Mike untuk pergi dari sini.

"Lebih baik kita pulang, Mike. Ini hujan. Ayo cepat!"

Seperti matra. Mike hanya mengikuti kata-kataku. Dengan laju yang cukup cepat, kita meninggalkan pantai itu. Perlahan tapi pasti, hujan mulai berhenti. Ini sungguh aneh sekali. Seolah hujan itu hanya berada di tempat pantai saja. Ini konyol. Aku memang sering mengalami hal aneh. Tapi makin hari, akhir-akhir ini memang banyak sekali hal tidak masuk akal yang mengikuti. Aku harus bercerita dengan Ibu. Harus.

Dan lihatlah sekarang. Kita berdua menjadi pusat perhatian. Bagaimana mungkin basah kuyup di tengah-tengah jalan? Orang lain pasti mengira kita berdua orang gila.

Tidak apa. Aku baik-baik saja dikira gila asalkan bersama Pangeran tercinta. Mike menurunkanku di depan toko butik. Aku menyuruhnya masuk dulu supaya tidak masuk angin. Tapi dia menolak. Dia bilang sedang ada perlu.

Ku buka pintu rumah dengan perlahan. Toko kecil di depan rumahku memang belum buka karena si pemilik sekaligus penjualnya alias Kayla Anastasya baru pulang dari sekolah dengan keadaan basah kuyup pula.

Tentu saja ibu melemparkan banyak pertanyaan padaku. Bagiamana aku bisa basah kuyup pulang dari sekolah? Apa ada penjahat yang ingin menculikku? Atau ada teman sekolah yang membully ku? Bla bla.

"Iya iya, Ibu. Kayla baik-baik saja. Sekarang ini anakmu sedang kedinginan. Jadi biarkan dia mandi dan berganti baju. Nanti Kayla cerita bu. Sudah ah ibu bawel sekali."

"Tapi, Kayla. Ibu ini kan cuma khawatir padamu. Kayla. KAYLA...."

Aku berlari setelah mencium Ibuku. Ya itulah ibuku. Selalu berlebihan mengkhawatirkanku.

🐳🐳🐳

Ibuku terlihat sedih mendengar ceritaku. Ibu sering mendapat mimpi kalau sesorang yang memakai kostum kerajaan menemui ibu, berkata akan membawaku menjauh dari ibu ketika hal-hal aneh mulai terjadi padaku. Ibu merasa kalau waktu kami bersama tidak akan lama lagi. Tapi aku selalu bilang pada ibu kalau itu semua tak benar. Hanya mimpi. Ibu hanya khawatir denganku saja. Aku tau itu.

"Aku tak kan kemana-mana, Bu. Aku akan disini bersama Ibu. Tenanglah."

Aku memeluknya. Memeluk tubuh manusia yang sudah selama ini merawatku. Aku tau ibu pasti kesusahan. Karena kita hanya hidup berdua. Tapi aku menyayanginya lebih dari segalanya.

"Sudah ah tidak perlu lagi berdrama. Sekarang sudah saatnya Kayla buka toko. Ibu teruskan untuk menjahit saja. Kayla ke depan dulu ya, Bu."

🐳🐳🐳


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login