Download App
44.44% My dokter saranghae / Chapter 24: Chapter 24

Chapter 24: Chapter 24

Lisa terus berlari ke sana ke mari mencari klinik hewan terdekat lain nya , karna pasal nya. klinik hewan yg paling dekat dengan Sekolah nya itu sedang tutup di karenakan sang Dokter tengah pergi Umroh ke Mekkah.

Al hasil , Lisa terpaksa harus berlari lagi untuk mencari klinik lain.

"Aduh.. , bagaimana ini. kucing ini semakin lemah nafas nya. ya Allah , tolong selamatkan kucing ini. berikan lah dia kesempatan untuk hidup lebih lama" ucap Lisa sambil terus berlari di trotoar jalan raya

Namun langkah nya mulai melambat sekarang , ketika kepala nya tiba-tiba berputar tujuh keliling. bahkan dia sampai tidak sadar jika kini dirinya tengah berada di persimpangan jalan , lebih tepat nya di pinggir jalan.

Bruuk

Tubuh kurus itu luluh ke aspal dengan darah yg keluar dari kedua lubang hidung Lisa , namun gadis bertubuh jangkung ini malah menangis menatap kucing yg berada dalam pelukan nya telah meregang nyawa sekarang.

"Maaf kan aku" lirih Lisa sangat pelan , dan setelah nya ia kehilangan kesadaran nya secara total.

*********

Kediaman Atmajaya*

Vero beserta Krystal mulai keluar dari dalam taksi yg mereka tumpangi , tadi setelah acara pernikahan dadakan mereka selesai . Vero bernisiatif membawa istri nya itu pulang ke rumah.

"Ver , apa tidak apa - apa jika aku ikut kamu tinggal di sini? kamu tau sendiri kan dulu Mama kamu tak setuju dengan hubungan kita. apalagi jika dia tau pernikahan kita ini atas dasar kecerobohan kita sendiri " tanya Krystal dengan memainkan kedua jari nya karna gugup bertemu dengan Tania

"Kamu tenang aja ya , ada aku di sini. kali ini aku tidak akan membiarkan Mama atau orang lain memisahkan kita berdua" jawab Vero dengan yakin , dan mereka pun masuk ke dalam rumah setelah Krystal mengangguk mengerti.

Ckleaak..

Pintu besar itu terbuka dan langsung di sambut dengan teriakan Tania yg tengah memarahi Ibu sri selaku ibu dari Gita yg bekerja di rumah ini selama bertahun-tahun , membuat Krystal langsung bersembunyi di belakang punggung Vero.

"Vero , aku takut " cicit Krystal di balik punggung suaminya itu membuat Vero terkekeh kecil

"Jangan takut eoh , ada aku di sini "ucap Vero mencoba memenangkan istri nya ini dan setelah nya ia pun berteriak memanggil ibu nya

"Mah , Vero pulang" teriakan itu berhasil mendatang kan Tania yg sedang berada di dapur

"Astaga sayang , kenapa kamu membawa sampah masyarakat je rumah kita " omel Tania saat ia baru menyadari bahwa putra nya pulang tidak sendiri

"Mah , jangan bicara sembarangan begitu lagi ya Mah. karna bagaimana pun Krystal sekarang sudah menjadi istri Vero sekarang"

"Apa? "

"Kamu gila ya , apa sih yg kamu lihat dari sampah masyarakat ini hingga kamu menjadikan nya Istri mu nak. seharusnya jika kamu butuh istri , kamu bilang ke Mama sejak awal. dengan begitu nanti akan Mama carikan pendamping yg sederajat dengan kita nak " lanjut Tania dengan angkuh menatap remeh penampilan Krystal dari atas sampai ke bawah

"Vero sudah besar Mah , Vero bisa cari pasangan sendiri. lagi pula Vero tidak bisa move on dari Krystal Mah , Vero benar-benar tidak mau berjauhan lagi dengan Krystal " bela Vero dengan pandangan tak luput dari wajah Krystal yg begitu cantik di matanya

"Terserah apa kata mu lah Vero , Mama capek sejak tadi pagi berdebat mulu. entah itu sama Papa kamu ataupun si Sri yg terledor menjatuhkan gelas kesayangan Mama " ucap Tania dengan tangan menyilang di atas perut sangat terlihat jelas bahwa ia tengah kesal sekarang

"Mama ini kenapa sih tidak bisa akur banget sama Papa , Vero tuh kadang suka mikir dulu kalian saat bikin Vero itu atas dasar cinta atau karna paksaan? karna Papa sangat terlihat jelas bahwa dia tidak suka dengan ku " pertanyaan yg Vero lontar kan tadi membuat Tania tertawa terbahak-bahak

"Hahahaha , kamu ini ada-ada aja sih sayang. sudah lah , jangan bahas itu lagi. karna di jelaskan pun kamu tidak akan pernah mengerti nak " jawab Tania membuat Vero menganggukan kepala nya , walau dia sendiri masih belum paham maksud Mama nya tadi.

"Ya sudah kalau begitu aku bawa Krystal ke kamar ku dulu ya Mah , aku yakin dia pasti lelah sejak tadi " ucap Vero yg di jawab sebuah anggukan kecil saja dari Tania dan wanita paruh baya itu kembali ke dapur untuk memarahi Ibu Sri

"Ayo sayang , kita naik ke atas buat anak " ucap Vero dengan sangat antusias langsung menarik tangan Krystal begitu saja tanpa menunggu jawaban dari istri nya lagi

************

Rumah Sakit*

Kedua bola mata bulat itu terbuka langsung di sambut wajah Ayah nya yg tengah menatap nya penuh ke khawatiran

"Papa "lirih Lisa dengan suara serak itu berhasil menerbitkan senyuman tipis di bibir Jarwo

" Iya sayang , Papa di sini. Lisa aman sekarang "

"Kenapa aku bisa ada di sini Pah? " tanya Lisa saat ia baru menyadari bahwa ia tengah berada di Rumah Sakit

"Tadi ada warga yg menemukan kamu di jalanan sayang , katanya kamu di temukan sambil memeluk sebuah kucing yg sudah mati " jawab Jarwo berhasil membuat Lisa menjatuhkan air mata nya , ia teringat dengan kucing yg seharusnya ia selamatkan tadi. kini dia telah kembali ke sisi Tuhan tanpa mendapatkan kesempatan untuk sembuh

"Hiks hiks , kucing itu mati Pah. a aku tidak bisa menyelamatkan nya "isak Lisa tiba-tiba , membuat Jarwo langsung membawa putri nya itu ke dalam pelukan nya

" Tidak apa-apa sayang , mungkin Allah jauh lebih sayang pada kucing itu hingga ia mengambil kembali nyawa kucing tersebut "ucap Jarwo membuat tangis Lisa semakin pecah

" Tapi hiks , i ini semua juga salah ku Pah. karna aku yg tidak bertindak cepat , kucing itu hiks jadinya mati dalam pelukan ku "

"Sstttt... , sudah jangan di fikir kan lagi. lebih baik Lisa do'a kan saja yg terbaik untuk kucing itu agar di terima dengan baik di lingkungan baru nya di sana " nasehat Jarwo membuat perasaan Lisa sedikit tenang sekarang , bukti nya ia mengangguk menanggapi perkataan Ayah nya tadi

"Ouh iya Pah , apa aku bisa pulang sekarang? " pertanyaan Lisa kali berhasil melepaskan pelukan antar Ayah dan anak ini

"Kamu mau pulang? " tanya Jarwo yg di balas anggukan cepat dari Lisa

"Kalau begitu kamu harus melakukan Kemoterapi lebih dulu " ucap Jarwo dengan tegas membuat Lisa merengek tak terima

"Aaaa... , aku tidak mau di Kemo . nanti kalau kepala ku botak , aku jadi Upin & Ipin dong Papa . dan aku akan di panggil Barbie botak seumur hidup ku oleh teman-teman ku . pokoknya aku tidak mau di Kemo " rengek Lisa membuat telinga Jarwo terasa panas mendengar suara cempreng anak gadis nya ini

"Sayang , mengerti lah. Kemo yg kamu jalani nanti sangat berpengaruh untuk kesehatan mu kedepan nya , kalau kamu terus menunda-nunda Kemoterapi ini. Kanker itu semakin ganas menggerogoti tubuh mu sayang , dan Papa tidak ingin sesuatu hal yg buruk menimpa mu sayang "penjelasan Jarwo kali ini seperti nya berhasil membujuk putri semata wayang nya yg keras kepala itu

" Baiklah , aku mau menjalani Kemoterapi itu. dengan syarat , aku tidak mau mereka memotong rambut ku "

"Tapi kalau tidak di potong bagaimana bisa sembuh sayang? " tanya Jarwo tak habis fikir jalan fikiran putri kesayangan nya ini

"Ya itu terserah Papa lah , uang Papa kan banyak. jadi gunakan lah uang-uang mu itu untuk mencari tau jawaban nya " ketus Lisa lalu ia berbaring kembali di bansal nya , meninggal kan Ayah nya yg tengah frustasi akibat ucapan nya barusan.

"Kekeke , maaf Pah aku telah membohongi mu " kekeh Lisa dalam hati setelah seluruh tubuh nya di tutupi oleh selimut tebal


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C24
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login