Tubuh Anin merosot. Dirinya terduduk di lantai tepat di depan tubuh Radit yang sudah terkulai lemas.
"Ma-af-kan... sa-ya... I-ni.. ada-lah.. pe-ngor-banan.. ter-akhir sa-ya..." ucap Radit dengan nafas tersenggal-senggal.
Anin menangis. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya saat ini.
Kepala Anin lalu mendongak. Karena tepat di samping tubuh Radit, ada Arga yang berdiri dengan pistolnya.
"Aku gak nyangka bahwa kamu benar-benar tega sekali, Ga... aku gak nyangka bahwa kamu akan membunuh Radit di acaranya sendiri.. Aku gak nyangka Ga.. aku gak nyangka.. Aku benci sama kamu!! Kamu pembunuh!!" ucap Anin menatap Arga dengan sorot mata tajam penuh dengan kebencian.
Arga menggeleng lemah.
"Bukan.. bukan aku yang menembak Radit, nin... bukan aku... kamu jelas-jelas bisa melihat bahwa aku tidak melakukan apa-apa tadi.. tetapi tiba-tiba.. tiba-tiba ada tembakan dari arah barat... bukan aku pelakunya nin.. bukan.." ucap Arga.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!