Download App
2.72% Dear Pak Polisi.. / Chapter 11: Part 11

Chapter 11: Part 11

"Assalamualaikum mama!!" ucap Anin sedikit teriak saat memasuki rumahnya dan tak menemui sosok mamanya di sana.

"Waalaikumsalam non Anin..." ucap pembantu Anin.

"Bi, Mama ke mana?" tanya Anin.

"Nyonya tadi pamit ke luar non... Katanya mau ke Rumah Sakit.."

"Ha? Ngapain? Kok tumben?"

"Saya kurang tahu kalau itu non... "

"Oh yaudah deh... Bi, udah masak kan?"

"Udah non... Semuanya udah Bibi siapin di meja makan."

"Ok siap... Makasih bi"

"Iya non.. Kalau begitu bibi ke dapur ya non.. Mau cuci piring."

"Ok." balas Anin.

"Nyokap lo ke Rumah Sakit nin?" tanya Vio.

"Iya palingan nemuin bokap gue." ucap Anin.

"Papa kamu sakit?" tanya Radit.

"Eh bukan pak... Papa itu dokter"

"Oh saya kira papa kamu lagi sakit."

"Enggak kok alhamdulillah dia sehat terus."

"Syukurlah.."

"Yaudah ayo ke ruang makan.. Kita makan dulu. Dah laper kan?"

"Ayo pak, biasanya nih pembantu Anin kalau masak menunya banyak heheh" ucap Vio.

"Wahhh sepertinya saya akan nambah ini." canda Radit.

"Boleh dong... "

"Tumben lo nin" Ucap Vio.

"Tapi jangan lupa bayar kalau dah selesai makan yaw"

"Hahahah gila lo nin dosen juga dipalak"

"Hahah enggak kok pak canda "

"Heheh iya nin.. Yaudah ayo dong makan.. Saya udah laper banget ini."

"Ok kalian duluan aja ya, gue mau ke kamar bentar."

"Sip... Ayo pak" ajak Vio dan mereka pun berjalan menuju dapur.

.....

Hanan menenangkan dirinya di apartemen miliknya. Ia duduk bersandar di sandaran tempat tidur.

"Anin lagi ngapain ya?? Coba aku dm deh.." monolog Hanan dan langsung mencari akun sosial media Anin. Ia lalu mengirim pesan pada Anin.

'Nin....'

Ketik Hanan.

Di lain tempat, Anin mendudukkan diri di tepi kasur. Ia mengambil ponselnya dan membukanya.

"Hanan..?? Apa ini Hanan si polisi itu?" gumamnya. Ia lalu memeriksa direct message yang masuk.

"Profilnya kok gambar kartun muslim sih? Kok gak pakai muka sendiri ya? Ah cek aja deh dari pada penasaran juga.." akhirnya Anin membuka isi pesan itu.

'Nin....'

'Ya?'

Balas Anin.

Di tempat Hanan..

Hanan tersenyum saat melihat balasan dari Anin.

'Kamu udah pulang ngampus?'

Kirim Hanan.

Anin mengerutkan keningnya melihat pesan dari Hanan yang selanjutnya.

'Udah.. Kenapa?'

Hanan merasa bahwa Anin mulai meresponnya dengan baik.

'Saya boleh gak minta nomor kamu?'

Anin langsung menatap horor ponselnya.

"Ngapain dia minta nomor gue?" gumam Anin.

'Buat apa?'

'Ada beberapa hal yang ingin saya bahas.'

'Penting?'

'Tentu...'

'Yaudah nih 0852****'

Thanks nin... Semoga saya tidak mengganggu.'

'Iya enggak... Btw, bapak gak kerja?'

'Saya ambil cuti..'

'Kenapa? Bapak sakit?'

Di lain sisi, Hanan tersenyum melihat kiriman pesan khawatir dari Anin.

'Hanya kurang enak badan saja..'

'Ya Allah... Jadi bapak udah berobat?'

'Gak nin... Saya baik-baik aja kok..'

'Bohong deh bapak... Bohong dosa lho..'

'Kamu khawatir?'

Deg!

Jantung Anin langsung berdetak.

"Gue kenapa sih? Apa gue khawatir sama dia? Gak mungkin dong..." gumam Anin.

'Ih geer bapak...' balas Anin.

'Kalau kamu khawatir, bawain saya makanan dan obat dong ke sini..'

'Lah emang bapak di mana sekarang? Mama Papa bapak ke mana?'

'Saya sendirian...'

'Ya Allah... Yaudah deh nanti saya usahain buat ke sana... Bapak sharelock ya..'

'Kamu yakin?'

'Iya... Hari ini mood saya lagi baik.. Jadi saya mau terus berbuat baik.'

'Wah alhamdulillah... Syukurlah...'

'Iya... Yaudah saya mau makan siang dulu ya pak...'

'Siap... Makan yang banyak ya.. :)'

'Ok siap pak '

....

Vio dan Radit tengah menikmati makan siang mereka di rumah Anin.

"Kok Anin lama banget Vi?" tanya Radit.

"Mungkin dia sholat dulu pak.." Balas Vio sambil mengunyah.

"Oh iya ya saya juga belum sholat sih.."

"Yaudah bareng aja entar sama saya pak.."

"Saya maunya bareng Anin Vi.."

"Yeee si bapak kelihatan banget naksir temen saya.."

"Kamu jangan cemburu gitu dong."

"Idih siapa yang cemburu pak? Saya udah punya kaleee"

"Halu"

"Bapak tuh halu... Anin mana mau sama bapak.."

"Ah sok tahu kamu... Saya kan ganteng."

"Ganteng aja gak cukup buat dia pak.."

"Terus apa dong?"

"Kalau soal ganteng, cowok-cowok yang deketin Anin itu semuanya ganteng pak.."

"Terus ada gak yang jadi?"

"Ya adalah.. "

"Ohya?"

"Iya..."

"Saya gak nyangka kalau saingan saya sebanyak itu."

"Gitu deh... Anin itu dari dulu emang banyak peminatnya cuma dianya aja yang gak pernah ngerespon."

"Kamu tahu gak kenapa dia seperti itu?"

"Masa lalunya pak.. Maaf saya gak bisa cerita karena itu privasi Anin.."

"Iya saya paham Vi... "

"Iya pak... Tapi sebenarnya Anin itu baik banget pak..."

"Saya tahu kalau dia memang baik. Walaupun tatapan dia tajam, jarang ngomong, mukanya datar bin ketus tapi saya tahu dia baik."

"Cinta tuh emang gitu ya pak... Ngerih banget "

"Maksud kamu?"

"Kita bisa buta dalam segala hal hanya karena cinta." ucap Vio sendu.

"Kamu ada problem dengan cinta?"

"Enggak sih pak.. Tapi ya gitulah.."

"Vi, saya mungkin dosen yang galak, sombong, pelit nilai, tapi satu hal yang ingin saya ajarkan ke kamu, apa pun masalah kamu, jangan jadikan itu beban. Jalani dengan ikhlas, kamu pasti bisa segera keluar dari setiap masalah kamu."

"Thanks pak... Thanks banget.."

"Sama-sama Vi... Kamu sudah sangat banyak membantu saya.."

"Iya pak... Saya harap saat bapak telah berhasil mengambil hati Anin, bapak tidak akan pernah mengecewakannya."

"Saya berjanji.."

"Saya pegang janji bapak.."

...

Setelah selesai sholat, Anin lalu merapikan hijabnya dan menemui Vio dan Radit.

"Huuhhh... Kelamaan ini pasti mereka nungguin aku.." gumam Anin. Ia pun berjalan ke luar kamar menuju ruang makan. Saat berada di ruang makan, Ia menemukan keduanya telah menyelesaikan makannya.

"Eh? Udah selesai?" tanya Anin.

"Iya nin.. Lo lama banget sih" ucap Vio.

"Maaf ya nin kalau kamu mendahului kamu karena kami juga kejar waktu untuk zuhur." ucap Radit.

"Ah iya gak apa-apa pak... Oh iya, kalau mau sholat, di mushola rumah ini aja. Vio tahu kok tempatnya.. Kalian bisa jamaah kan?" ucap Anin tersenyum.

"Yaudah yuk pak sholat" ajak Vio.

"Kami tinggal sebentar ya nin.." ucap Radit.

"Iya pak.." balas Anin.

Anin pun mengambil makanannya dan makan. Setelah selesai, ia mengambil rantang kecil dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk yang ada. Ia lalu membawa rantang itu ke mobilnya. Setelahnya ia kembali lagi ke ruang makan dan melihat pembantunya tengah membereskan meja makan.

"Eh bibi... Maaf ya bi ngerepotin."

"Udah tugas bibi kok non.."

"Yaudah kalau begitu Anin ke depan dulu ya bi.. nanti kalau teman Anin tanya bilanga aja Anin di ruang tamu."

"Siap non.."

Anin mengangguk dan pergi.

Yeay!!!

Update lagi!!!

Alhamdulillah...

Thank you all <3


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login