Pagi ini Qia berangkat naik angkutan umum, sedangkan Janu tadi berangkat bersama Flora. Mobil Flora tadi dua ban bagian beakangnya kempes, jadi Flora tadi meminta Janu untuk berangkat bersamanya. Dengan wajah sombongnya tadi ia naik ke atas motor Janu seraya menatap Qia. Qia pun hanya menatap malas Flora yang seolah-olah berkata jika dirinya menang dari Qia.
Qia tidak mempedulikan sikap Flora, ia pun segera berjalan keluar dari halaman depan panti dan pergi ke halte yang dekat dengan panti. Di dalam bus itu, Qia hanya diam saja dengan kepalanya yang ia sandarkan di kaca jendela. Segala hal kini rumit di dalam kepalanya.
Di satu sisi ia membutuhkan pekerjaan, tetapi di sisi lain ia tidak bisa jika harus terus berada di dekat Kenan. Apa lagi perkataan Kenan kemarin begitu menyakitkan. Padahal ia tidak bermaksud untuk tidur bersama dengan Raka, hanya saja situasinya saat itu membuatnya akhirnya tertidur dalam pelukan Raka.