Jam istirhat selesai, Qia dan Sisilia turun ke bawah dan pergi ke ruang pantry. Qia mengambIl air minum karena tadi ia lupa membeli minum. Telpon kantor pun berdering dan di angkat oleh Qia.
"Hallo," ucap Qia setelah telpon tersambung.
"Kamu kemana aja dari tadi?" tanya Kenan dengan suara meninggi hingg Qia memejamkan matanya karena telinganya sakit mendengar teriakan Kenan.
"Ada apa ya, pak? Apa ada yang perlu saya buatkan untuk bapak?" tanya Qia seraya tersenyum karena ia tidak mungkin memasang wajah malas di depan Bu Ari, Sisilia dan juga Mawar.
"Keruangan aku sekarang!"]tegas Kenan. Rasanya saat ini Qia ingin sekali berkata. "Aku enggak mau!" kemudian menutup telponnya. Sayangnya posisinya saat ini sama sekali tidak bisa membuatnya bersikap seperti itu.
"Baik, pak," jawab Qia. Ya, itu jawaban yang bisa Qia lakukan. Mau bagaimanapun dalam hatinya kini mengandung banyak umpatan, ia tidak bisa mengungkapkannya sama sekali.