Download App
40% Rift Raider King / Chapter 3: Friendship

Chapter 3: Friendship

Seminggu berlalu setelah insiden Saitama. Tim yang dikirim ke salah satu Rift Saitama tidak ada yang kembali. Ditambah lagi ada pria berpakaian serba hitam yang keluar dari Rift itu dan menghilang tanpa jejak. Pria itu disebut sebagai The Black Ghost dan insiden ini dikenal dengan Insiden Black Rift.

"(Uh. Ini keterlaluan. Sejak kapan aku mulai suka mencuri. Aku harus segera mencari uang untuk bertahan hidup. Lalu mencari Paman Adam, Kakek Arno, Alifa dan Sin. Terutama kakakku.)"

Daniel duduk di salah satu bangku Taman Saitama. Tangannya memegang dango. Dia selalu menyelinap ke sudut-sudut bayangan untuk mengambil makanan. Pernah dua hari yang lalu, saat dia mencoba memesan makanan. Entah bagaimana dia bisa membaca kanji dan hiragana, padahal dia tidak pernah melihatnya.

Penampilan Daniel telah diubahnya, agar tidak dapat dilacak oleh orang-orang Saitama. Sekarang dia memakai mantel abu-abu bertudung dan celana hitam. Dia mendapatkannya dari hasil Shadow Step nya.

Setelah menghabiskan dango nya, Daniel memutuskan untuk pergi dari Taman Yokohama. Saat dia berjalan, ada yang menabraknya.

"M-maaf. Aku tidak melihat anda."

"Ah, gak apa-apa."

Pria itu merapikan barang bawaannya yang tercecer di bawah. Daniel memperhatikan pria itu dengan teliti. Pria itu berkacamata dengan rambut abu-abu pendek. Saat pria itu sudah berdiri, Daniel dapat melihat matanya. Biru laut yang tenang.

"S-sin?"

"Hah? M-maaf, anda siapa?"

"Ini aku, Daniel." Daniel pun membuka tudungnya.

"D-daniel? Ini beneran kau?"

"Iya ini aku! Satu-satunya Daniel yang kau kenal."

Mereka berdua tersenyum. Sin mulai berkaca-kaca. Dia langsung memeluk Daniel.

"Baiklah, kau ikut aku dulu. Aku harus ke kantor untuk mengantar berkas-berkas ini."

"Siap." Daniel mengikuti Sin menuju mobilnya.

"Wow, kereta apa ini Sin?"

"Ini dinamakan mobil. Daniel, tolong simpan pertanyaanmu dulu. Aku akan menjawab semuanya saat ini selesai."

Daniel menghela nafas dan masuk ke mobil.

-

Butuh waktu satu jam perjalanan dari Taman Yokohama menuju kantor Sin bekerja. Sesampainya di sana, Sin memarkirkan mobilnya di depan gedung kantornya.

"Baiklah, kau tunggu di sini. Aku tidak akan lama. Ingat! Tunggu di sini."

"Baik, tuan. Hahaha."

*bluk*

Pintu mobil tertutup. Daniel memperhatikan isi mobil Sin. Di kursi belakan terdapat kertas-kertas berserakan. Daniel melihat kertas bertulisan Guild Rising Hope, Guild Sword God, Guild Green Hell tapi itu tidak menarik minatnya. Akhirnya dia melihat kertas bertuliskan [News Around The World] lalu dia memungut kertas itu. Di sana ditulis bahwa dunia ini telah berubah. Mulai dari Massive Catastrophe, munculnya Rift dan Guild dengan hukum barunya, dan juga Rifters.

"(Wow. Apa aku pindah dunia? Ternyata lingkaran hitam di duniaku menyambungkan dunia ini engan duniaku melalui Rift. Aku penasaran apa saja isi Rift Rift itu ya. Omong-omong, aku tidak menemukan Artifact satupun di gua itu. Apa si suara misterius itu merupakan Artifact?)"

*cklek*

"Aku selesai." Sin membuka pintu mobil dan langsung masuk.

"Ah, kertas itu. Berita yang lama sekali. Aku yakin sekarang ada banyak pertanyaan di pikiranmu. Aku antar kau ke apartemenku."

"I-iya."

-

"Argh! Aku gak peduli. Aku ingin kau temukan The Black Ghost, segera!" Guro mengamuk di ruangannya, meneriaki pria yang ada di hadapannya.

"Aku sudah mengerahkan orang-orang untuk mencarinya tapi dia bagaikan hantu. Tidak ada catatan apapun tentang pria yang berpenampilan seperti dirinya."

"Neo. Aku mau tahu penyebab Masame tidak bisa kembali. Penyelidikan Rift itu tidak akan lengkap tanpa dia, The Black Ghost."

"Iya aku tahu itu. Bersabarlah. Aku yakin dia tidak akan ke mana-mana. Kurasa dia orang yang baru di Jepang."

"Kuharap begitu."

Kepala Guro mulai tenang. Asistennya, Neo pun bernafas lega.

-

Di suatu tempat, tepatnya ruang rapat. Terdapat lima orang duduk melingkar.

"Bagaimana? Ada kabar tentang The Black Ghost?" Seorang pria dengan suara berat memulai percakapan.

"Aku tidak menemukan apapun." Suara wanita menyautinya.

"Sama, aku juga." Suara pria tegas ikut membalas.

"Aku tidak tahu, mungkin ini bisa dibilang petunjuk." Pria yang memakai kacamata sedang fokus terhadap sesuatu.

Sorot cahaya keluar dari bingkai kacamatanya. Membentuk siluet dan lingkungan taman. Rekaman itu berisi dua orang pria sedang bertabrakan, satu memakai kacamata dan satunya lagi bertudung dan membawa dango. Rekaman berlanjut sampai si pria bertudung itu membuka tudungnya.

"Stop disitu, 03.. Aku yakin itu dia, The Black Ghost." Pria bersuara berat tadi menghentikan laju rekaman yang dikeluarkan 03.

"Apa kau yakin?" Suara kakek-kakek ikut berbicara.

"Iya, aku setuju dengan Raizar. Aku juga tidak begitu yakin." Suara beda dari yang lainnya setuju dengan kakek-kakek yang bernama Raizar.

"04, sudah kubilang, tidak ada yang menyebut nama! Hanya kode."

*brak*

Pria bersuara berat menghentakkan tangannya ke meja. Berusaha meredam amarahnya.

"Ya ya, maaf aku keceplosan. 01."

"02, cari tahu tentang pria berkacamata itu."

"Kutemukan daritadi. Dia cukup memiliki nama. Dia merupakan asisten dari salah satu Legion nya Rising Hope." Satu-satunya wanita di meja itu yang dipanggil 02 menjawab.

02 menggerakan tangannya seperti gesture layar sentuh. Ternyata itu hasil dari Artifact nya.

"Baiklah, mulai awasi mereka. Pertemuan selesai."

-

Matahari sudah beristirahat.

Sin menceritakan kisahnya saat tiba di dunia ini. Bahwa mereka pindah dunia ke dunia yang sangat modern. Dia tiba di dunia ini 2 tahun yang lalu, yaitu tahun 2050. Dunia ini terdapat banyak negara. Negara yang mereka tinggali bernama Jepang. Mereka berada di Prefektur Saitama. Dia sadar bahwa dunia sudah berubah, jadi dia memutuskan untuk menjadi Rifters. Beruntung, dia dapat bergabung di guild nomor satu sedunia meskipun jabatannya tidak begitu tinggi. Dia dikenal orang-orang sebagai Shinki Tani. Dia juga sudah berusaha untuk mencari informasi tentang Keluarga Marcelis namun masih belum ada kabar. Sin yang sudah cukup tahu akan keadaan dunia sekarang khawatir dengan Daniel.

"Jadi, apa kau mau gabung di guild ku?"

"..."

"Hei!" Sin menyikut lengan Daniel.

"Ah, iya. Apa?"

"Kau mau gabung di guild ku gak?"

"Hm.. Kurasa aku gak akan gabung di guild manapun. Aku hanya ingin mencari mereka dan kembali ke dunia kita."

"Oh begitu. Kasih tahu aku kalau kau berubah pikiran, ok?"

"Tentu. Lalu Sin, bagaimana caraku bisa dapat uang?"

"Bekerjalah. Karena kau gak mau gabung dengan guild jadi hanya ada pekerjaan biasa untukmu. Memasak, membawa barang, supir atau kau bisa menjual Artifact di pelelangan ataupun di pasar gelap."

"Ah, kurasa aku cocok untuk jual-beli Artifact."

"Tapi pertama-tama, kau harus mendaftarkan diri menjadi Rifters. Besok akan kuantar kau ke Rifters Hall. Tempat itu ada di Tokyo. Untuk sekarang, aku akan memberimu buku-buku tentang dunia ini. Kau sudah bisa membacanya kan?"

"Tentu, terima kasih Sin."

"Yup, senang bisa membantu."

Percakapan berakhir. Sin beranjak untuk mandi, sebelum itu dia mengambilkan Daniel beberapa buku yang dia miliki. Daniel langsung berkutat dengan tumpukan buku yang Sin berikan.

Bulan sudah berada tegak lurus dengan bumi. Sin terlelap dalam tidurnya. Daniel masih berkutat dengan buku-bukunya. Dia sedang membaca buku bersampul hitam dengan logo naga melingkar yang memakan ekornya sendiri. Buku itu berisi legenda bahwa dulu, ribuan tahun yang lalu, dunia masih berisikan afinitas sihir dan manusia hidup berdampingan dengan Ras Elf, Ras Monster, Ras Iblis, Ras Malaikat dan Ras Bayangan. Keenam ras menyepakati bahwa ras akan dibagi menurut kekuatannya namun Ras Manusia berada di tingkat terakhir. Tingkatan ini diberi nama Exceeds. Tidak lama setelah Exceeds terbentuk, Ras Malaikat dan Ras Bayangan mendapat Oracles bahwa suatu hari akan ada perang besar antar-ras yang akan terjadi di dunia. Perang itu disebut dengan The Great War. Oracles berlanjut bahwa di perang besar itu, akan muncul pahlawan dari salah satu ras yang akan mengakhiri perang itu. Pahlawan itu disebut dengan The Peacekeeper dan hanya dia yang bisa mengetahui rahasia The Great War. Mengetahui ini, Ras Malaikat dan Bayangan mengadakan rapat antar-ras untuk membahas kedamaian dunia. Damai menyelimuti dunia pada saat itu.

Suatu ketika, terjadi cinta terlarang antara Ras Elf dengan Ras Bayangan yang melahirkan makhluk baru. Mereka menyebut itu Ras Elf Malam. Karena Ras Elf Malam selalu di diskriminasi oleh Ras Elf, Ras Elf Malam yang didukung oleh Ras Bayangan akhirnya melawan Ras Elf. Perang hebat terjadi. Perang itu berlangsung selama 500 tahun. Dirasa perangnya berkepanjangan, Ras Iblis dan Ras Monster bergabung dengan tujuan mempercepat akhirnya perang agar Exceeds dapat mengatasi perang yang dikatakan dalam Oracles. Yang terjadi adalah perang semakin lama. 2000 tahun berlalu, Ras Malaikat yang merasa kasihan dengan keadaan dunianya bergabung dalam perang. The Great War terjadi. Ras Manusia yang tidak ingin ikut campur harus merasakan pahitnya peperangan karena hampir seluruh wilayahnya menjadi medan perang. 100 tahun Ras Manusia dalam persembunyian. Munculah talenta dalam Ras Manusia. Seorang wanita yang dapat menguasai ke sembilan afinitas yaitu api, udara, tanah, air, petir, cahaya, kegelapan, ruang, dan waktu. Dia bernama, Aki. Dia juga disebut-sebut merupakan sosok The Peacekeeper untuk mengakhiri The Great War. Ras Manusia pun keluar dari persembunyian nya. Hanya butuh 10 tahun bagi Aki untuk mengakhiri The Great War. Dia mengakhirinya dengan memindahkan masing-masing ras ke dimensi yang berbeda. Ras Manusia bersorak ria menyambut kedamaian yang dibawa Aki ke dunia. Mereka menetapkan bahwa hari ini masa akan berganti. Masa peperangan dan sebelumnya mereka sebut Dark Era (DE) dan sesudah itu adalah Common Era (CE). Aki membuat keputusan bahwa dia tidak akan memiliki keturunan dan ilmunya tidak akan dia ajarkan kepada siapapun. Tentu saja ini menjadi hal yang sangat kontroversial. Namun, apadaya mereka hanya bisa menuruti keinginan Aki.

Waktu berlalu, dia pun meninggal karena umur pada tahun 101 CE. Itu membuat Aki menjadi orang dengan umur terpanjang dalam sejarah manusia dengan umur 134 tahun. Cerita buku itu berakhir. Daniel sangat puas dengan bacaan itu. Dia tak habis pikir bahwa perang bisa memakan waktu yang sangat sangat lama. Dia hanya bisa berharap bahwa itu tidak akan pernah terjadi lagi. Sesaat setelah itu, Daniel terlelap.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login