Download App
71.42% My Teacher is My Husband (MTiMH) / Chapter 5: Lima

Chapter 5: Lima

Seperti biasa Pak Shin menjemputku, aku langsung masuk ke mobil setelah dia datang. Sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengan adanya Pak Shin. Saat di perjalanan kami hanya diam, hanya musik yang memecah kesunyian di mobil. Aku memandangi jalanan di luar jendela, aku suka melihat salju dan tanpa aku sadari aku tersenyum.

"Kamu suka salju?" Ujar Pak Shin membuatku terkejut.

"Emm." Jawabku tanpa menoleh ke arahnya.

Kemudian dia fokus menyetir lagi dan tidak bertanya lagi. Aku merasakan ponselku bergetar dan segera mengangkatnya.

"Yomseyo?" Ujarku

"Hari ini kamu berangkat sekolah kan?" Ujarnya

"Iya, ini aku sudah dijalan. Ada apa menelponku?" Ujarku

"Tidak, aku hanya ingin mendengar suaramu Nana." Ujarnya

Aku tertawa, dasar aneh pikirku. Pak Shin melirikku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Dan melanjutkan obrolanku dengan Hyun Jong.

"Oh iya besok kita jadi nonton kan?" Ujarnya

"Tentu saja, aku sudah memberitahu Na Ri. Bagaimana dengan Ji Tae?" Ujarku

"Aku juga sudah memberitahunya. Besok aku jemput ya, biar Ji Tae yang jemput Na Ri!"

"Baiklah. Sudah ya aku sudah sampai di sekolah." Ujarku sambil mematikan telepon.

Aku meminta Pak Shin menepikan mobil di depan halte biasanya namun, dia tidak mendengarkan aku dan tetap menjalankan mobil ke parkiran sekolah. Aku marah padanya, aku tidak mau teman-temanku curiga padaku. Terlebih pada saat aku sakit itu sudah menjadi pusat perhatian karena dia memapahku ke mobil. Aku hanya tidak mau terlibat dalam gosip di sekolah, terutama aku tidak ingin mencari masalah. Namun seolah Pak Shin tidak peduli tentang pemikiranku. Saat ini bahkan dia menggenggam tanganku dan menarikku agar mengikutinya. Semua orang memandang ke arah kami, ini pemandangan yang tidak pantas menurutku. Aku mencoba melepaskan tanganku namun dia terlalu kuat.

"Ah appo…lepaskan aku!" Ujarku

Dia tidak peduli dan terus menarikku. Saat ini aku ingin menangis, aku berusaha menahan air mataku. Kenapa dia sangat kasar padaku. Aku tidak bisa membaca pikiran si menyebalkan ini. Dia baru melepaskan tanganku saat tiba di ruang UKS, mengapa dia membawaku ke sini. Entahlah, aku tidak tahu. Saat ini aku sangat marah dan sedih, air mataku tiba-tiba meluncur bebas. Dia menatapku kemudian berkata,

"Apa kamu sudah punya kekasih? Jawab dengan jujur!" Ujarnya lembut

"Apa urusannya denganmu? Kamu bukan siapa-siapaku." Ujarku dengan nada tinggi.

Dia mengusap wajahnya, menahan emosi. Aku melangkah menjauh darinya namun dia meraih tanganku dan menahanku. Saat ini aku sudah tidak menangis, hanya air mataku yang masih membasahi pipiku.

"Aku mau ke kelas, lepaskan aku!" Ujarku

"Aku tunanganmu!" Ujarnya

Aku terkejut dengan ucapannya. Tunangan apa, aku bahkan tidak tahu dia tunanganku. Bagaimana bisa dia mengatakan hal yang tidak masuk akan seperti itu. Meski terkejut aku melepaskan tanganku dan berlalu meninggalkannya. Apa maksudnya berkata seperti itu, aku tidak mengerti. Aku berjalan menuju kelas, namun aku tidak memperhatikan jalan dan berakhir aku menabrak seseorang dan jatuh. Lututku terasa sedikit perih namun aku tidak menghiraukannya. Setelah meminta maaf aku kembali berjalan menuju kelasku.

Na Ri menyambutku dengan semangat namun aku hanya senyum tipis ke arahnya. Dia tahu aku tidak baik-baik saja, namun dia tidak memaksaku untuk mengatakan padaku. Tak lama Pak Shin masuk ke kelasku aku tidak menyadari kedatangannya jika Na Ri tidak menepuk bahuku. Dengan gugup aku memimpin seluruh siswa untuk memberi salam. Selama pelajaran berlangsung aku tidak fokus mengikutinya hingga jam istirahat datang. Aku kembali memimpin seluruh siswa untuk memberi salam. Aku tidak berniat untuk ke kantin, aku menghabiskan waktu istirahatku di kelas. Aku menyandarkan kepalaku diatas meja. Na Ri tadi ke kantin dan kembali dengan membawakanku susu dan sandwich. Namun aku tidak berniat memakannya. Na Ri mengkhawatirkan aku, aku hanya bilang bahwa aku baik-baik saja. Kemudian pelajaran berikutnya dimulai hingga jam sekolah berakhir. Aku tidak berniat pulang bersama Pak Shin setelah kejadian tadi pagi. Aku meminta Na Ri menemaniku jalan-jalan ke air mancur di pusat kota, di sana pasti sangat ramai. Na Ri dengan senang hati menemaniku, aku bersamanya naik bus ke rute tersebut. Kami duduk dibangku taman dengan meminum coklat panas. Karena tidak mau diganggu aku mematikan ponselku, sekarang sudah pukul 20.00. Ibuku menelpon Na Ri dan bertanya apakah aku bersamanya.

"Apa Nana bersamamu Na Ri? Apa dia baik-baik saja?" Ujar Ibuku

"Nde ahjumma. Sepertinya suasana hati Nana sedang tidak baik." Ujar Na Ri

Na Ri berbisik-bisik saat menerima telepon dari ibuku. Karena aku tadi memintanya untuk tidak memberitahu siapapun. Suasana hatiku benar-benar buruk hari ini, aku ingin melupakan hal yang tidak mengenakkan pagi ini dengan menikmati suasana malam. Meski udara sangat dingin tapi aku masih ingin disini, aku tahu jika aku pulang pasti si menyebalkan itu ada di rumahku.

"Nana sebaiknya kita pulang. Di sini sangat dingin, kamu kan baru saja sembuh." Ujar Na Ri

"Kwencana Na Ri. Ini sudah malam, aku takut ibumu mencarimu. Kamu pulanglah dulu, aku masih ingin disini!" Ujarku

"Kalau begitu aku akan menelpon Hyun Jong agar menemanimu nde!" Ujarnya

Aku hanya mengangguk. Saat ini aku tidak ingin pulang. Tak lama Hyun Jong datang, lalu Na Ri pulang.

"Jaga dia ya! Aku pulang dulu!" Ujar Na Ri

Hyun Jong mengangguk kemudian duduk di sebelahku. Dia tidak banyak bicara, sepertinya dia tahu saat ini aku tidak ingin diganggu. Dia memakaikanku sarung tangan tanpa bicara, aku menoleh ke arahnya dan tersenyum. Tiba-tiba aja aku ingin menangis, aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Hyun Jong meminjamkan bahunya padaku dan mengelus rambutku. Setelah cukup lama menangis Hyun Jong akan mengantarku pulang. Dia merapatkan syal yang ku pakai dan menghapus jejak air mataku.

"Tunggu di sini, aku akan mengambil mobilku." Ujarnya

Aku mengangguk dan menunggunya. Aku merasa nyaman di dekat Hyun Jong meski kami belum lama saling mengenal. Tak lama Hyun Jong sudah ada di depanku, dia turun dan membukakan pintu untukku namun tanganku di tarik seseorang. Orang menyebalkan itu kenapa ada di sini, dia menarikku namun aku berontak.

"Terima kasih sudah menjaga Nana. Kamu bisa pulang biar Nana saya antar." Ujarnya pada Hyun Jong.

Hyun Jong tidak ada pilihan lain dan menuruti perkataan Pak Shin. Aku terus berontak saat dia menarikku kemudian dia menggendongku paksa dan menurukanku di mobilnya. Dia memasangkan sabuk pengamanku, langsung duduk di kursi kemudi dan mengunci pintu mobil. Aku berusaha membukanya namun percuma, tanpa banyak bicara dia melajukan mobilnya.

"Turunkan aku!" Ujarku

Dia tidak menghiraukan ucapanku dan tetap melajukan mobilnya. Aku semakin membencinya.

"Kau tahu betapa khawatirnya orang tuamu? Kenapa pergi tanpa memberitahu dan mematikan ponsel." Ujarnya marah

"Tidak ada urusannya denganmu. Aku akan melakukan apapun yang aku mau." Ujarku tidak mau kalah.

Dia menepikan mobilnya dipinggir jalan dengan mendadak, dan diam sejenak sebelum akhirnya membuka suara.

"Kamu adalah tanggung jawabku. Jadi semuanya ada kaitannya denganku. Kamu tunanganku!" Ujarnya menahan emosi.

"Hah sejak kapan kamu menjadi tunanganku. Apa kamu memiliki hak untuk marah padaku? Orang tuakulah yang bertanggung jawab atas diriku bukan kamu. Kamu hanyalah guruku jadi bersikaplah sebagai guruku." Ujarku

Aku tahu dia sangat marah, aku mengamati raut wajahnya yang merah padam. Dia berusaha mengontrol emosinya.

"Aku tahu ini mendadak dan membuatmu terkejut, tapi perlu kamu tahu orang tua kita sudah menjodohkan kita sejak lama. Aku harap kamu bisa menerimanya." Ujarnya lembut

"Mereka bahkan tidak mengatakan apapun padaku, bagaimana bisa aku menerimanya? Aku baru mengenalmu, bahkan sekarang aku membencimu. Kenapa aku harus menjadi tunanganmu? Tidak ada alasan untukku….." Ujarku tiba-tiba terputus karena mulutku tidak dapat berbicara saat ini.

Si menyebalkan itu memelukku, dan entah kenapa aku membeku dan tak bisa melanjutkan bicaraku. Oh Tuhan jantungku ingin melompat keluar. Dia tidak lagi bicara dan menjalankan lagi mobilnya. Dia mengantarku pulang, aku langsung turun setelah sampai tanpa menoleh padanya. Terlihat ayah dan ibuku sudah menungguku mereka langsung memelukku setelah aku dihadapan mereka. Kami pun masuk ke dalam, aku berniat untuk ke kamar namun ayah memanggilku. Kami berkumpul di ruang keluarga termasuk di menyebalkan itu.

"Sepertinya kamu sudah tahu tentang perjodohan ini sayang?" Ujar Ayah

"Maksud Ayah apa? Perjodohan? Aku harap itu tidak benar yah!" Ujarku kesal karena lagi-lagi suasana hatiku berubah.

"Dengarkan dulu ayahmu sayang!" Ujar Ibu

Ayah menjelaskan semuanya padaku, bahwa memang benar orang menyebalkan itu adalah tunanganku. Aku kesal setengah mati, aku hanya bisa mengumpat di dalam hati. Ayah bilang pertunangan kami akan dilangsungkan setelah aku lulus SMA. Aku terkejut, apa semua ini aku bahkan belum menerima perjodohan ini sekarang pertunangan. Wah ini membuatku gila.

"Yah aku tidak menyukainya. Jadi batalkan saja perjodohan ini!" Ujarku memelas.

"Kamu pasti akan menyukai Jun Young nanti. Ayah tidak bisa membatalkan perjodohan ini, karena dialah yang bisa menjagamu." Ujar Ayah

"Tapi yah…" Ujarku sambil menatap ibu. Ibu hanya menyuruhku menerima perjodohan ini. Tidak ada lagi yang bisa membelaku, aku sedih. Aku melirik orang menyebalkan itu, dan dia tersenyum diatas penderitaanku. Aku membencinya, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan makhluk menyebalkan seperti dia. Apa ayah tidak ingin melihatku bahagia. Aku beranjak dari sana dan menuju kamarku. Aku mengunci pintu kamarku dan menghempaskan diri di atas tempat tidur. Ibu khawatir padaku dan membujukku untuk membuka pintu namun aku tidak menghiraukannya. Aku sangat kesal dan marah karena terlalu lelah aku tertidur.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login