=Ami POV=
Aku berdiri di luar ruang jenazah bersama dengan Laya, sam dan Ander. Kami biarkan Fine sesegukan menangis di atas tubuh kaku bocah berambut coklat terang. Aku tidak ingin mendekat, karena aku tidak ingin ikut terlarut dalam sedihnya.
Aku melihat kesedihan mendalam pada Fine. Seperti yang tadi ia katakan padaku, dia sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan desa tanpa sempat mengatakan kata perpisahan pada seluruh keluarganya disana.
Dia tadi juga sempat bercerita sedikit mengenai hubungannya dengan Elvano yang sudah sangat dalam seperti saudara kandung yang sesungguhnya. Aku melirik Laya, sedikit terlintas dalam benakku apa yang akan kulakukan jika kelak dia meninggalkanku, atau sebaliknya. Apakah kami akan saling menangisi?
Bang Raffan dan bang Arlan datang dari arah yang sama, mereka ikut berkumpul dengan kami yang telah bersiap untuk pulang ke Barat.