Kalau sudah mendengar seperti itu, mana mungkin Lisa tega untuk mengirim William kembali ke sekolah asrama? Bukannya membawa bocah lelaki itu ke sekolah lagi, yang ada ia akan mengeluarkan William dari sekolah asrama dan memasukannya ke sekolah umum!
Selama beberapa saat ke depan Lisa benar - benar tidak tahu harus mengatakan apa. Kedua bola matanya terasa panas dan ia tahu sebentar lagi air mata akan mengaliri pipinya. Wanita itu mengerutkan bibir bawahnya, mengekspresikan betapa besar rasa sedihnya mendengar permintaan William.
"Baiklah, Mama janji untuk ngga bawa kamu ke sekolah selama beberapa hari ke depan. Mama bisa ijinin kamu ke kepala sekolah dan meminta ijin untuk libur selama beberapa hari." Balas Lisa sambil berusaha untuk menahan air matanya.