Seharian Lisa tidak dapat fokus di kantor. Napas Lisa sedikit tersengal seiring dengan detak jantungnya yang tidak teratur. Pikirannya masih tertambat pada bayang - bayang Oscar yang sebentar lagi tidak akan ia temui lagi di masa deoan. Tidak di Jakarta. Pria itu akan pergi selamanya dari ibu kota, entah ke mana Lisa tidak tahu tetapi ia sangat yakin pria yang pernah menjadi mantan suaminya itu akan terbang ke lain benua untuk tinggal bersama dengan Clara.
Sebuah kenyataan pahit yang mau tidak mau harus Lisa telan. Jemari - jemari lentik Lisa mengetuk permukaan meja kerjanya dengan irama yang tidak beraturan. Ekspresi wajahnya tampak gelisah. Lisa beringsut dari tempat duduknya lalu menopang kepalanya dengan kedua telapak tangan. Wanita itu memejamkan mata, mencoba menenangkan diri.