Ruangan itu kembali sepi senyap. Dinginnya suhu ruangan semakin turun seiring dengan terbenamnya matahari.
Menunggu merupakan hal yang sangat membosankan, apalagi jika dalam keadaan buta sementara seperti Lisa saat ini. Tidak ada hiburan lain selain meringkuk, merebahkan tubuhnya yang lesu, dan mendengarkan suara - suara senyap dari balik pintu kamar.
Seberapa fokus apapun Lisa menatap suatu benda di dalam ruangan itu, tetap saja bayangan benda yang dimaksud terlihat kabur. Sudah sehari sejak ia kecelakaan namun pengelihatannya belum pulih juga.
Jadi beginikah rasanya jadi orang rabun?
Ketika jam menunjukkan pukul 3 sore, seorang perawat datang membawa sebuah nampan ke dalam kamar Lisa. Si perawat meletakkan nampan itu di atas meja dekat tempat tidur sambil menepuk bahu Lisa. "Selamat sore, waktunya makan nona Lisa."
Sebagai balasannya, Lisa menoleh ke bayangan semu si perawat itu lalu tersenyum.