Niat awalnya memang hanya membeli beberapa alat tulis, namun ketika matanya bertemu dengan ratusan buku yang tertata rapi di rak, Auliya tidak bisa menahan hasratnya untuk tidak membeli buku. Setidaknya tiga buku yang dia peluk saat ini sudah cukup menahan tangannya untuk tidak mengambil buku lagi. Meski hanya melihat-lihat, Auliya terus mengingat jatah bulanannya yang menipis.
"Aul, udah dapet bukunya?" Sheril menghampirinya dengan dua buku materi untuk kuliah mereka.
"Udah. Ini yang kemarin di referensi sama Bu Nove tapi yang satunya nggak ada."
"Ya udah, besok kita cari di toko lain."
Seseorang memanggil Auliya ketika akan menuju kasir. Gadis itu menoleh penasaran dan cukup terkejut melihat laki-laki itu lagi. Dua orang laki-laki mengekor dibelakangnya. Namun yang membuatnya sedikit heran, laki-laki itu mengenakan seragam dinas militernya. Bahkan mereka berada di tempat umum.
Auliya hanya menatap laki-laki itu malas ketika dia tersenyum padanya.
"Selesai kuliah?" Menatap Sheril sejenak lalu berfokus pada Auliya. Namun gadis itu hanya menjawab dengan gumaman. Dan laki-laki itu meresponnya dengan senyum lebar.
Auliya berniat mengabaikan laki-laki itu, namun Sheril bertanya pada Auliya. "Kenalanmu?"
"Bukan, teman kakakku."
"Aku dan Auliya juga berteman." Sahut laki-laki itu.
Auliya menoleh dengan cepat, melotot padanya. Namun laki-laki itu masih menanggapinya dengan senyum manis.
"Kalau begitu kami pemisi. Have a nice day." Memberi hormat pada kedua gadis itu lalu pergi bersama teman-temannya.
This is my bad day, you know. Batin Auliya menatap kepergian laki-laki itu.
— New chapter is coming soon — Write a review
You may also Like
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT
Cerita Kita
Author: mustika_dinda© WebNovel
Chapter 1: First Time
Auliya memeriksa hasil foto yang dia ambil sejak tadi. Matanya melirik laki-laki disampingnya sebentar kemudian kembali pada kameranya. Namun dia tidak bisa fokus memeriksa hasil fotonya.
Sedikit kesal, Auliya kembali menatap laki-laki itu. Dia tersenyum kecil sambil menopang dagu menatap Auliya. Dahi gadis itu berkerut tajam. "Apa ada yang salah dengan wajahku?"
Laki-laki itu semakin melebarkan senyumnya. "Tidak ada."
Jawaban itu membuat Auliya semakin kesal dan laki-laki itu menyadarinya. Dia menegakkan tubuhnya, tidak melepaskan senyum manisnya.
"Aku hanya suka melihat wajah seriusmu."
Mata Auliya menyipit tidak suka. Dia tidak pernah suka di rayu oleh laki-laki. Matanya berkeliling mencari sosok kakakknya, berniat meminta tolong. Dan hari itu dia sedang tidak beruntung. Kakaknya terlihat sibuk mengobrol dengan teman-temannya. Jika sudah begitu, tidak ada yang bisa menarik kakaknya keluar dari lingkaran itu jika bukan suatu hal yang mendesak.
Menyebalkan. Mendengus kecil, Auliya beranjak pergi.
Laki-laki itu ikut berdiri dan mengikuti Auliya dengan santai. Di antara kerumunan orang-orang di sekitar air terjun, Auliya berusaha mencari jalan agar bisa terlepas dari laki-laki itu. Tapi entah kenapa laki-laki itu selalu bisa menemukannya dan berada di belakangnya tidak lebih dari tiga meter.
Auliya tidak tahan. Dia berbalik. "Bisa tinggalkan aku sendirian?!"
Namun hal berikutnya membuat Auliya tertegun. Seorang bapak-bapak menatapnya bingung dan cukup tersinggung. Dia melihat laki-laki itu berada tepat di belakang bapak itu, menahan tawanya.
Cepat-cepat Auliya meminta maaf lalu berbalik pergi. Tidak menghiraukan laki-laki itu yang masih terus mengikutinya.